empat puluh: takdir

564 67 47
                                    

—Dua tahun kemudian.

Tepuk tangan menggema di seluruh ruangan besar itu. Tak sedikit orang berdiri untuk memberi penghargaan tertinggi pada para model serta sang perancang busana yang berdiri di tengah mereka. Baru satu tahun sejak brand tersebut muncul namun nama itu sudah berhasil menembus pasar Kanada. Nama dari seorang model juga penyanyi veteran Han Jan Mi turut membantu dalam penjualan brand tersebut. Namun tetap semua usaha dilakukan oleh sang anak Son Na Eun, sejak kepindahannya ke Kanada dua tahun silam.

Setelah sambutan penutup, para model juga sang perancang pun turun mengosongkan panggung. Naeun melompat ke pelukan ibunya begitu ia  tiba di belakang panggung. "Ibu! Aku sangat senang!" jerit gadis itu lalu memeluk ibunya dengan erat.

"Kau berjuang sangat keras selama dua tahun ini. Kau berhak mendapatkannya." Janmi menepuk-nepuk punggung anaknya.

Naeun melepas pelukannya. "Ayo kita makan steak malam ini." Ia bertepuk tangan dengan ria.

"Wah apa kau yang akan membayarnya?" goda Janmi.

"Tentu saja." jawab Naeun dengan bangga.

Kedua wanita itu akhirnya tertawa bersama. Hubungan mereka semakin dekat seiring berjalannya waktu. Banyak memori baru yang mereka bentuk sejak kepindahan mereka ke Kanada. Naeun juga bisa mengunjungi makam ayahnya disini. Semuanya menjadi lebih baik sejak ia pindah kemari.

"Marcella, someone's looking for you." ucap salah satu staf Naeun.

Naeun menoleh dengan heran. "Who?" Ia tidak yakin memiliki janji dengan seseorang.

"He said he is your old friend."

Naeun menaikkan salah satu alisnya heran. "Aku akan kembali." ucap Naeun pada ibunya sebelum melangkah keluar untuk melihat siapa lelaki yang mengaku sebagai teman lamanya itu.

"Congratulation, Naeun-ah."

Naeun nyaris tidak percaya siapa yang ada di hadapannya. Ia nyaris menjerit ketika melihat lelaki yang tersenyum padanya itu. "Bagaimana kau bisa ada disini?" tanya Naeun lalu memeluk lelaki itu.

Lelaki itu tertawa lalu membalas pelukan Naeun. "Aku nyaris tidak mengenalimu karena semua orang disini memanggilmu Marcella. Bahkan kau memakai nama itu untuk merk pakaianmu." ucap lelaki itu.

"Lalu aku harus menggunakan namamu, Baekhyun-ssi?" gurau Naeun. Namun wajahnya masih berseri-seri melihat lelaki yang sudah sangat lama tidak ia temui.

Baekhyun tertawa mendengarnya. "Sekali lagi selamat." ucap Baekhyun lalu menyerahkan satu buket bunga kepada gadis itu.

"Terima kasih banyak." Naeun menerima buket bunga itu dengan senyum lebar. Ia sangat senang karena bertemu dengan Baekhyun. "Tapi bagaimana bisa kau berada disini?" tanya Naeun heran.

"Temanku mengajakku untuk menghadiri acara ini. Setelah aku cari tahu ternyata kau sang perancang yang sedang dibicarakan seisi Kanada." puji Baekhyun namun sesuai dengan fakta yang sesungguhnya.

Naeun tersanjung mendengar pujian yang diberikan oleh Baekhyun. "Bagaimana bisa kau ada di Kanada?" tanya Naeun lagi.

Baekhyun tampak kecewa dengan pertanyaan kali ini. "Apa kau tidak peduli lagi pada kami sampai kau tidak tahu bahwa kami akan mengadakan konser disini dua hari lagi?" tanya lelaki itu kembali.

Naeun menutup mulutnya yang menganga karena terkejut. Ia sungguh tidak mengetahui hal itu. Ia terlalu sibuk belakangan ini untuk mengikuti perkembangan informasi dunia hiburan. "Aku benar-benar tidak tahu." ucap gadis itu menyesal.

ReplayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang