Nadiya baru saja keluar dari kamarnya stelah selesai memakai seragam sekolah. Nadiya menuruni anak tangga dengan terburu-buru hampir saja ia terpeleset tetapi dengan cepat ia langsung memegang besi yang menjadi pembatas tangga. Nadiya berjalan ke ruang tamu tetapi tidak ada orang disana, ia beralih ke dapur tetap saja hasilnya nihil.
"Pada kemana semua orang?" Nadiya berjalan menuju kamar seseorang. Cewek itu sudah berdiri di depan pintu kamar tersebut, tangannya mengetuk pintu itu tiga kali. Sayangnya tidak ada jawaban dari si pemilik kamar.
Karena pintunya tidak dikunci, Nadiya memutuskan untuk masuk ke dalam tanpa pamit kepada pemilik kamar. Nadiya menemukan sosok cowok tampan yang sedang tertidur pulas.
Nadiya mendekatinya. "Kak Aldi! Bangun oy!" teriaknya tepat di telinga Aldi. Karena merasa terganggu, akhirnya Aldi membuka matanya malas. Setelah mengumpulkan nyawanya, Aldi menatapnya datar.
"Berisik banget sih," kesal Aldi. Ia pun mengubah posisinya dari tidur menjadi duduk.
"Buruan! Kita ke sekolah," ucap Nadiya yang sudah duduk di kasur Aldi.
"Gue udah lulus SMA! Dan yang sekolah lo, kenapa jadi ngajak gue?" sewot Aldi.
"Katanya Kak Aldi juga mau ikut lihat pertandingan basket," jelas Nadiya.
"Oh," ucap Aldi singkat. "Lihat Reyhan atau Reyhan?" goda Aldi.
"Buruan, nanti telat!" Nadiya berlari keluar dari kamar Aldi, ia takut ditanyai yang aneh-aneh sama kakaknya.
*****
Lapangan basket sudah dipenuhi dengan suporter dari tuan rumah maupun dari sekolah lain. Sorak meriah pun bermunculan saat melihat cogan dari sekolah lain.
Tim Reyhan bersiap-siap untuk mengganti baju mereka. Reyhan pamit kepada timnya untuk ke toilet. Di sepanjang jalan menuju toilet Reyhan mendapat sapaan dan pujian dari junior maupun seniornya, sampai-sampai yang dari sekolah lain juga tidak mau kalah memuji ketampanannya. Reyhan hanya tersenyum menanggapi mereka semua.
"Reyhan!"
Reyhan menyipitkan matanya untuk mengenali cewek yang berdiri agak jauh darinya. "Kenapa Rah?" tanya Reyhan saat Sarah sudah mendekat.
"Gue boleh main ke rumah lo gak?" tanya Sarah memberanikan diri. Karena dari dua minggu yang lalu Sarah ingin menanyakan hal itu namun, ia belum punya keberanian.
Semenjak lulus dari SMP Sarah tidak pernah lagi main ke rumah Reyhan. Jadi apa salahnya Sarah bertamu untuk mendekatkan dirinya kepada keluarga Reyhan.
Reyhan menaikan sebelah alisnya. "Kenapa gak," jawab Reyhan.
Ada rasa bahagia di dalam dasar hati Sarah, mungkin ini salah satu cara untuk mendekati cowok itu. Hingga akhirnya Sarah dan Reyhan menjalin sebuah hubungan yang sejak dulu ia impikan. Sungguh halu yang berkepanjangan.
"Makasih, kalau ada waktu pasti gue datang." Sarah tersenyum dengan tulus.
"Gue balik dulu." Setelah mengucapkan itu Reyhan pergi dari hadapan Sarah.
"Reyhan," panggil Sarah sekali lagi.
Reyhan berhenti dan berbalik. "Hmm?"
"Semangat!" Sarah mengangkat kepalan tangan kanannya.
"Pasti!" Reyhan tersenyum lebar. "Gue balik dulu, mungkin mereka udah nungguin gue." Sarah hanya mangguk dan tersenyum melihat kepergian Reyhan.
Laila melihat dan mendengar apa yang dua orang itu lakukan.
"Kenapa lo?!" Laila menepuk punggung Sarah.
"Tokek lo!" Sarah sangat terkejut. "Lo sama Nadiya suka banget ngagetin orang!" Sarah duduk di bangku yang tidak jauh dari tempat ia berpijak, Laila juga mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanya Hati [END]
Teen Fiction"Mungkin seperti ini akan lebih baik untuk kita berdua, tak perlu ada hubungan spesial lagi, dan semua akan kembali seperti semula. Saat di mana aku dan hanya Tuhan yang tahu kalau hanya kamu yang ada dalam hatiku. Maka tidak ada lagi yang terluka k...