Part 5

1K 281 163
                                    

Teetttt teetttt!

Suara yang telah ditunggu-tunggu semua murid dari beberapa menit lalu, akhirnya berbunyi juga hingga membuat raut wajah mereka yang tadinya lesuh kini menjadi ceria kembali. Seluruhnya bersiap untuk pulang, Nadiya mengemasi barangnya yang ada di atas meja dan memasukkan ke dalam tasnya yang berwarna biru.
Setelah selesai berdoa satu per satu mulai meninggalkan kelas Xl IPA 1.

“Maaf ya, gue hari ini gak bisa pulang bareng kalian.”

“Yaah, gak seru.”

“Bareng siapa Nad?” tanya Sarah.

“Bareng teman,” ucap Nadiya sambil menunjukkan deretan gigi putihnya.

“Yaudah, hati-hati Nad,” ucap Sarah dan diangguki Laila.

“Oke, bye.

Nadiya berjalan dengan hati-hati menuju parkiran, sedangkan Sarah yang masih berada di kelas menatap kepergian Nadiya dengan tatapan curiga. Namun semua itu langsung ia singkirkan.

“Udah yuk kita pulang!” Laila menarik tangan Sarah sedikit kasar.

“Yuk!”

“Tapi gue udah kebelet pipis.” Laila berlari menuju toilet.

Sarah menggelengkan kepalanya. “Kebiasaan!”

*****

Reyhan berdiri sambil bersandar di mobilnya, ia sedang menunggu kedatangan Nadiya. Banyak pasang mata dari adik kelas yang menyapanya dengan senyuman atau berkata, “Kak,” sambil menundukkan kepala. Reyhan pun membalasnya dengan senyum tipis, tentu saja hal itu membuat mereka bahagia bukan main.

“Woi! Nungguin siapa?” Dito datang dengan moge kecenya, sedangkan Reyhan tak menyahut.

Dito sedikit kesal karena diacuhkan. “Reyhan, Reyhan, Reyhan. Nungguin siapa sih lo?”

Reyhan tampak menghembuskan napasnya gusar. “Lo pulang sana, udah ditungguin Nenek lo!”

“Lo nungguin cewek ya? Ikut dong!” Dito sedikit memajukan mogenya.

Reyhan menggeleng keras, kalau Dito sampai ikut, yang ada rencananya akan hancur. Tidak lama kemudian Reyhan melihat Nadiya berjalan mendekat, cewek itu melambaikan tangannya kepada Reyhan dan Reyhan membalasnya dengan senyuman.

Dito berdiri dari mogenya. “Lo mulai gila ya senyum-senyum sendiri?”

“Lo bisa pulang sekarang!” Reyhan mulai menggeram saat Dito menggelangkan kepalanya. “Pulang sekarang atau motor lo gue hancurkan?”

Garis wajah Dito langsung berubah. “Kayanya lo bener. Nenek gue udah nungguin.” Dito langsung menancap gas keluar dari parkiran.

Akhirnya.

Yuk."

“Iya.” Nadiya menarik knop pintu mobil Reyhan, begitu juga dengan pemiliknya.

Semua yang ada di tempat parkiran menatap Nadiya dan Reyhan dengan tatapan terkejut.

Kok bisa pulang bareng Nadiya?"

Tunggu tunggu tunggu, kayanya gue ketinggalan berita nih. Tapi, sejak kapan mereka dekat?"

Wajar sih mereka bisa dekat. Kak Nadiya cantik, pintar. Lo juga tau kan banyak cowok yang suka sama dia?"

Tapi gue tetap gak setuju, huhu."

Kurang lebih seperti itu percakapan mereka yang berada di parkiran.

*****

Di dalam mobil tidak ada yang bersuara sejak tadi, Nadiya merasa seperti lagi hening cipta saat upacara. Hanya terdengar suara hembusan napas mereka yang saling bersahutan. Reyhan melirik sesekali ke arah Nadiya yang sedang memainkan ponselnya.
Mata tertuju ke layar ponsel padahal pikiran dan hati sedang mencari jalan keluar dari kecanggungan.

Tanya Hati [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang