17 - tak semudah itu

2.4K 247 7
                                    


Gue nggak jarang liat cewek cantik, entah di sekolah, di jalan, ataupun di sosial media. Tapi yang ini, bener-bener definisi cantik paripurna hakiki.

Cewek yang sekarang teriak buat nyemangatin Kak Fiqy itu sedikit lebih pendek dari gue, dengan rambut yang bagian bawahnya dikeriting khas anak gaul sekarang. Diliat dari samping pun semua orang tau dia cantik.

Nggak kaya gue yang diliat dari samping mirip tutup kaleng rengginang.


"Aciaat, yang disemangatin cuma mantan gebetan doang nih?" Ledek temen Abang yang gue lupa siapa namanya.

Oh, mantan gebetan toh. Cantik gini jadi gebetan doang, yang kaya gue apa kabar sob.

"Yaudah kalo mau yang lain juga," cewek itu ketawa. Manis banget asli, gue ngerasa bukan apa-apa kalo deket dia gini.

Setelah teriak yang tak lain sorakannya itu buat kak Fiqy, cewek itu kembali bersorak bareng dengan yang lain. Termasuk Abang dan youtuber sombong kita.

"JEKAA, FIQY, BOBY, JAKCY, ANTOON. WOO OOOO OOOO ASEK ASEK JOS. SMAPAN SEJATI, TAKKAN BERHENTI, MAJULAH SAMPAI MATI.."

Asli ini rame banget, 10 menit pertama berlangsung sengit dengan skor Smapan sedikit lebih unggul.

Di seberang sana gue liat pasuka smakensa nggak kalah rame, "YOO AYOO. AYOO SMAKENSA. KU INGIN KITA HARUS MENANG, AYO AYO AYO. YOO AYOO.."

Fix, gue ngerasa kaya penghianat disini.

Semua teriak heboh dan kegirangan waktu Lucas berhasil buat tim sekolah gue sekarang lebih unggul. Setelah nunggu lama mereka beradu sambil mantul-mantulin bola, akhirnya skor nya ngebanting juga.

Walau ini malam hari, nggak mengurangi antusias penonton yang cogan-cogan hype dan tidak bisa dimiliki ini.

Peluit berbunyi, tanda permainan telah usai setelah 10 menit keempat sekaligus terakhir.

"Yah, kalah. Otot lo gunain napa Bob," protes Abang.

"Bacot anjing, itu adek kelas gue waktu SMP emang dari dulu brutal mainnya." Ucap Boby dengan nada biasa, dan agak terengah-engah karna nafasnya memburu.

"Siapa?"

"Itu Lucas," jawab Boby.

Tiba-tiba kak Jeka datang buat ngerebut satu botol air minum, "Bener cuy, emang nggak ada obat dia main. Yang lain aja nggak segitunya, brutal bar-bar." ucapnya setelah meneguk air.

"Eits, jangan gosipin anak sini Jek. Lo lupa ada dia tuh," Sahut kak Fiqy yang sekarang nunjuk gue pake dagu. Duh, salting kan gue diliatin orang banyak gini.

"Siapa," kak Jeka nolehin kepalanya dan nemuin gue disamping bang Jim. "Oh elo lagi elo lagi, hai btw Tiara."

Gue cuma senyum, "Hai kak,"

Jeka natap gue menyelidik, "Nggak lo aduin kan kalo kita barusan nggosipin temen lo?"

Gue ketawa, "Gitu doang, santuy kali kak. Aman aman," tenang gue. "Oke, jadiin ini bisnis antara kita aja."

"Apaan sih kak, gaje lo."

Orang bernama Boby, cewek cantik dan beberapa yang lain tadi juga ikut ngeliatin gue. "Dia siapa Jek?" Tanya cewek itu.


"Adek si Jim, Rene." Jawab kak Jeka.

Cewek itu senyum dan ngelambaikan tangannya, "Hai adek Jimen," dia ngulurin tangannya antusias, cewek ini punya nada bicara ceria sekaligus aura dewasa. "Gue Irene."

upnormal teen // kth (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang