Note: mulmednya bisa diputar, lur. Walaupun lagunya ngisahin prenzon, anggep aja nyeritain temen biasa. Iyain aja wkwk.
Tiaradytn_ instastories
"Story lo barusan kok langit depan kelas bisa jadi gitu sih? Barusan ada pelangi ya?"
"AAHAHA, diedit lah, lur. Pelangi mana ada satu warna aja,"gelakan tawa terdengar dari gue, teman gue yang satu ini memang garing tapi kadang suka lucu.
"Oh, gue kira lo cuma bisa ngedit muka orang jadi meme atau stiker wa."
"Bosen juga sih, jadi keterusan ke fitur lain. Seru tau," sambar gue semangat lalu menjelaskan betapa senangnya gue setelah paham cara mengatur kontras, warna dan lain-lain.
Qaren merespon dengan anggukan, "kalau gitu nanti editin foto gue ya?"
"Kalau selfie gue gak mau!"
Lengan gue ditepuk Qaren karena kesal, "kenapa? Sejelek itu kah sampai lo gak mau liat selfie gue?!"
"Bukan gitu lah, cuma komposisi warna di selfie cuma dikit. Kalau bisa selfie yang latarnya rame, pasti bagus jadinya." Jelas gue dengan tangan yang bergerak diatas kepala.
"Gue sih owh aja," sahutnya tanpa beban.
"Benci banget gue kalau ada orang bilang gitu, pengen diceburin aja ke kolam lele dibelakang." Dumel gue menyebut kolam hijau yang diragukan keberadaan lelenya itu, letaknya ada di lahan belakang sekolah kabarnya milik empunya tanah dibelakang sekolah.
Jam pelajaran yang harusnya diisi pelajaran Akuntansi Dasar ini kosong karena guru rapat membahas Ujian semester ganjil bulan depan. Entah apa yang mereka bahas dari hal yang sudah pasti, tapi para murid laknat ini langsung kesenangan karena adanya jam kosong. Memang, karena bu Tuti selaku guru yang bersangkutan terkenal galak. Bukan cuma itu, sekali marah bu Tuti tak segan untuk mengatai kami dengan makian kasar. Kekejamannya itu sudah terkenal turun-temurun ditiap angkatan.
"Qar, kalau beli peralatan masuk ke beban bukan sih?" Tanya gue setelah melihat tugas rumah yang belum rampung. Untuk pelajaran kejuruan utama ini gue suka tertinggal karena bu Tuti menjelaskan terlalu cepat dan garang. Alih-alih paham, malah yang ada tegang dan gak masuk otak.
"Itu kan udah lama dijelasin, gimana sih. Semalam ngapain aja?" Dia bertanya balik dengan kesal. Cewek berambut pendek ini memang lebih paham dipelajaran ini dibanding gue, dia tipe orang yang rajin dan teratur. Dulu gue kira dia itu orang yang gak punya selera humor dan garing, tapi setelah bertahun-tahun jadi teman dia semenjak SMP gue tahu kalau dia emang beda frekuensi humor.
KAMU SEDANG MEMBACA
upnormal teen // kth (revisi)
Fiksi PenggemarKatanya remaja itu fase labil manusia paling berkesan dan penuh frustasi menuju kedewasaan. Tentang teman, keluarga, cita-cita dan perasaan yang membuat lingkup hidup makin ruwet. Bukan cerita bad girl atau bad boy, ini cerita anak sekolahan penyuka...