Pikiran Naeun terus terpaku pada kejadian kemarin sore. Ia penasaran akan sesuatu tetapi ia tidak bisa tahu jawabannya jika tidak bertanya. Masalah lainnya, ia tidak suka pilihan itu. Ia enggan berbicara lagi dengan orang itu untuk alasan apapun.
Naeun menggeleng-gelengkan kepalanya lalu menekan tombol lift di hadapannya. Ia melipat kedua tangan di depan dada selagi menunggu lift tiba dan pintu terbuka. Kesibukan di sekelilingnya tidak berhasil membuat pikirannya tentang kejadian kemarin teralihkan. Ia masih memikirkan hal itu bahkan saat seseorang meneriakkan namanya dari arah belakang.
"Naeun-ssi!"
Baekhyun tengah berlari kecil ketika Naeun menoleh. "Apa kau baik-baik saja? Kudengar kemarin kau jatuh pingsan." ucapnya ketika tiba di sebelah Naeun.
"Iya.."
"Kukira kau kelelahan hingga pingsan karena aku." lanjut Baekhyun yang membuat Naeun sadar bahwa lelaki di sebelahnya ini sedikit bodoh.
"Sebenarnya aku belum merasa sehat saat ini." jawab Naeun, berharap Baekhyun tidak akan memintanya mengantar kopi hari ini.
Mata Baekhyun segera melayu. Entah karena lelaki ini polos atau bodoh, namun ia tampak iba. "Kau harus istirahat lebih lama." Ia menepuk kepala Naeun.
"Jangan menyentuhnya seperti itu." ucap satu orang lainnya yang baru tiba di antara mereka. "Banyak mata melihat."
Baekhyun dan Naeun menoleh ke arah orang yang baru tiba itu. "Kau harus baik-baik padanya. Kudengar dia pingsan di sebelahmu." ucap Baekhyun melihat Chanyeol yang berdiri disana.
Chanyeol menoleh ke arah Baekhyun namun tidak menatap Naeun sama sekali. "Bukankah seharusnya sebaliknya?" ucapnya datar.
"Ada yang ingin kubicarakan denganmu." ucap Naeun setelah berpikir selama sepuluh detik.
Chanyeol kembali menatap ke arah lift. "Kau tidak perlu mengucapkan terima kasih." jawabnya.
Naeun mendengus mendengar jawaban yang ia dapatkan. "Aku bukan ingin berterima kasih."
"Kurasa kita sudah setuju untuk tidak bicara satu sama lain."
"Ada hal mendesak yang ingin kutanyakan padamu, Chanyeol-ssi." Naeun menekankan nama lelaki itu di akhir kalimatnya. Ini pertama kalinya ia memanggil nama lelaki itu dengan tepat.
Chanyeol melirik Naeun dari sudut matanya. Namun ia tak menjawab sama sekali dan masuk ke dalam lift yang pintunya baru saja terbuka. Baekhyun dan Naeun ikut masuk ke dalam lift dan mereka bertiga saling terdiam selagi lift mulai naik.
"Aku benar-benar harus bicara padamu." ucap Naeun saat lift tiba di lantai tiga.
"Kau harus turun sekarang." jawab Chanyeol bersamaan dengan lift tiba di lantai empat.
"Bukankah kau terlalu kasar?" komentar Baekhyun yang sedari tadi hanya mendengarkan.
Naeun menghela nafas ketika pintu lift sudah terbuka. "Dia memang tidak bisa diharapkan." gumam Naeun lalu melangkah keluar dari lift.
---
"Lebih baik aku mendengar kau mengamuk dari pada berkata seperti tadi. Itu lebih mengerikan." ucap Baekhyun ketika mereka tiba di ruang santai yang juga terletak di lantai tujuh.
Ruangan itu cukup luas dengan dua sofa panjang terletak di sudut ruangan yang menghadap televisi. Di sisi lain ruangan itu terdapat kaca sepanjang dinding yang langsung menghadap ke arah kota Seoul yang sibuk. Gedung-gedung tinggi tampak tertata rapi sepanjang jalan di perkotaan dengan pohon-pohon hijau mengintip dari bawah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Replay
FanfictionSon Na Eun, seorang gadis yang selalu jauh dari dunia hiburan kini harus bekerja di salah satu perusahaan agensi terbesar di Korea Selatan. Hari-harinya tidak mudah sejak hari pertama ia bekerja di perusahaan tersebut dan semakin buruk setelah dirin...