Bab 13 ( Part #2 )

1.4K 68 4
                                    

Hujan deras menyebabkan siswa-siswi SMA Harapan Bangsa membawa payung, jas hujan, diantar dengan mobil dan lainnya. Begitu pula dengan aku, aku biasanya membawa motor sendiri ke sekolah tapi pagi kali ini aku meminta ayah untuk mengantarku.

Aku menyusuri koridor sekolah yang lantainya dipenuhi oleh bercak-bercak cokelat karena air hujan melahapnya.

"Din"

Aku menoleh

"Eh Sinta" Jawabku sumringah, meskipun kelas aku dan Sinta berdampingan aku jarang sekali bertemu dengan sahabatku ini, sama-sama sibuk sepertinya.

"Pulang sekolah kita mau ada rapat OSIS Din"

"Oh gitu ya, padahal rencananya aku mau bimbingan buat lomba hari ini"

"Kalo aku izin gapapa?" Tambahku.

"Kalo aku si nyantai-nyantai aja, tapi mending izinnya ke Jaya aja"
Jelas Sinta sambil tersenyum, aku mengerti maksud dari Sinta. Sinta memang ketua satu tapi dia juga tidak bisa mengambil keputusan bukan karena dia takut melainkan dia hanya tidak mau sampai Jaya berpikiran negatif ke Sinta, Sinta menghargai Jaya sebagai atasannya.

"Oke Sin" Kataku sambil meninggalkan Sinta, aku berlari melewati kelas demi kelas menyisakan air yang terinjak oleh sepatu all star yang aku pakai.

Di kelas.

Suasana kelas setiap pagi akan selalu ramai dengan beberapa orang membawa buku catatan, hari ini kata ketua kelas bakalan diadakan ulangan fisika jadi kami selaku siswa yang baik dan terkenal rajin terpaksa belajar sampai larut malam.

Aku meletakan ranselku kemudian menghampiri segerombolan siswi kelasku yang sedang menulis, mereka bergerombol di bangku tengah.

"Nulis apa?" Tanyaku sambil membenarkan kerudung rabbaniku yang tertiup oleh angin Si Kipas.

"Jawaban fisika" Jawab Sifa yang masih sibuk menulis.

"Dapet dari mana?"

"Liat messenger lu Din!"

"Oke"

Aku mengeluarkan ponselku dari saku rok putih yang aku kenakan pada hari rabu. Kemudian langsung mengklik akun messenger yang diperintahkan Sifa.

GRUP INSTINC
Tante germo mengirim 1 foto

Aku membulatkan mataku ketika melihat sebuah foto yang dikirimkan Siti teman kelasku, foto tersebut berisi screenan soal fisika.

"Soal fisika?" Tanyaku

"Iya"

"Dapet dari mana?"

"Gatau, tanya aja ke yang ngirim"

Aku menganggukan kepalaku.

"Assallamualikum"

Mataku langsung tertuju pada Siti yang baru saja datang, aku kemudian menghampirinya setengah berlari.

"Sitiiiiii" Kataku setengah berteriak.

Siti adalah teman kelasku yang satu-satunya memakai kerudung syar'i dia anggota Rohis. Manusia teranggun dan teragamis di kelas, sebenarnya nama lengkapnya Siti Nurul Amanah, dia selalu menyarankan untuk memanggilnya 'Nurul' saja tapi karena Anggi sering memanggilnya 'Siti' jadi kami ikut-ikutan memanggilnya dengan sebutan 'Siti', kata Anggi itu adalah panggilan sayang dari Anggi untuk Siti. Emang dasar Anggi.

"Apa?" Jawabnya sambil meletakan ransel yang ia pegang ke bangkunya.

"Kamu dapet dari mana soal fisika?" Tanyaku antusias

GUNTUR [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang