Angin di sore hari menerpa rerumputan. Cahaya jingga menguasai seluruh objek di lahan luas ini. Apa sekarang waktunya?
"Kamu kemana aja?"
Sontak pandanganku beralih pada manusia yang sedang memandang langit ini. "Bukannya kamu yang minta aku pergi?"
Tapi alih-alih menjawab, dia justru tersenyum tipis. "Cih, dari awal aku juga tau. Gak usah sok tsundere!"
"Tau apa?" Bingung, aku beneran bingung.
"Kita ini pura-pura nggak tahu atau apa?"
"Ngomong apa sih, dasar cetakan sabun!" Ketusku, orang ini benar-benar tidak jelas.
"AHAHAHAHA," Lagi. Orang ini malah tertawa lebar. Membuat rasa geramku ingin menonjoknya stonk. Padahal rasanya baru aja.. baru aja..
I saw how lonely he was. That's hit him look different in my eye.
Dia tak terlihat lagi sebagai abg gaul yang ceria dan terkenal. Dan rasa yang harusnya gue buang sejak lama justru kembali muncul. Bodoh, memang.
Dibalik seragam kami yang terlihat keren, entah kenapa seragam kami sama dan familiar. Apa kami satu sekolah sekarang?
Tunggu dulu. Seharusnya.. bukannya sekarang aku siswi SMK? Hmm.. akuntansi?
Tapi ini bukan seragam putih abu-abu.
"Tir, sebelum balik ke dinding.. kamu harus tau ini dulu." Ucap lelaki berambut hitam yang selama ini kukenal. Entah kenapa aku merasa paham saja waktu dia membahas dinding. Seakan itu adalah tempat tinggal kami.
"Apa?"
Lelaki itu mendekatkan bibirnya ke arah telingaku. Membisikkan kalimat yang membuatku merinding dan sebelumnya nggak pernah terduga. "Aku.. sebenernya titan."
Suara intro dari lagu opening anime yang tak asing terdengar begitu saja. Aku bangkit dan meraih senjata yang berada di pinggang, menodongkannya dengan raut wajah tak percaya, orang yang selama ini kupercaya ternyata, ".. pengkhianat, Kapten Fiqy."
"Tapi ini misiku, dan kamu harus lari sebelum aku mengkudeta seisi dinding." Lirihnya yang kemudian menggigit satu jarinya hingga berdarah, membuat tubuhnya tenggelam dalam daging yang membentuk badan titan besar setinggi belasan meter. Dia berlari dengan kencang ke arah dinding kota.
Entah suruhan dari mana aku sekarang berlari dengan kencang agar bisa menghentikannya. Suasana makin terasa heroik saat backsound terdengar.
'SasAAgeYoo sAsaAGeyOo'
Gila.
Seharusnya aku anak SMK biasa. Dalam hati aku merutuki keadaan yang ada, bagaimana bisa nasib gue berubah begitu saja. Mana yang nyata?
"FIQ! TUNGGU!"
Titan berambut sebahu itu menolehkan wajah, "AKU BILANG PERGI!" Teriaknya dengan suara mirip aungan dinosaurus sembari menendangku dengan kaki besarnya.
Ternyata begini rasanya terpental begitu kencang. Rasanya ngilu diperut dan punggungku terasa retak karena menghantam tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
upnormal teen // kth (revisi)
FanficKatanya remaja itu fase labil manusia paling berkesan dan penuh frustasi menuju kedewasaan. Tentang teman, keluarga, cita-cita dan perasaan yang membuat lingkup hidup makin ruwet. Bukan cerita bad girl atau bad boy, ini cerita anak sekolahan penyuka...