"Serem juga pas dimarahin sama kamu. Tapi aku gabakalan nyerah, Oya waktu kita seruangan pas ujian semester aku sebenernya udah tau bakalan duduk sama kamu. Haha. Nih Din, sebenernya aku minta ke ayah biar kita sebangku, ayah nolak tapi aku ngancem dia kalo aku gabakalan ikut ujian kalo dia gak ngabulin permintaan aku, dan ayah pun nyerah, saat itu posisi ayah ketua pelaksananya jadi kita duduk bareng deh di ruang 12 selama seminggu. Haha"
Oh jadi gitu rupanya. Hebat banget ektingnya pura-pura mundar-mandir nyari tempat duduk, padahal udah tahu. Dasar!
"Aku balikin uang kamu, dan so pura-pura ngambek padahal hati aku gak karuan deg-degan."
Huu dasar!
"Din"
Aku menoleh.
"Eh iya kak"
"Kakak mau ke kosan, baju kakak udah bau banget nih" katanya sambil memegang bajunya.
"Terus Dini gimana kak?" kataku polos, aku tidak mau ditinggal kak Fathur takut Guntur tiba-tiba datang.
"Ikut hayu" katanya kemudian, sambil tersenyum.
"Ok"
Pak Gurda menyuruh aku ke rumahnya saja, tidak enak kalau laki-laki dan perempuan berduaan di tempat kos.
Benar juga, tapi aku tidak mau ditinggal kak Fathur.
Aku lalu meliriknya.
"Kak"
"Hm"
"Aku gamau ditinggal kakak" kataku memelas, kak Fathur tersenyum.
"Yauda, kakak anter ya" katanya tersenyum.
Aku mengangguk sambil tersenyum merekah.
Rumah pak Gurda berada diperumahan yang jaraknya lumayan dekat dengan rumah sakit, pak Gurda mengantar kami ke rumahnya sedangkan istrinya dia titipkan ke suster.
"Pak, kenapa ga nyuruh Guntur aja yang jagain" saranku memberanikan diri.
Dia diam, lalu menunduk.
"Dia lagi gak ada" Jawabnya datar.
"Gak ada? Gaada ke mana? Masa ibu lagi sakit malah ke mana-mana sih" cibirku.
"Makanya Dini cepet-cepet selesaiin baca bukunya"
Tuh kan soal buku harian itu lagi, ada apa sih memangnya.
"Iya, iya pak nanti Dini selesaiin"
••••
Sesampainya di rumah pak Gurda, dia menyuruh aku menggunakan kamarnya Guntur sementara kak Fathur menggunakan kamar tamu.
Aku takut jika Guntur ada di kamar, aku meneguk salivaku ketika sampai di depan kamarnya.
Duh, kalo dia ada di dalem gimana? Kalo dia tiba-tiba dateng pas aku ganti baju?!
Aku sesegera mungkin menghentikan pemikiran negatifku dan beberapa kali beristigfar.
"Assallamualaikum" kataku sambil membukakan pintu kamar, tidak ada siapapun.
Kamar Guntur dibalut dengan perpaduan warna hitam dan putih.
Itu aku?
Fotoku yang candid sambil tertawa berada di meja belajarnya, aku tidak ingat kapan Guntur memotretku, tapi aku senang.
Aku melanjutkan membaca buku Guntur sambil duduk di kursi belajarnya yang aku yakini jarang dipakainya untuk belajar.
"Dini kenal kak Galih? Iya yang waktu abis ujian semester ribut sama aku. Pasti kenal ya, dia pernah cerita ke aku kalo kasus dia ciuman sama Si Riska di WC yang nanganin kamu. Bener?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GUNTUR [Completed]
Fiksi RemajaCoba tanyakan pada hatimu. Kamu mencintainya atau hanya mengagumi? [Cerita telah selesai]