Part 3

1.3K 319 218
                                    

“Nad, kok malah diem. Lo mau berdiri terus di sini?” Dari tadi Laila tahu kalau Nadiya terus memperhatikan Reyhan, Laila tak apa kalau Nadiya membuka hatinya lagi untuk cowok yang benar-benar tulus padanya.

“Oh itu anu... itu tadi...”

“Lo berhak jatuh cinta Nad. Tapi, ingat jangan sampai masuk ke dalam lubang yang sama,” ujar Laila berbisik.

“Apa sih Lai, gak usah sok tau deh.”

“Gue cuma mau ngingetin aja Nad. Gak usah ngegas kali!” Laila mencubit pipi Nadiya gemes.

“Aww! Sakit tau?” Nadiya mengelus pipinya.

“Ciee pipinya mateng.” Laila mencoba untuk menggoda Nadiya lagi dan Nadiya hanya menatapnya sinis.

“Nad, kalau gue ramal ya, lo itu cocok sama Reyhan.”

Yang awalnya Sarah diam karena tidak tahu mereka sedang membahas apa, kini Sarah ikut nimbrung. “Maksudnya?” tanya Sarah bingung.

“Ya lo lihat aja kalau Reyhan kan tampan, jago main basket, pokoknya dia keren deh. Sedangkan Nadiya cantik, pinter, mereka cocok aja menurut ramalan gue!” Laila melirik Sarah dan Nadiya bergantian.

"Orang yang perfect gak bakal dapat yang perfect juga," cicit Sarah.

“Kata siapa?” tanya Nadiya.

"Kata gue barusan."

*****

Saat ini Reyhan dan kedua sahabatnya sudah berada di rumahnya. Dito dan Ari lebih suka menghabiskan waktu luang mereka untuk bertamu ke rumah Reyhan daripada ke cafe tempat kebanyakan anak remaja seusia mereka. Bukan karena mereka tidak mampu pergi ke cafe. Hanya saja mereka berdua bagian dari penganut 'kalau ada yang gratis kenapa enggak.'
Dito dan Ari langsung masuk ke kamar Reyhan, karena Reyhan lah yang memintanya.

Reyhan berjalan menuju dapur, pandangannya menyapu sekelilingnya. Sampai ia melihat ada sticky notes di kulkas.

Mama pergi ke tempat sepupu kamu, makanan juga udah Mama siapin dan kalau temen kamu datang ajak mereka makan juga.

Reyhan tersenyum kecil membaca tulisan Mamanya. "Iya Mama."

*****

Ceklek...

Reyhan membuka pintu kamarnya dengan susah payah karena tangannya sudah dipenuhi dengan cemilan ringat.

“Gini dong punya sahabat ngerti kalau sahabatnya lagi laper,” ucap Dito semangat.

“Makanan mulu di otak lo,” ledek Ari dan memakan cemilan yang baru ia buka bungkusnya.

“Han, gue mau nanya nih?” Ari menatap Reyhan sambil membenarkan duduknya yang awalnya menyender di sofa mini.

“Apa?”

“Lo tadi ngundang Nadiya datang nanti malam ke acara kita?”

“Hmm.”

Garis wajah Dito langsung tertarik ke atas. “Wah bakalan asyik nih entar malam, karena akan ada kedatangan Nadiya!”

“Iya. Tapi gue juga ajak temennya.” Reyhan menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur king size.

“Mantap Han! Lo emang sahabat sejati gue,” ucap Dito dengan gembira.

“Dasar cacingan, kurang asupan cewek lo?” tanya Ari.

Ari langsung menimpahi badan Dito dan disambut oleh Reyhan yang berada paling atas.

“Woy kurapan, kenlap, labi-labi, biawak pokoknya semua yang ada di kebun binatang lo berdua turun gak?! Bisa-bisa gue mati di sini!” bentak Dito. Namun kedua cowok tampan itu sama sekali tidak peduli dengan ocehan Dito.

Tanya Hati [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang