delapan belas: bukan urusanku

323 59 15
                                    

Naeun menatap ruangan enam kali enam meter itu dengan mulut menganga. Ia cukup yakin bahwa atasannya sudah mengatur waktu untuk rapat hari ini. Tapi mengapa suasana disana lebih mirip pesta dibandingkan sebuah rapat? Ini sangat berbanding terbalik dengan rapat Naeun terakhir kali di departemennya.

Kedelapan anggota exo duduk melingkar di meja memang sesuai dengan ekspetasi Naeun sebelumnya. Namun kaleng bir dan banyak sampah cemilan serta makanan lainnya tidak pernah ada dibayangan gadis itu. Belum lagi posisi duduk mereka yang jauh dari kata sopan. Apa Hayoung membual ketika bilang jika mereka mudah diajak kerja sama?

"Hei Jongin-ssi, turunkan kakimu dari atas meja." tegur Naeun ketika melewati Kai yang sedang bermain video game dengan kaki lurus ke atas meja.

Kai hanya cengengesan lalu menurunkan kakinya satu per satu. "Kau bicara dengan sangat formal padaku. Padahal usia kita hampir sama." ucapnya.

Naeun duduk di bagian ujung meja sebagai pemimpin rapat. Ia menoleh ke arah Kai sesaat sebelum matanya menyapu semua orang yang ada disana. "Aku tidak yakin harus bicara bagaimana dengan kalian. Selain dengan Sehun, aku tidak merasa nyaman untuk berbicara santai." jawab Naeun.

Seisi ruangan mendadak bungkam lalu menoleh ke arah satu-satunya wanita disana. Mereka tersenyum jahil dan mulai menggoda gadis itu.

"Kau teman sma Sehun 'kan? Pasti senang rasanya bisa bekerja bersama sekarang."

"Kau juga bisa bicara santai padaku. Bagaimana kalau kau memanggilku oppa?"

"Menjijikan, hyung. Kau lebih pantas dipanggil ahjussi."

"Naeun dan Sehun dari sma yang sama? Kenapa aku baru tahu?"

"Sehun dari dulu sangat populer. Banyak gadis yang menyukainya. Apa kau juga salah satu dari gadis yang tergila-gila padanya?"

Naeun menelan ludah mendengar semua perkataan itu. Terlebih pertanyaan terakhir yang diajukan Kyungsoo. Bukankah lelaki itu pendiam? Kenapa bisa menanyakan pertanyaan seperti itu?

"Naeun dulu lebih populer dariku. Mungkin lebih baik mengatakan bahwa aku salah satu laki-laki yang mencoba dekat dengannya." jawab Sehun membantu teman sma-nya itu dan langsung disambut dengan sorakan menggoda dari teman-temannya yang lain.

Ia merendah. pikir Naeun.

"Apa kalian disini untuk mengulik masa laluku?" tanya Naeun ketus. Ia yang sejak tadi sibuk menyambungkan laptopnya pada proyektor kini sudah selesai dan memulai rapat. "Lebih baik kita segera mulai rapat kali ini."

Suasana ruangan itu mendadak berubah menjadi hening. Semua mata kini tertuju pada Naeun dan membuat gadis itu menjadi gugup. Bahkan di depan orang-orang yang sudah dikenalnya ia menjadi segugup ini. "Kenapa kalian semua diam?" Pertanyaan bodoh.

"Kau memang bodoh, Naeun-ssi." gumam Chanyeol yang duduk paling dekat dengan Naeun. Lelaki itu menggeleng-gelengkan kepala seraya menghembuskan nafas layaknya orang tua yang kecewa terhadap anaknya.

"Suasana formal tidak cocok untuk kami, Naeun-ah." ucap Baekhyun. "Bicaralah dengan santai. Seperti yang biasa dilakukan Hayoung."

Suho mengangkat tangannya sebagai izin untuk berbicara. "Kenapa kau menggantikannya?"

"Kau tidak suka? Kalau begitu kita sama." Naeun melebarkan tangannya di depan Suho untuk melakukan high five.

"Kita harus memilih lagu utama sekarang."

Naeun menoleh ke arah Chanyeol. "Apa?"

"Itu." Chanyeol menunjuk layar proyektor yang menampilkan data-data yang masih kosong.

ReplayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang