"Lihat gadis kasar itu." Chanyeol berdecak melihat Naeun yang melangkah keluar dari studio dengan menghentakan kaki. Di mata Chanyeol tingkah gadis itu sungguh kekanak-kanakan.
Chanyeol pun duduk di hadapan Baekhyun dan menaruh box yang ia bawa di sebelah box yang dibawa Naeun. "Kau menjadikannya pengantar kopi?" tanyanya.
Baekhyun mengangkat kedua bahunya. "Lebih tepatnya, aku menyelamatkan pekerjaannya." Ia memasang wajah angkuh.
"Benarkah?"
"Tentu saja." Baekhyun melipat kedua tangan di depan dada.
Plak!
Chanyeol mendaratkan pukulan tepat di dahi Baekhyun. "Bodoh. Untuk apa kau melakukannya?"
"Hei!" Baekhyun menggeram kesal lalu meraih lengan lelaki di hadapannya untuk ia gigit.
Chanyeol segera menarik paksa lengannya dari gigi-gigi Baekhyun. "Hyung! Bisakah kau berhenti menggigit orang?" Ia mengelus lengan yang hampir saja mendapat bekas gigitan.
"Kalau begitu kau harus berhenti mengatakan aku bodoh." balas Baekhyun.
"Lagi pula untuk apa kau menyelamatkan pekerjaannya bahkan membuatnya menjadi pengantar kopi? Aku bahkan tidak tahan melihatnya satu kali dan kau membuat aku harus melihatnya setiap hari." keluh Chanyeol lalu mulai mengambil segelas kopi yang sejak tadi hanya tergeletak di sebelahnya.
Baekhyun menjentikkan jari tepat setelah Chanyeol selesai bicara. "Itu dia. Melihat kau bertengkar dengan gadis itu lebih membantu melepas lelah dari pada secangkir kopi." Ia tertawa lepas begitu melihat ekspresi Chanyeol yang menganga tak percaya.
"Apa itu lucu?" Chanyeol mengerutkan wajahnya kesal.
"Bukankah kau yang paling sering tertawa di antara kita semua? Kenapa kau tidak ikut tertawa sekarang?" ledek Baekhyun yang semakin membuat Chanyeol naik darah.
"Senang melihatmu bahagia." Chanyeol berdiri dan pergi keluar dari studio. Ia masih sempat mendengar tawa Baekhyun saat ia menutup pintu studio.
"Kau mau kemana?" tanya Suho saat berpapasan dengan Chanyeol di depan pintu studio. "Sebaiknya kau tetap disini. Di bawah sedang banyak wartawan."
"Aku tidak akan lama." jawab Chanyeol lalu kembali melangkah menuju lift.
Ia pun masuk ke dalam lift dan menekan angka tiga. Ia hanya ingin melihat seseorang dengan begitu rasa kesalnya akan segera memudar. Ia harus mengembalikan mood-nya. Namun sepertinya ia salah memilih waktu. Setibanya di lantai tiga, ia tidak hanya melihat Namjoo, namun juga teman gadis itu yang baru saja ia lihat tidak lebih dari lima belas menit yang lalu.
"Apa kau harus selalu muncul di hadapanku?" tanya Chanyeol begitu tiba di hadapan Namjoo juga Naeun.
Naeun mendelikkan matanya. "Aku yang pertama tiba disini."
"Kurasa kalian sering bertemu?" tanya Namjoo melihat sapaan kedua orang di depannya.
Naeun hanya menggeleng. "Aku akan memberi rekaman ini kepada wakil manajer. Terima kasih." Ia membungkuk singkat lalu membalikkan tubuh untuk segera hengkang dari sana.
Chanyeol menahan tangan gadis itu sebelum sempat melangkah menjauh. "Ikut aku." ucap Chanyeol singkat lalu membawa Naeun menuju tangga dan membawanya menuruni tangga satu per satu.
Naeun memberontak di belakang Chanyeol. Ia terus memaksa melepaskan tangannya tetapi percuma saja karena tangan Chanyeol yang lebar mengunci pergelangan tangannya. "Lepaskan aku! Berani sekali kau menyentuhku seperti ini?!" Ia menyentakkan tangan hingga akhirnya berhasil terlepas dari genggaman Chanyeol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Replay
FanfictionSon Na Eun, seorang gadis yang selalu jauh dari dunia hiburan kini harus bekerja di salah satu perusahaan agensi terbesar di Korea Selatan. Hari-harinya tidak mudah sejak hari pertama ia bekerja di perusahaan tersebut dan semakin buruk setelah dirin...