Indonesia, menuju akhir tahun 2017.Akhirnya dari sekian waktu buat stalk akun cowok itu, dan gue berusaha perawatan supaya nggak sebuluk dulu. Gue beranikan diri untuk menuliskan komentar minta follback. Setelah liat akun profil doi berkali-kali, gue pikir kayaknya nggak papa kalau gue follow aja. Sekalian menambah list mutual. Gue berharap dengan ini, kesan dia ke gue bukan lagi bocah SMP buluk yang dia temui di parkiran.
Kalau kalian tanya bagaimana gue bisa ketemu orang itu, semua berawal waktu..
"Gue mau pulang, panas, mau beli es teh depan gang, seribu dapat penuh!" sungut gue yang waktu itu masih berbentuk sebagai anak SMP kelas 9. Masih dengan seragam pramuka atribut lengkap.
"Iya, tapi ke Upnormal dulu gimana? Gue mau ngumpul bentaran aja. Hemat bensin, biar gak bolak-balik." saran Abang yang masih duduk diatas motor Vario warna hitam dengan modifikasi di lampu belakang kedip-kedip. Ala-ala anak liar yang suka racing.
"Halah, bilang aja mau liat kak Ulgie." Gue mencibir si Abang bucin yang suka pencitraan itu. "Banyak nggak orangnya? Kalo rame gue gak mau,"
"Nggak dikit aja, nanti gue beliin buah naga deh pas pulang."
Akhirnya gue mengangguk setuju setelah tawaran itu berlangsung. Membayangkan buah naga merah dingin kayaknya enak dimakan waktu hari panas begini.
Setelah sampai didepan bangunan yang keseluruhannya berwarna hitam dengan tulisan Upnormal itu, Abang memarkirkan motornya.
Gue mendelik waktu liat temen Abang yang notabene cowok itu nggak sedikit, "Kayak gitu lo bilang dikit! gimana nanti gue keliatan mati gaya disitu. Mana pake seragam pramuka lengkap, malu tahu!"
"Santuy lah jadi orang. Nggak papa, mereka nggak makan manusia."
Sebenarnya gue belum pernah ketemu temen Abang selain kak Elgie dan bang Jehaf yang rumahnya sendiri satu komplek dengan kita. Jadi bisa dibilang, ini pertama kalinya.
Karena Abang dulu sempat ngekost, dan semenjak akhir kelas 11 dia mutusin balik aja ke rumah. Katanya kalau akhir bulan suka mengalami krisis, gara-gara awal bulan banyak gaya.
Hal itu buat gue jadi jarang ketemu Abang sekaligus temen-temennya. Apalagi waktu SMP gue suka nginep di rumah Mbah Cup karna lokasinya dekat dengan lokasi SMP. Berangkat atau pulang jalan kaki juga gak masalah. Tapi karena tinggal dengan kakek nenek, aroma badan gue jadi bau balsem karena sering disuruh mijat. Untung dapat komisi tambahan jajan.
"Wew, ada anak SMP." Sahut salah satu temannya.
"Hai adek Jim, baru pulang ya? Kenalin aku Dewi." Sapa seorang cewek ramah, kemudian gue balas mengulurkan tangan. Membuat gue lega karena keadaan ternyata gak secanggung yang gue kira.
"Aku Tiara kak," jawab gue sambil senyum setamah mungkin. Takut dibilang songong terus digosipin.
"Ciah, mau juga dong kenalan. Habis itu jangan lupa follow ig gue," sahut cowok dengan badgename Arjaka Muhammad.
"Panjat mulu lu, tong."
"Hati-hati jaman sekarang, banyak orang berteman. Mengumbar kedekatan, dapetin keuntungan, habis manis lo dibuang~" Nyanyi Abang bermaksud menyindir.
Rasanya reflek pengen ikut menyahut, "Panjat-panjat-panjat,"
"Yeu dihujat. Yaudah mabar aja kita," ucap kak Jaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
upnormal teen // kth (revisi)
FanfictionKatanya remaja itu fase labil manusia paling berkesan dan penuh frustasi menuju kedewasaan. Tentang teman, keluarga, cita-cita dan perasaan yang membuat lingkup hidup makin ruwet. Bukan cerita bad girl atau bad boy, ini cerita anak sekolahan penyuka...