Part 48

454 42 22
                                    

happy weekend all

Jangan lupa vote teman-teman!

*****

Hari-hari telah berganti. Hujan, panas, telah dilalui. Murid SMA Pelita seakan dikejar oleh waktu dimana UAS akan dilaksanakan.

Setiap pulang sekolah Laila menyempatkan diri berkunjung ke rumah sakit dan belajar bersama dengan Sarah. Nadiya selalu punya alasan untuk menghindari ajakan Laila. Laila hanya bisa pasrah dengan semua itu, mungkin ini adalah balasan untuk kesalahan Sarah.

Teetttt

Semua murid sudah duduk dengan rapi dibangku masing-masing, pengawas ujian mulai membagikan lembar soal dan lembar untuk jawaban. 

Hari ini Sarah sudah bisa masuk sekolah setelah lama absen karena penyakitnya. Sarah membaca satu per satu soal itu dengan teliti, Sarah melangkap ke soal berikutnya karena soal sebelumnya sangat sulit. Kepalanya menjadi pusing memikirkan jawabannya. Sudah berulang kali mengerjakan soal sebelum ujian, tetapi, tetap saja pelajaran itu hilang begitu saja dalam otak Sarah. Sarah sangat yakin kalau tahun ini ia tidak masuk lima besar.

Wajah Nadiya terlihat sangat santai memandangi semua soal itu, tidak sia-sia ia belajar dengan giat. Saking mudahnya, soal itu seperti pertanyaan yang menanyakan tentang dirinya sendiri. 

“Sisa waktu ujian, lima menit lagi!”

Nadiya sudah selesai, ia pun memilih duduk diam daripada mengumpulkan jawabannya. Nadiya menatap sekitarnya sampai matanya berhenti pada Sarah, Sarah terlihat sangat gelisah dengan lembar soal itu. Mata mereka bertemu, Nadiya langsung mengalihkan pandangannya menatap lembar soal yang tersusun rapi di atas meja. Sarah tersenyum kecut, Nadiya berubah dan itu karena kesalahannya.

*****

Enam hari kemudian.

Ini adalah hari terakhir SMA Pelita melaksanakan UAS. Kelas Xl IPA 1 sangat ribut, mereka semua berpencar saling mengoreksi hasil ujian kemarin apakah ada yang salah, dan mana yang benar. 

Nadiya tersenyum melihat hasil ujian MTK yang benar semua. 

“Yadi! Nilai lo berapa?” tanya Nadiya. 

Lio menatapnya datar. “98,” jawabnya, kemudian bergabung bersama teman-temannya.

Bibir Nadiya melengkung kebawah, semenjak hari itu Lio tak pernah lagi berani mendekati Nadiya. Bicara pun cuma sewajarnya saja dan itu bersangkutan dengan kelas mereka.

Sarah dan Laila baru saja memasuki kelas, Laila menarik tangan Sarah mendekati meja Nadiya. 

Laila mengambil begitu saja kertas jawaban Nadiya. “Uwihhh dapat nilai seratus!” ucap Laila heboh. “Gila, pasti lo juara satu lagi.” Laila menggeleng-gelengkan kepalanya. “Ngopek kan lo?” 

“Sembarangan kalau nuduh, sini balikin kertas gue!” Nadiya mengejar Laila yang sudah berlari menjauh darinya.

“Woi si Nadiya dapat nilai seratus, pasti ada yang gak bener nih!” kompor Laila ke teman sekelasnya. Nadiya terus mengejar Laila sampai mengelilingi meja dan kerumunan temannya.

Kedua sudut bibir Sarah terangkat ke atas, ia sangat merindukan kegaduhan kedua sahabatnya. Sarah kembali ke bangkunya, kertas jawaban sudah dia terima dari ketua kelas. Sebelum melihat nilainya, Sarah berdoa semoga tidak seburuk yang dia kira. Sarah menelan ludah, nilainya menurun jauh dari biasanya, ia hanya mendapat nilai 86.

“Dapat nilai berapa Rah?” tanya Laila yang sudah tak lagi dikejar Nadiya.

Dengan cepat Sarah memasukkan kertas itu ke dalam lacinya. “Nilai gue turun,” jawabnya tersenyum canggung.

Tanya Hati [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang