Di siang hari yang cerah seperti ini, membuat tiga cewek cantik itu bermalas-malasan di dalam sebuah kamar yang besar dan adem.
Nadiya sedang berbaring di atas kasurnya sambil memutar lagu, ‘You are the reason,’ dari laptopnya.Laila dari tadi asik dengan dunia maya, dengan posisi di samping Nadiya. Sedangkan, Sarah tiduran di atas sofa. Sarah sibuk melihat-lihat barang terbaru dari akun media sosisl yang baru saja dikasih tahu teman sekelasnya.
“Nad,” panggil Sarah.
“Hmm?”
“Laperrr.” Sarah melirik Nadiya dengan ekspresi memohon. Nadiya pun mengerti dengan ekspresi Sarah.
“Gue juga!” timpal Laila ngegas.
“Pesen dari go food aja,” saran Nadiya.
“Sip.” Sarah melirik Laila. “Pesen dong Lai.” Sarah melempar senyum andalannya.
“Aelah. Oke lah!” Laila merubah posisinya menjadi duduk.
Hening.
“Ahhh! So sweet banget!” Laila memasang wajah imutnya.
Sarah beralih dari akun shopping menjadi melirik Laila. “Siapa?”
“Pemeran cowoknya! Jago berantem sama jago balap. Jadi, dia bisa jagain ceweknya gitu deh. Gue kan jadi iri Rah,” kagum Laila.
“Lo juga mau?”
“He'em.”
“Kalau gue ingat-ingat ya, temen gue cowok. Kayanya gak ada deh Lai, yang kriterianya yang begituan.”
Laila memajukan bibirnya beberapa sentil.
“Gue ada,” ucap Nadiya santai.
“Serius Nad? Lo punya temen cowok yang kaya begitu? Baru tau gue kalau lo punya temen yang begituan.” Sarah heboh sendiri, dan Laila masih dengan wajah tidak percaya.
“Siapa yang bilang gue punya temen kaya begitu?” sewot Nadiya.
“Tadi!”
“Maksudnya. Gue punya saran!”
“Siapa Nad? Jangan bikin gue sama Laila penasaran.”
“Oke oke. Jadi, gue pernah lihat sendiri dengan kedua mata kepala gue, cowok yang lo incar.” Nadiya mengubah posisinya menjadi duduk sambil memangku bonekanya.
“Serius?”
“Dia jago berantem.” Mata Laila langsung berbinar. “Tadi lo juga bilang yang jago balap kan?” tanya Nadiya dan diangguki Laila. “Jangan tanya lagi, gue lihat dia jago banget malah bawa motornya. Apa lagi lari dari kejaran orang.” Nadiya memelankan suaranya di kalimat terakhir.
“Lari? Kejar?” Laila jadi bingung.
“Lo mau gak sama tuh cowok?” tanya Nadiya lagi, dan lagi-lagi Laila hanya mangguk.
“Bagus! Jadi gue sarani lo pacaran sama COPET aja Lai. Paket komplit lagi, jago bela diri apa lagi lari dari kejaran ibu-ibu RT!” jelas Nadiya sambil menahan tawanya. Sedangkan Sarah langsung tertawa sekencang-kencangnya.
Laila yang sudah serius mendengarkan saran dari Nadiya, malah dibuat jadi bahan candaan. “Gak lucu!” Laila membuang mukanya.
“Makanya cari pacar itu yang alim, bukan kaya COPET!” Nadiya berlari keluar kamar sambil tertawa saat Laila ingin melayangkan bantal kepada Nadiya.
“Gue buang juga lo ke panti jomblo!” Laila melempar bantal itu ke atas kemudian mendarat di kepalanya. “Aw!”
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanya Hati [END]
Teen Fiction"Mungkin seperti ini akan lebih baik untuk kita berdua, tak perlu ada hubungan spesial lagi, dan semua akan kembali seperti semula. Saat di mana aku dan hanya Tuhan yang tahu kalau hanya kamu yang ada dalam hatiku. Maka tidak ada lagi yang terluka k...