Kerumunan tidak kunjung bubar walaupun acara konferensi hari itu sudah selesai. Para penggemar masih terus berteriak antusias di tengah dinginnya udara. Namun hari sudah gelap, mengharuskan acara hari itu diakhiri.
Perilisan album terbaru grup idola exo berjalan dengan sangat lancar juga dipenuhi dengan antusias yang tinggi. Dengan begitu, pekerjaan pertama Naeun berjalan dengan sukses. Gadis itu pantas diberi ucapan selamat yang setara dengan pekerja lainnya yang terlibat dalam pembuatan hingga perilisan album ini.
"Naeun-ah! Kau sudah bekerja keras!" Baekhyun menghambur ke pelukan Naeun tepat setelah turun dari panggung.
Naeun yang sejak awal berdiri di belakang panggung—jauh dari segala media, hampir terjatuh karena dorongan lelaki itu. "Kau juga sudah bekerja keras, Baek-ssi." Naeun menepuk-nepuk punggung Baekhyun.
"Jangan buat aku harus melukaimu." Chanyeol menarik paksa Baekhyun dari pelukan Naeun dan menahan lelaki itu dalam kuncian tangannya.
"Kau terlalu protektif." keluh Baekhyun tidak percaya.
Chanyeol hanya menatap lelaki itu dengan tatapan tajam yang mengintimidasi.
"Aku mengerti. Aku akan pergi." Baekhyun menepuk tangan Chanyeol agar segera melepaskannya. "Sampai bertemu di restoran." ucapnya pada Naeun.
Naeun mengangguk. Mereka semua sudah menyewa sebuah restoran untuk merayakan keberhasilan hari ini.
"Ikut aku." Chanyeol menarik Naeun tanpa ragu, membuat mereka berada di tempat yang lebih jauh lagi dari sorotan media.
Naeun tidak membantah. Ia sendiri merindukan genggaman lelaki ini. Mereka tidak pernah bertemu sejak seminggu yang lalu. Baru hari ini mereka kembali lagi bertemu.
Chanyeol menghentikan langkahnya lalu berbalik menghadap Naeun. Tangan lelaki itu masih menggenggam tangan Naeun, khawatir gadis itu akan lari darinya. "Kenapa kau sangat sulit untuk aku hubungi? Kau bahkan tidak pernah ada saat aku mencarimu. Jika kau tidak mengirim pesan singkat setiap harinya, mungkin aku akan mengacak-ngacak Seoul untuk menemukanmu." oceh Chanyeol panjang lebar.
Namun Naeun hanya tersenyum mendengarnya. "Aku merindukanmu." ucap gadis itu yang langsung membuat Chanyeol membeku di tempat.
"Apa yang baru saja kau katakan tadi?" tanya Chanyeol, masih tidak percaya apa yang dikatakan oleh Naeun.
Naeun tersenyum nyaris tertawa. "Aku merindukanmu, Park Chan Yeol-ssi." ulang gadis itu.
Chanyeol mengeratkan genggaman tangannya. "Aku juga." ucap lelaki itu dengan senyum melebar. Amarah yang sebelumnya hadir sudah pergi tanpa sempat pamit.
"Kau memang selalu merindukanku." goda Naeun dengan senyum jahil.
Chanyeol segera melepaskan genggaman tangannya. "Kau selalu membuat aku terlihat seperti satu-satunya orang yang menginginkan hubungan ini." keluh lelaki itu.
"Benarkah? Memangnya apa yang aku lakukan?" tanya Naeun datar.
Chanyeol dibuat jengkel oleh gadis di hadapannya. Lelaki itu hanya menggertak kesal. "Kau bahkan tidak pernah bilang bahwa kau menyukaiku." ucapnya.
"Kenapa kau selalu membahas soal itu?" tanya Naeun heran. Ia hanya tidak mengutarakan perasaannya terhadap Chanyeol dengan cara itu.
"Itu sangat mudah untuk dilakukan tapi kau bahkan enggan mengatakannya." keluh Chanyeol lagi, masih membahas masalah yang sama.
"Jika itu mudah maka itu tidak berarti." Tanpa sengaja Naeun mendelikkan matanya.
"Apa?"
Naeun kembali menatap Chanyeol. "Sesuatu yang sering kau lakukan akan menjadi tidak berarti karena kau akan terbiasa dengan itu. Aku hanya tidak ingin sesuatu yang berarti malah menjadi sesuatu yang sudah biasa." jelas gadis itu panjang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Replay
FanficSon Na Eun, seorang gadis yang selalu jauh dari dunia hiburan kini harus bekerja di salah satu perusahaan agensi terbesar di Korea Selatan. Hari-harinya tidak mudah sejak hari pertama ia bekerja di perusahaan tersebut dan semakin buruk setelah dirin...