30 - pak Morgan

2.1K 185 6
                                    

"BUKA BUKU NYA."

Seisi kelas mendadak kembali ke bangku nya masing-masing, terdiam. Beberapa terlihat kesal karna sedak asyik-asyiknya tapi pak Morgan masuk gitu aja.

Indah segera mengambil Hp nya dan menghentikan video call. Nggak jadi VC sama anak Smapan deh.

Guru ini merangkap mengajar Sejarah di kelas sepuluh dan Agama Islam dikelas sebelas. Walaupun SMK tapi kami masih belajar sejarah di kelas sepuluh, seterusnya udah enggak karna lebih fokus pada pelajaran kejuruan.

Gue pernah baca di mading sekolah, ada poster berisi guru-guru favorit. Dan peringkat nomor 2 yang dipilih dari sejumlah siswa ya pak Morgan ini, kata nya dia asyik dan bisa diajak kompromi. Padahal gue liat pak Morgan ini agak menyebalkan.

"Tapi kan baru aja masuk, masa langsung belajar, pak?" Celetuk Bisma kali ini tidak memakai cok nya karna sedang berbicara dengan guru.

"Iya tuh, pak. Nggak usah pencitraan, biasa juga bapak santuy.." sahut Wahyu.

Pak Morgan mendengus mengelus kumis tipisnya, "tidak semudah itu, Suroso. Kalian harusnya berterima kasih sama saya, karna saya udah ngasih kalian kisi-kisi terlalu rinci. Sampai nilai kalian terlalu tinggi,"

"AHEHEHE, iya juga. Terima kasih bapak ganteng, btw, bapak kapan nikah?" Ucap Supra diikuti sorakan seluruh isi kelas.


"Malu dong, pak. Itu guru penjas baru aja udah nikah liburan kemarin. Bapak tahun ini kepala tiga kapan nikah?" Imbuh Arga tertawa.


"Nikah nikah nikah nikah,"

"Kawin lari aja, pak. Lebih gaul,"

Pak Morgan menggebrak papan tulis putih didepan kelas, "STOP, KAYA TETANGGA AJA KALIAN PENGURUSAN SAMA HIDUP ORANG."

"GAMPANG BUAT KALIAN BILANG GITU, NANTI KALIAN BAKAL TAU RASANYA KALAU UDAH DEWASA." Pak Morgan menatap para muridnya, "Mungkin sekarang kalian pengen jodoh yang emes, lucu, mulus, tinggi lah, apa lah. Ngaca-ngaca aja deh, sekarang ada yang mau serius udah syukur."

Gue merenungkan kata-kata pak Morgan, rasanya ada benarnya juga. Serius dan komitmen lebih dibutuhkan, kalau modal janji dan suka tapi nggak serius ya nggak bakal lanjut. Dulu gue sempat halu punya jodoh artis Korea, artis Hollywood tapi sadar diri aja sekarang. Lokal yang bening aja belum tentu mau hehe..

"Ah, bapak pundungan." Sahut Arga yang mulutnya terbiasa kurang ajar.

"Tapi ada benernya, cuy. Kata si bapak," tukas Avin menggosok-gosok dagunya nampak berfikir.

"Ternyata bener kalian penerus AK-3 yang dulu-dulu. Selalu AK-3 yang suka bantah guru, muridnya tengil-tengil aneh-aneh, kalian apain guru PPL matematika semester satu kemarin sampai dia nggak mau masuk sini lagi hah?"

Semua diam. Kembali mengingat saat PPL muda yang sementara mengajar pelajaran matematika semester kemarin, dia trauma karna dikagetin Arga yang cosplay pocong menggunakan taplak meja guru berwarna putih tulang.

Itu masih alasan pertama.

Kedua, PPL perempuan itu selalu diganggu Bisma dan Supra ketika menjelaskan. Dari debat masalah x dan y, sumbu, sudut, dan kawan-kawannya. Padahal udah mutlak dari sana nya, tapi Bisma dan Supra suka ngerecoki PPL itu sampai bilang kalau lebih seru diajar guru asli dari pada PPL.

upnormal teen // kth (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang