tiga puluh: membuat kenangan baru

261 51 10
                                    

Sudah satu minggu lamanya sejak syuting pertama Chanyeol untuk acara kencan. Jadwal lelaki itu sangat padat hingga tidak setiap hari Naeun dapat melihatnya. Bahkan tiga hari terakhir Naeun tidak pernah lagi melihat batang hidung Chanyeol. Ia hanya tahu bahwa lelaki itu pergi pagi dan baru pulang ketika sudah sangat larut.

Langit hari ini pun sudah hampir kembali gelap ketika Naeun melangkah keluar dari rumahnya. Ia mendapat pesan dari ibunya untuk datang ke sebuah restoran italia yang tak terlalu jauh dari tempat tinggal mereka. Belakangan ini ia selalu pulang lebih cepat dari biasanya karena para anggota exo sendiri sedang menjalankan promosi di luar kantor.

Tin!

Naeun segera menepi begitu mendengar suara klakson dari arah belakang. Ia kira ia menghalangi mobil tersebut, tapi ia tahu bukan seperti itu ketika melihat mobil siapa yang kini berhenti di sampingnya.

"Kau tampak kecewa melihatku." ucap Sehun setelah melihat reaksi Naeun yang langsung kehilangan senyumannya.

Naeun tertawa kecil namun tidak menunjukkan kebahagiaan. Tentu saja ia kecewa ketika ia pikir ia akan melihat Chanyeol duduk di balik kemudi mobil itu. "Apa yang kau lakukan disini?" tanya Naeun heran.

"Aku baru saja selesai pemotretan di dekat sini. Kau sendiri mau kemana? Sebentar lagi malam." jawab Sehun.

"Aku ada janji makan malam." jawab Naeun.

"Aku akan mengantarmu." tawar lelaki itu.

Naeun menggeleng. "Kau sebaiknya langsung kembali ke SN." perintah Naeun.

Namun Sehun melambaikan tangannya. "Tidak ada siapa-siapa disana. Mereka semua sedang bekerja di luar." ucapnya.

Naeun baru mengangguk paham. Ia bisa pulang karena mereka semua tanpa terkecuali sudah pergi sejak tadi. "Baiklah kalau begitu." Naeun akhirnya masuk ke dalam mobil sedan tersebut.

"Apa kau satu-satunya yang menganggur sekarang?" tanya Naeun seraya memasang sabuk pengaman.

Sehun mulai kembali melajukan kendaraan ketika menjawab, "Aku melakukan pemotretan bersama Suho tadi. Tapi lelaki itu bilang ia ada janji makan malam dan memintaku kembali ke dorm." Lelaki itu diam sesaat ketika sadar sesuatu. "Kau tidak janji makan malam dengannya 'kan?" Ia menoleh untuk melihat ekspresi Naeun.

Namun Naeun hanya menggelengkan kepalanya dengan wajah datar. "Aku akan makan malam dengan ibuku." jawabnya. Lagipula mungkin ada lebih dari seratus orang yang malam ini ada janji makan malam.

"Restorannya ada di ujung jalan itu." Naeun menunjuk sebuah jalan yang diapit dua gedung tinggi.

Sehun segera membawa mobilnya menuju arah yang Naeun tunjuk. Tak lama kemudian mobil itu sudah terparkir di sebuah parkiran rumput luas bergaya eropa. Restoran itu sendiri terdiri atas kaca-kaca yang memberi kesan luas dengan buliran-buliran salju putih melekat di sekelilingnya.

"Terima kasih sudah mengantar." Naeun melepas sabuk pengamannya.

"Kau tidak akan mengajakku ikut makan malam?" tanya Sehun. Setidaknya akan lebih baik jika Naeun hanya berbasa-basi untuk menawarinya ikut. Namun Sehun seharusnya tahu ia tidak seharusnya mengharapkan itu dari gadis seperti Naeun.

"Tidak." Naeun tersenyum singkat lalu turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam restoran tanpa menoleh lagi ke arah lelaki yang telah mengantarnya.

Sehun mendengus melihat kelakuan teman lamanya itu. Namun pada akhirnya ia tertawa. Gadis itu memang selalu sama. Dingin namun menggemaskan.

Sehun baru saja akan memundurkan mobilnya ketika ia melihat sebuah ponsel tergeletak di kursi yang sebelumnya Naeun duduki. "Gadis ceroboh." gumamnya lalu mengambil ponsel itu.

ReplayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang