Bab 16 ( Part #2 )

1.2K 65 0
                                        

Sesuatu terjadi Din, maaf Din aku gak bisa bilang, aku belum sanggup nulis di buku ini.

Kamu kenapa Guntur?!

Gak usah dipikirin Din, hehe. Aku yakin kamu baca buku ini malem, mending sekarang tutup bukunya, terus tidur.

So tau!

Ko aku tau ya? Aku udah tau kamu Din, kamu selalu sibuk dan hanya punya waktu luang malem. Udah sana tidur.

Aku menurutinya, seperti apa yang Guntur katakan aku langsung membaringkan tubuhku dan berusaha untuk menutup mataku, isi buku harian Guntur membuat suasana hatiku berubah.

••••

    Setelah selesai shalat subuh aku berniat untuk membaca halaman buku harian Guntur berikutnya.

Pagi

Hah?!

Aku tau kamu pasti gasabar pengen baca lagi, jadi aku pastikan pagi-pagi kamu kembali membaca bukuku. Hehe

Guntur, sekenal itu kah kamu ke aku.

Udah Din, sekarang tutup bukunya. Ayo siap-siap sekolah.

Aku mengangguk.

••••

"Din"

"Iya bu?"

"Ada yang jemput tuh"

Bola mataku melebar.

Jangan-jangan itu Guntur

Aku langsung berlari sambil tersenyum berharap jika itu memang Guntur.

"Udah siap?"

Aku mengangguk, bola mataku meredup. Kenyataan memang tidak selalu seperti apa yang kita harapkan.

"Iya kak" Jawabku sambil tersenyum.

Kak Fathur menjemputku menggunakan mobilnya yang berwarna putih. Terasa berbeda memang, aku benar-benar kehilangan Si motor Roman di film 'Roman Picisan' milik Guntur.

Setelah berpamitan kepada ibu aku langsung masuk mobilnya.

"Kakak nyampe sini jam berapa?"

"Baru aja nyampe dan langsung ke sini"

Aku tersenyum.

"Gimana sekolah kamu sekarang?"

"Ko malah sekolah aku sih yang ditanya, aku ngga?" Godaku.

Kak Fathur tersenyum merekah.

"Haha pengen ya ditanya"

Aku memanyunkan bibirku, pura-pura sebal.

Lima belas menit aku berada di mobil kak Fathur tidak terasa aku sudah sampai di depan gerbang sekolah.

"Semangat belajarnya" katanya sambil tersenyum menatapku.

"Siap!"

Aku keluar dari mobilnya, kemudian mobil itu berlalu dari hadapanku. Baru saja aku melangkahkan kakiku, Vani sudah menghadangku.

"Apa Van" kataku malas.

"Kamu dianterin kak Fathur?"

"Iya"

Vani menunduk.

"Kenapa Van?" Tanyaku heran karena perubahan ekspresi Vani.

"Eh hehe gapapa ko"

"Oh iya Van, aku boleh nanya"

"Nanya apa?"

"Guntur pindah ke mana?"

GUNTUR [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang