21 - 89'

2.7K 238 15
                                    

happy 1k readers. Makasih udah ada yang mau baca tulisan mlempeng tapi garinc ini. Disini aku akan memberi kalian emot yang suda lama tidak aku pakai, ya u know lah. 💙💙💙💚💚💚💛💛💛💜💜💜💓💓💓💕💕💖💖💖💗💘💘💝💝💞💞💞





Kehebohan anak kelas pagi ini tidak lain dan tidak bukan adalah perkara rapot. 5 menit yang lalu rapot semester 1 telah dibagi. Sekarang kata-kata legend itu terdengar kembali.

"Lo peringkat berapa?" Tanya Qaren yang keliatan antusias. Dia peringkat 4 di semester ini.

Gue nyengir bangga, "WOYO DELAPAN SLUR."

Memang nggak masuk tiga besar, tapi masuk sepuluh besar pun gue udah bersyukur. Yang penting nilai rapot aman, nggak ada yang dibawah KKM. Kemarin gue remedial pada 3 pelajaran. Perbankan, Administrasi umum, dan as always matematika.

Beruntung semua bisa gue perbaiki dengan lancar tanpa hambatan. Seneng gue nggak remedial penjas, karna remednya disuruh beli power bank yang dijual gurunya. Gila, mahal banget kan.

Supri sekarang menyimak pembicaraan wali kelas kami yaitu pak Rafael, dengan ibu nya. Supri peringkat 1 lagi setelah evaluasi tengah semester kemarin pak Rafael bilang Supri lah yang nilainya paling tinggi dikelas.

Ketua kelas yang totalitas ya.

"Kalian kembar tapi otaknya beda, anjir. Supri ketua kelas bapak-able, otaknya encer biar kadang nggak jelas." Ucap Arga sembari terkekeh. "Nah lo, udah kerjaan molor, godain kakak kelas, buku ditinggal di laci teros si upil."

Supra yang mendapat peringkat 16 natap Arga sinis lalu mendengus, "Bodoamat, nilai lo juga nggak bagus-bagus amat." Cibirnya.

"Berisik kalian, gue dapet 27 biasa aja." Sahut Tony.

Respon anak-anak terhadap masing-masing nilai berbeda-beda. Ada yang biasa aja, ada yang bersyukur berapapun nilainya, ada yang nggak pede sibuk nana sana sini buat liat total nilai, dan spesies yang seperti ini;

"IH ANJAY, MASA GUE CUMA PERINGKAT DUA? APAAN BANGET." Heboh Keke yang disekelilingnya punya ranking dibawah dia.

"NGGAK ADA BESYUKURNYA LO BABI. NGGAK LIAT DISINI ADA YANG DAPAT DIBAWAH LO COK?" Tukas Bisma emosi.

"Harusnya lo peka dong, jangan ngomong gitu didepan orang yang nggak seberuntung elo." Amin ikut bersuara.

Keke terdiam, Mina yang disamping dia ngelus pundak Keke. "Tapi orang tua dia nggak kaya kalian, orang tua dia nuntut Keke supaya bisa selalu jadi yang pertama. Dan see? Orang tuanya sekarang bahkan ngak ngambilin rapotnya?" Bela Mina.

"Terus yang diluar itu siapa?" Tanya gue.

"Tetangga gue, Ra." Jawab Keke lirih. "Maaf kalo gue ngeselin, harusnya gue nggak bilang gitu."

"Kayanya lo harus coba bilang pelan-pelan ke orang tua lo, Ke. Biar mereka paham dan nggak maksain kemampuan anaknya." Saran gue.

"Hooh, peringkat dua udah bagus kali. Yang penting lo tetep peringkat pertama di hati gue." Kata Rio yang sekarang berdiri disamping Keke.

"AHELAH, SI BUNGKUS WHISKAS." Cibir Bisma. Kali ini dia tidak pakai cok.

Wahyu datang dengan ceria, "Udah udah, baikan aja. Sekarang waktunya kita bikin boomerang sambil megang rapot kuy. Biar kaya class goals gitu." Ucapnya heboh sendiri ngajakin anak-anak ke depan kelas.

upnormal teen // kth (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang