dua puluh sembilan: berhenti

306 56 11
                                    

Sudah seminggu sejak kecelakaan yang terjadi pada Chanyeol. Kaki lelaki itu kini baik-baik saja. Walaupun masih sedikit sakit ketika ia menggunakannya secara berlebihan, setidaknya perban di kakinya sudah dilepas.

Ia menjadi hiperaktif seperti biasanya. Tidak bisa duduk barang semenit saja. Namun ia tidak bisa diam pagi ini bukan karena ia sedang senang. Tapi karena ia gugup. Syuting acara kencan selebriti akan dilakukan hari ini dan ia masih belum yakin apa hal ini benar untuk dilakukan.

"Kau harus duduk dan berhenti membuat semua orang sakit kepala." Naeun muncul dari balik pintu dan langsung menatap Chanyeol heran. Ia baru saja tiba ketika Suho dan yang lain bilang padanya bahwa Chanyeol tidak bisa berhenti khawatir sejak mereka tiba. "Apa sebenarnya yang kau khawatirkan?" tanya Naeun mendekat.

Chanyeol menghentikan langkahnya lalu menatap ke arah Naeun. "Menurutmu apa yang aku khawatirkan?" tanya lelaki itu kembali.

Naeun mengangkat kedua bahunya tidak acuh. Ia rasa mereka baik-baik saja sejauh ini dan tentang syuting yang akan Chanyeol lakukan hari ini, ia tidak merasa ada hal yang harus dikhawatirkan.

"Sangat banyak hal yang aku khawatirkan sekarang, terlebih tentang dirimu." ucap Chanyeol lalu kembali melangkah bulak-balik dalam ruangan itu.

"Apa yang kau khawatirkan tentangku?"

Chanyeol menghentikan langkahnya lalu menoleh. Ia mengkhawatirkan Naeun, itu jelas. Ia khawatir akan mengganggu perasaan Naeun jika melihat dirinya bersama gadis lain. Ia khawatir ia tidak bisa selalu ada ketika Naeun butuh karena jadwal syutingnya. Terlebih ia khawatir perihal Naeun dengan ibunya. Semua itu membuat Chanyeol khawatir berlebihan karena ia bahkan tidak bisa mengatakannya kepada Naeun.

"Apa yang kau khawatirkan tentangku?" Naeun mengulang pertanyaannya setelah beberapa detik Chanyeol hanya terdiam.

"Aku hanya tidak bisa berhenti khawatir." jawab Chanyeol pada akhirnya.

Naeun menarik Chanyeol dan menyuruh lelaki itu untuk duduk. "Lihat aku." Gadis itu mundur selangkah dan berdiri di depan Chanyeol. "Aku baik-baik saja. Sungguh. Kau harus berhenti mengkhawatirkanku dan mulai mengkhawatirkan dirimu sendiri." ucapnya.

"Bagaimana jika segalanya tidak sesuai dugaanmu selama ini?" Chanyeol bertanya tentang pemikiran Naeun terhadap ibunya sedangkan Naeun berpikir bahwa Chanyeol membicarakan tentang pekerjaan.

"Maksudmu aku salah mengambil langkah?" tanya Naeun. "Aku tahu aku yang menjerumuskanmu dalam masalah ini, karena itu aku sangat ingin kau melakukan yang terbaik."

Chanyeol pada akhirnya hanya bisa menghela nafas. "Aku akan melakukannya untukmu." ucap lelaki itu lalu kembali berdiri.

Naeun tersenyum menatap lelaki yang berdiri dua langkah di hadapannya.

"Kurasa aku layak untuk mendapat sebuah pelukan." ucap Chanyeol datar.

Naeun tertawa kecil mendengarnya. "Aku tidak ingin berlari ke pelukanmu." jawabnya.

"Kalau begitu aku yang akan mendekat." Chanyeol melangkah maju dan langsung membawa Naeun dalam dekapannya. Ia memeluk gadis itu dengan erat, membenamkan wajahnya disela-sela rambut panjang Naeun.

"Kau harus melakukannya dengan baik." ucap Naeun sambil menepuk-nepuk punggung Chanyeol.

Chanyeol mengangguk. "Aku akan menjagamu dengan baik."

---

Namjoo baru saja tiba di lantai tujuh ketika semua orang akan turun menuju lantai dasar. Ia perlu menemui Chanyeol untuk memastikan kaki lelaki itu sudah baik-baik saja. Ia khawatir. Tentu saja mengingat semua hal yang sudah Chanyeol lakukan untuk dirinya.

ReplayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang