sembilan belas: buat ini berhasil

334 63 24
                                    

"Apa dia marah padaku? Sebenarnya siapa yang salah sekarang?" gumam Naeun melihat Chanyeol terus menghindar darinya seharian. Sejak kejadian di studio rekaman kemarin, keduanya tidak lagi saling bicara. Ia sendiri tidak mengerti apa alasan dibalik itu semua.

"Kau sedang bicara dengan siapa?"

Naeun melompat mundur dari kursi ketika Baekhyun tiba-tiba muncul di sampingnya. "Kau harus berhenti tiba-tiba muncul seperti itu." keluh Naeun. Ia sudah terlalu sering dikejutkan dengan cara itu.

Baekhyun menggaruk belakang kepalanya. "Aku rasa aku sudah ada disini sejak tadi." gumamnya.

Naeun mengerjapkan mata berkali-kali. Ia rasa dirinya yang tidak menyadari kehadiran Baekhyun sejak beberapa saat yang lalu. "Ada apa?" tanya Naeun, cukup yakin ada sesuatu yang ingin ditanyakan Baekhyun padanya.

"Sebenarnya aku punya dua pertanyaan." jawab Baekhyun lalu menggeser kursi yang ia duduki untuk lebih mendekat ke arah Naeun.

Naeun menghela nafas. Ia cukup yakin tidak ingin mendengar pertanyaan yang akan diajukan oleh lelaki di sampingnya.

"Apa kau dan Chanyeol bertengkar lagi?"

Ia benar-benar tidak ingin menjawabnya. Tapi akhirnya gadis itu hanya bisa berkata, "Bukankah kita memang selalu bertengkar?" tanya Naeun.

"Ah, kau benar." Baekhyun mengangguk-angguk setuju. "Tapi kali ini kalian tidak saling berteriak satu sama lain. Kurasa kali ini benar-benar serius?" tanyanya lagi.

Kali ini Naeun tidak bisa menjawab. Ia sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya didebatkan oleh dirinya dan Chanyeol. Yang ia tahu hanya fakta bahwa keduanya tidak bisa berbicara dengan nyaman saat ini.

"Jika kau tidak bisa menjawab yang itu, aku masih punya pertanyaan lain." lanjut Baekhyun melihat Naeun hanya terdiam.

Naeun menatap lelaki itu dengan tajam. "Aku benar-benar benci semua pertanyaanmu." ucapnya.

Baekhyun hanya tersenyum lebar lalu menunjukkan layar ponselnya ke gadis itu. "Bantu aku menjawab pesan-pesan dalam bahasa inggris ini. Kata Sehun kau mahir berbahasa inggris?"

"Aku hanya bisa. Tidak mahir." jawab Naeun lalu mulai membaca pesan-pesan dari penggemar Baekhyun di luar negeri.

Setelah membalas beberapa pesan dalam bahasa inggris, Naeun kembali sibuk dengan layar laptopnya. Gadis itu kini berada di ruang rapat di lantai tujuh. Ruang yang kemarin ia gunakan bersama seluruh anggota grup exo. Ia akan lebih sering berada disini mulai sekarang dibandingkan di departemennya.

"Bagaimana kau bisa mudah belajar bahasa inggris?" tanya Baekhyun. Mata lelaki itu masih terpaku pada layar ponsel, membaca pesan-pesan yang tak berhenti masuk ke dalamnya.

Naeun pun masih terpaku pada laptopnya. "Kau tidak akan percaya jika aku mengatakannya." jawabnya tanpa menoleh.

"Coba saja."

"Aku bisa melakukannya begitu saja."

Baekhyun kini menoleh ke arah gadis itu. "Apa maksudnya?"

"Aku bisa melakukannya setelah lupa ingatan."

"Hei! Jelaskan padaku." Baekhyun menarik tangan gadis itu agar berhenti bekerja. "Lupa ingatan katamu?"

Naeun terdiam sejenak untuk berpikir. "Sekitar sepuluh tahun yang lalu mungkin?" Ia tidak yakin. "Aku mengalami kecelakaan sehingga lupa ingatan dan sudah bisa berbahasa inggris ketika sadar." jelasnya.

Baekhyun menatapnya dengan kagum. "Kau serius?"

"Untuk apa aku bercanda?" decak Naeun. Ia tidak pernah terlalu memikirkan hal itu. Lagipula itu terjadi ketika ia masih kecil. Tidak ada hal yang penting. "Kurasa aku sebenarnya seorang jenius. Bukankah begitu?" Ia tersenyum lebar.

ReplayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang