tiga puluh satu: ragu

249 56 2
                                    

Seoguk sudah menunggu di depan pintu masuk dorm ketika Chanyeol tiba. Lelaki berbadan tegap itu melipat kedua tangan di depan dada, siap memenuhi telinga Chanyeol melalui omelannya. Chanyeol hanya bisa merutuki dirinya sendiri di dalam hati. Tentu saja ia tahu ia salah karena pergi ketika syuting sedang berlangsung.

"Kurasa aku tidak harus menjelaskan apa kesalahanmu." ucap Seoguk tanpa berbasa-basi.

Chanyeol menggaruk belakang kepala, kebiasaan jika ia mengakui kesalahannya. "Ada urusan mendadak. Aku minta maaf." jawabnya.

"Urusan apa yang lebih penting dari pekerjaan?" tanya Seoguk yang prioritas utama dalam hidupnya adalah pekerjaan.

"Hanya.." Chanyeol terdiam sejenak. "Sesuatu yang penting." lanjutnya.

Seoguk menghela nafas. Ia tahu tidak ada gunanya memaksa lelaki ini berbicara. Ia tidak akan mengatakan apa-apa jika ia tidak menginginkannya. "Kau bisa selamat karena Chorong mengatakan bahwa hal itu tidak masalah. Gadis itu bilang ia senang karena kau pergi jadi mereka bisa pulang lebih cepat. Tapi aku tahu itu tidak sesuai dengan perasaannya yang sesungguhnya."  jelasnya.

"Mungkin ia benar-benar bermaksud begitu. Bukan hanya aku yang tidak menikmati saat-saat syuting." jawab Chanyeol tak acuh.

Seoguk merubah tatapannya menjadi tajam. "Mungkin bagimu itu hanya salah satu pekerjaan," Nada suaranya ikut menajam. "Tapi bagi beberapa orang, hidup dan mati mereka tergantung pada acara itu. Maka jangan sampai kau membuat acara itu dibatalkan hanya karena urusan penting yang kau sebutkan tadi." jelas lelaki itu dengan tegas.

Chanyeol menghela nafas. Ia tahu apa yang baru saja dijelaskan oleh Seoguk adalah benar. Ia juga sadar bahwa apa yang ia lakukan tadi adalah kesalahan yang sangat ceroboh. "Aku tidak akan mengulanginya lagi." ucap Chanyeol pada akhirnya.

Seoguk akhirnya berhenti berbicara dan menyuruh Chanyeol segera masuk sebelum udara semakin dingin. Maka lelaki itu pun masuk ke dalam dorm yang ternyata hanya diisi oleh Suho dan Sehun yang baru ia lihat dua jam yang lalu. Kedua lelaki itu tengah menonton acara komedi di televisi hingga keduanya tertawa terpingkal-pingkal. Namun atmosfer ruangan itu berubah ketika Chanyeol masuk. Suho berhenti tertawa dan Sehun duduk dari posisi berbaringnya.

"Kau sudah pulang." ucap Sehun ketika Chanyeol melangkah mendekat.

Suho menaruh remote di atas meja lalu sedikit bergeser untuk memberi ruang agar Chanyeol bisa duduk. "Aku sudah mendengar semuanya dari Sehun." ucap lelaki itu ketika Chanyeol sudah duduk di sampingnya.

Sehun segera bersembunyi di balik bahu Suho untuk menghindari tatapan Chanyeol namun percuma saja karena bahu Suho tidak cukup lebar untuk menutupi tubuhnya.

"Tolong jangan beritahu masalah ini pada siapapun. Naeun tidak akan menyukainya." pinta Chanyeol dengan tulus.

Suho menepuk bahu lelaki di sebelahnya yang tampak lelah. "Naeun juga teman kami, Yeol-ah. Menurutmu kami tidak ingin melindunginya?" jawabnya.

"Bukan aku tidak percaya pada kalian," jawab Chanyeol. "Namun segalanya sangat berat bagi Naeun. Aku bahkan tidak bisa melakukan apa-apa untuknya." lirih lelaki itu dengan rasa bersalah.

"Tenanglah, Naeun jauh lebih kuat dari kelihatannya." kini Sehun kembali duduk tegap. "Ia pasti bisa mengatasi semua ini."

Suho mengangguk setuju. "Kita tidak bisa lebih membebaninya karena gagal dalam promosi album. Kau harus ingat, gadis itu yang bertanggung jawab atas promosi album kita." ucap lelaki itu. "Jika kita tidak bisa mengurangi masalah yang ia miliki, setidaknya kita tidak menambah masalah untuk dirinya."

Chanyeol kini mendongak, tidak lagi menunduk. "Kau benar, aku tidak boleh menjadi beban untuknya." jawab lelaki itu lalu terdiam. Ia tengah berpikir, apa selama ini ia salah satu beban bagi Naeun? Apa ia terlalu memaksakan perasaannya? Apa ia terlalu memaksakan hubungan mereka ketika Naeun sudah sangat jelas menentangnya? Apa ternyata yang selama ini ia lakukan hanya menjadi salah satu sumber rasa sakit Naeun? Ia menjadi ragu.

ReplayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang