10 - terlalu smooth

3.8K 268 10
                                    

a/ note: kalian mah jahat ih:(

Siang yang panas kaya koyo cabe yang suka dipake papah. Dengan outfit seragam pramuka yang atasannya udah ganti jadi jaket dan tas sekolah udah diganti pake tas selempang, gue jalan menuju xxi bareng kak Fiqy.

Nervous, tapi nggak mungkin gue nunjukkin kalo gue gugup. Keliatan sadgirl banget jalan berdua gini udah gugup. Gue nggak ngira bisa semudah ini jalan sama doi, sempat mikir kalo kak Fiqy bukan selevel sama gue yang kentang ini.

Gue pura-pura biasa aja biar kaya profesional, ehem pencitraan. Sekaligus menghibur sendiri dalam hati, kalo gue nggak sebuluq itu jalan berdampingan sama doi.

"Kakak nggak pulang dulu tadi? Kok masih pake seragam juga?"

"Udah kok, cuma bentar aja tapi. Lagian nggak papa dong, jadi samaan kita."

Ah, sa ae nih kadal. Ucap gue dalam hati yang nggak mungkin gue ucap langsung.

"Yang itu satu ya mbak." kak Fiqy mesan popcorn, terus nanya gue mau minum apa. Gue inisiatif ngeluarin dompet, terus kak Fiqy bilang biar dia aja yang bayar.

"Apasih kak, kan nggak enak. Gue aja yang bayar kak." Tapi kak Fiqy tetep nolak, gue nya juga ngotot.

Mamah pernah bilang kalau cewek selama belum jadi istri nggak boleh minta beliin apa-apa ke cowok. Kesannya kaya ngemis banget, selama bisa biayain diri sendiri ya kenapa harus dibayarin. Apalagi yang masih pelajar kaya gue gini.

Gue tetep ngotot buat bayar sampai kak Fiqy bilang, "yaudah kalo aku bayar tiket terus kamu bayar ini gimana? Aku yang ngajak jalan jadi aku yang tetep traktir di tiket."

Kak Fiqy senyum ke gue, dan gue ngangguk setuju. Kak Fiqy ini nggak jelas dah, karena aku yang bayar popcorn sama minum, dia jadi pesen minum yang ukuran kecil, padahal tadi dia mau mesen yang large.

"Aku nggak terlalu haus kok hehe," ucap dia sambil senyum lagi.

🐊




"Gila gila, kenapa dia kesitu sih."

Gue liat kak Fiqy fokus banget sama tiap scene di film ini. Sedangkan gue salting sendiri kaya nolep pas pertama kali keluar rumah.

"Kan kalo nggak kesitu ya ceritanya nggak jalan kak,"

Gue nyoba buat fokus juga ke film, dan akhirnya ikut kebawa tegang. Rasanya buat nafas sama kedip aja kaya nggak bisa santai.

"Oi" gue sempat latah dan terlonjak pelan gara-gara tangan gue ditepuk sama kak Fiqy. "Kalo nonton jangan lupa nafas, tegang banget kaya es batu."

"Apaan sih kak, nggak jelas banget." gue ketawa garing.

"Santai aja, di behind the scene nggak kaya gitu kok. Sama kaya manusia, apa yang mereka tunjukkin dan mereka simpan selalu beda." Kak Fiqy yang tadinya natap gue sekarang hadap kedepan sambil senyum.

"Banyak orang perfeksionis yang selalu pengen terlihat sempurna, biasanya pasti nyimpan kekurangan cuma nggak keliatan."

Dari tadi kenapa senyum mulu sih, kan jadi melting. Udah gitu, dari samping aja cakep. Dan di jarak sedekat ini, rasanya beda sama liat doi dari sekedar sosmed.

"Iya, gue paham banget. Alasannya juga macem-macem. Ada yang tertuntut dan ada juga yang karna gengsi semata kak."

"Dan sadar nggak sih, ada juga yang karena nggak dikasih kesempatan nunjukkin apa yang dia simpan, mau nggak mau disimpan sendiri."

upnormal teen // kth (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang