dua puluh tujuh: kembali bekerja

275 53 12
                                    

"Kau mau mati?"

Suho menatap lelaki di hadapannya dengan tajam. Ia bisa saja benar-benar membunuh Chanyeol saat ini juga. Tapi mengingat ia masih membutuhkan bocah itu maka ia mengurungkan niatnya. "Pertama kau kabur dari rumah sakit kemudian kau mencuri mobilku." Suho menjelaskan ulang kesalahan Chanyeol hari ini.

"Yang penting sekarang aku disini," jawab Chanyeol tak acuh. "Begitu pula mobilmu."

Suho mendengus kesal mendengar jawaban yang dilontarkan lawan bicaranya. "Bukan itu masalahnya. Ini masalah tanggung jawabmu sebagai anggota." tegur lelaki itu lagi.

"Aku tidak kabur ketika sedang bekerja dan aku mendapat hari libur karena kaki ini. Aku hanya menggunakan hari liburku dengan tidak berbaring seharian di tempat tidur." jawab Chanyeol sangat lancar seakan ia sudah mempersiapkan jawaban itu sebelumnya.

Suho menghela nafas, kali ini pasrah. "Aku bahkan tidak bisa berkata apa-apa lagi." Lelaki itu pun kembali duduk di ruang santai dorm mereka.

Chanyeol tersenyum penuh kemenangan karena berhasil membungkam mulut cerewet milik Suho. "Kurasa kau butuh hiburan, hyung." ucap lelaki itu sebelum ikut duduk di samping Suho.

"Aku sedang mencarinya." Suho mengambil remote dan menyalakan televisi di hadapan mereka. "Hei idolamu ada disana." Suho menyikut lengan Chanyeol ketika melihat Han Jan Mi menjadi bintang tamu disalah satu talk show.

Pandangan Chanyeol langsung terfokus pada wanita paruh baya di layar kaca itu. "Mereka memang benar-benar mirip." gumam Chanyeol begitu wajah Naeun langsung terlintas dipikirannya.

"Siapa?" tanya Suho heran namun tidak dihiraukan oleh lelaki di sampingnya. "Kau selalu seperti ini jika melihat Han Jan Mi." decaknya.

Chanyeol tidak menjawab perkataan lawan bicaranya. Tapi apa yang dikatakan lelaki itu memang benar. Ia selalu sama ketika sedang melihat Han Jan Mi. Ia selalu terbayang gadis kecil yang kini ia ketahui sebagai Son Na Eun.

---

Hari ini Naeun benar-benar harus pergi bekerja. Ia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya lagi. Jika ia tidak pergi bekerja hari ini, ia tidak akan menyalahkan orang lain jika dirinya dipecat. Sebenarnya bukan masalah besar jika ia dipecat dari perusahaan hiburan itu karena ia sendiri merasa tidak seharusnya berada disana. Namun ia hanya akan pergi setelah pekerjaan pertamanya selesai. Cukup sampai perilisan album terbaru yang kini sedang ia kerjakan.

Gadis bermantel tebal itu baru saja tiba di ujung jalan ketika sebuah mobil sedan berhenti di sebelahnya. Ia menghentikan langkahnya, tahu siapa yang akan ia lihat didetik selanjutnya.

"Naeun-ah."

Naeun menggertakkan gigi melihat Han Jan Mi berdiri tak jauh darinya. Ia tahu hari ini pasti datang ketika wanita itu akan menemuinya. Namun sampai detik ini Naeun masih belum siap untuk bertemu dengan wanita itu.

"Ada yang ingin aku bicarakan." ucap wanita itu melihat Naeun yang tidak memberi respon apapun.

"Aku harus bekerja." ucap Naeun tanpa menatap mata lawan bicaranya.

"Sebentar saja," Janmi bergerak maju, sedikit menghalangi jalan Naeun. "Aku akan mengantarmu bekerja. Kita bisa berbicara selama perjalanan." pinta wanita itu lagi.

Naeun tetap enggan menatap wanita itu. Khawatir dirinya akan menjerit atau yang paling buruk adalah menangis.

"Kumohon." suara Janmi terdengar bergetar dan sangat putus asa.

Naeun masih punya hati. Terutama pada fakta wanita yang memohon padanya sekarang adalah wanita yang telah melahirkannya. Maka ia pun memutuskan untuk mengikuti permintaan Janmi.

ReplayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang