Bab 13 ( Part #4 )

1.3K 73 0
                                    

    Pelajaran terakhir adalah pelajaran yang sangat menyulitkan untuk kami sebagai siswa apalagi dengan mata pelajaran Sejarah yang ditempatkan terakhir di jadwal kelas IPA 3. Bukan hanya rasa kantuk yang harus kami tahan juga rasa pedih yang harus dirasakan, pasalnya kami dituntut untuk mempelajari masa lalu yang seharusnya membiarkannya berlalu.

    Bel pertanda pulang sudah dibunyikan membuat semua mata berbinar. Seluruh siswa-siswi mulai berhamburan dari kelasnya masing-masing dengan tas yang digendongnya.

   Hari ini akan diadakan rapat OSIS mengenai program kerja yang akan dilaksanakan bulan ini, jadi aku tidak langsung pulang. Sinta sudah berdiri di depan kelasku, menungguku diambang pintu sambil tersenyum. Aku menghampirinya dengan senyum yang mengembang.

"Yu"

Aku dan Sinta berjalan melewati kelas demi kelas menuju ruang OSIS yang berada di ruang atas.

Di ruang OSIS sudah ada manusia-manusia yang berlalu lalang menggunakan almamater berwarna biru, tentunya itu anggota OSIS. Jaya sudah menempati tempat posisinya sebagai ketua umum disusul dengan Sinta sebagai ketua satu dan Perdi yang menjabat sebagai ketua dua. Semua pengurus OSIS sudah menempati posisi masing-masing sesuai pangkat dan jabatannya.

Rapat kali ini mengenai program kerja yang akan diadakan sekitar dua minggu yang akan datang, OSIS akan mengadakan acara untuk memperingati hari SMA Harapan Bangsa, berbagai kegiatan akan dilaksanakan pada hari itu mulai dari bazar dari kelas 12, pementasan drama, pementasan tari dan pementasan grup musik yang akan memeriahkan acara.

"Saya nunjuk Dini sebagai ketua pelaksana kegiatan kali ini"

APA?!

Semua mata pengurus OSIS langsung tertuju kepadaku.

Aku menghela napas, kemudian menghembuskannya.

Aku menatapnya tajam, setelah itu memberanikan diri mengangkatkan tanganku.

"Izin menyanggah, minggu ini saya harus persiapan untuk lomba Biologi jadi saya menyarankan jangan saya yang jadi ketua" Jelasku seberani mungkin, aku hanya tidak mau terlalu membebani diriku dengan kegiatan yang begitu menyita waktu, pasalnya bukan perkara yang mudah menjadi ketua pelaksana untuk acara sebesar ini.

"Lombanya kan minggu ini, sedangkan acara ini minggu depan, saya sudah pikirkan ini matang-matang jadi mohon hargai keputusan saya"

Akan aku bunuh kau Jaya!

"Sekarang saya minta kamu ke depan, untuk wakilnya saya pilih Perdi" Tambahnya.

Perdi menganggukan kepalanya, mengisyaratkan kalau dia siap.

Kenapa tidak Perdi saja yang menjadi ketua!

Aku menuruti perintahnya untuk ke depan, sesekali meneguk salivaku untuk sesaat aku merasa ingin meludah di depannya.

Semua mata tertuju kepadaku.

"Assallamualaikum"

"Waalakumsalam" serentak

"Sebelumnya terima kasih banyak kepada ketua kita yang TERCINTA yang sudah memilih saya sebagai ketua pelaksana" Pintaku penuh penekanan.

Jaya menatapku, seolah penuh kemenangan karena sudah membuatku dipenuhi oleh beban.

"Saya berharap kalian semua akan berkerja sama dengan saya dengan baik, penuh semangat dan diiringi dengan rasa ikhlas"

Mataku menjelajahi setiap sudut ruangan, semua mata masih tertuju kepadaku.

"Saya mempunyai kebijakan sendiri, jadi karena saya sudah terpilih menjadi ketua di acara tersebut, mohon hargai setiap langkah yang saya ambil, tolong kerja samanya. Terima kasih"

GUNTUR [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang