Bola mataku melebar setelah melihat Jaya si ketua OSIS ada di tempat sekumpulan para kriminal sekolah apalagi pada saat jam pelajaran berlangsung.
Ko Jaya ke sini? Kenapa bareng Anggi?
Aku menundukan kepalaku, keringat dingin telah membasahi punggungku, tenggorokanku terasa kering, rasanya aku ingin cepat-cepat menyingkir dari tempat ini.
Ko Jaya akrab banget sama Anggi, sebenernya ada hubungan apa diantara mereka?
"Hei"
Guntur menghancurkan lamunanku, kemudian meletakan dua mangkuk nasi uduk. Satu untukku dan yang satunya lagi untuknya."Tur"
Suaraku aku rendahkan, takut jika sampai Jaya mendengar dan melihatku ada di tempat seperti ini.
"Iya"
Guntur menatapku dengan dihiasi senyum yang mengembang.
"Itukan Jaya ya?"
"Mana?"
"Tuh"
"Ohiya" Jawabnya malas.
"Aku boleh nanya?"
"Kalo mau nanya soal Jaya gaboleh"
Aku mendengus kesal dia tahu saja kalau aku akan menanyakan Jaya.
"Kenapa gaboleh?"
"Gapenting"
Aku beberapa kali membenarkan posisi tubuhku takut jika Jaya melihat, bisa-bisa dia mengintrogasiku.
Sementara Guntur menatapku dengan wajah datarnya.
"JAYA!"
Bola mataku melebar, Suara itu milik Guntur.
Semua manusia yang berada di warungnya Mak Enya tertuju kepadaku dan Guntur, termasuk pemilik nama yang disebut Guntur dengan bernada tinggi tadi.
Aku membulatkan mataku lebar-lebar, Jaya melihatku. Mampus!
Jaya kemudian menghampiri arah suara yang memanggilnya, dia menatapku seolah dia ingin memakanku hidup-hidup, sepertinya dia juga kaget melihatku ada di tempat ini.
"Apa?"
"Kata cewek gue ngapain lo ada di sini?"
Jaya menatapku, aku hanya bisa menelan ludahku dalam-dalam.
Akan aku sumpahi nanti kau Guntur, awas!
"Loh ko ditanya malah diem, jawab!"
Semua mata sedang memandangnya, Anggi pun menyaksikan kejadian tersebut, dia sempat tidak percaya ketika melihatku ada di sana.
"Gue mau makan" Jawabnya
Aku menghela napas, sedikit tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi.
Guntur langsung mengisyaratkan Jaya dengan bola matanya pertanda kalau dia harus sesegera mungkin pergi dari hadapannya.
Jaya menurut, ia langsung pergi meninggalkan kami. Sementara Anggi masih menatapku dengan tatapan penuh pertanyaan.
Aku beberapa kali mengedipkan mataku, mengapa semua manusia yang berada di sini tidak berani dengan Guntur, sebenarnya ada apa?
"Aku mau ke sekolah"
Rasanya setelah kejadian itu aku tidak berani mengeluarkan sepatah katapun dari mulutku tapi keadaan yang membawaku untuk berbicara dengan Guntur. Aku benar-benar takut."Kenapa?"
"Aku gasuka cowok kasar"
Semua mata kembali menatapku, aku mengangkatkan tubuhku lalu meninggalkan Guntur yang masih duduk terpaku dengan wajah datarnya. Wajahnya mengingatkanku pada saat pertama kali kami bertemu, dia sangat menyeramkan.
Langkahku semakin lama semakin cepat, aku tidak peduli dengan beberapa teman Guntur yang menatapku keheranan.
![](https://img.wattpad.com/cover/110755773-288-k464567.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GUNTUR [Completed]
Teen FictionCoba tanyakan pada hatimu. Kamu mencintainya atau hanya mengagumi? [Cerita telah selesai]