Selamat malam semua!
Aku kembali lagi...Seperti biasa, tekan bintang yang ada di pojok bawah kiri sebelum menikmati part ini ;)
*****
Ujian telah selesai, jam masuk sekolah lebih diperlambat, seluruh siswa diperbolehkan melakukan kegiatan apapun.
Dari dua hari kemarin semuanya terasa tak sama lagi, semua perlahan menjauh. Reyhan benar-benar menjaga jarak darinya, Laila lebih sering bersama Sarah. Hanya mereka berdua yang lebih dekat dengan Nadiya di dalam kelasnya, bukan karena Nadiya memilih-milih teman. Mereka terlalu baik didepan tetapi dibelakang bisa berubah 180 derajat. Untuk apa menjalankan pertemanan kalau nyatanya palsu.
Gadis itu menopang dagunya melihat keluar jendela, hari ini ia sangat malas untuk melakukan sesuatu.
“Nad, lo ikut sama kita ke kantin gak?” ajak Laila.
“Gue masih kenyang Lai,” jawab Nadiya jujur.
“Jadi, lo beneran gak mau ikut kita berdua?”
“Hmm,” jawab Nadiya tanpa melihat Laila.
Laila melirik Sarah sambil menggelengkan kepalanya. “Yuk Rah, kita ke kantin.”
Nadiya menatap kedua sahabatnya keluar dari kelas, kemudian melihat sekelilingnya ternyata hanya tinggal dia dan Lio di kelas. Nadiya menenggelamkan kepalanya diatas tumpukan tangannya, percuma mengajak Lio berbicara cowok itu akan menghindar lagi. Nadiya berdiri dari duduknya, ia tahu harus ke mana untuk menghibur hatinya. Nadiya pun melangkahkan kakinya kesuatu tempat.
Suara dari lapangan terdengar sangat berisik dengan jeritan para kaum hawa. Kedua kaki Nadiya melangkah mendekati suara yang ada di lantai utama, tepatnya di lapangan basket.
Nadiya berdiri di koridor lantai dua, memperhatikan semua murid yang tertawa, bercanda ria dengan teman-temannya.
Nadiya memperhatikan kapten basket yang sangat mencolok di antara semua. Cowok itu sangat lincah bermain bola basket sampai Dito terpeleset karena tak berhasil merebut bola itu dari sang kapten. Nadiya memejamkan matanya saat salah satu anak basket meloroti celana Dito, semua murid yang ada di sana bersorak heboh. Tanpa sadar Nadiya ikut menertawai Dito.
Deg
Nadiya mematung, entah kenapa mata mereka bisa berpapasan. Reyhan bisa menemukan keberadaannya dan memamerkan senyum manisnya. Nadiya memegang dadanya, tak bisa ia pungkiri kalau getaran itu masih ada.
Reyhan masih melihat ke arah Nadiya, senyumnya memudar seiring langkah kaki yang mambawa Nadiya menghilang dari Reyhan.
*****
Sarah sedang menunggu di luar ruang guru karena saat mereka berdua berjalan menuju kantin Laila dipanggil oleh wali kelas mereka. Mau tidak mau Sarah harus menunggu Laila sampai selesai. Tubuh Sarah menegak ketika mendengar seperti sorakan yang menggema dari bawah sana sampai ke lantai dua. Sarah semakin mendekat sampai matanya melihat banyaknya murid yang berkumpul menyaksikan permainan bola basket. Sarah tersenyum lebar melihat cinta pertamanya yang selalu berkarisma.
Cinta yang tak terbalas hanya akan menimbulkan jarak, dan hal itu memang benar adanya.
Dari sekian banyak orang yang Sarah temui hatinya tetap jatuh pada orang yang tak punya sedikitpun ruang untuknya. Ternyata, melupakan tidaklah semudah itu. Semakin berusaha keras untuk melupakannya, wajahnya justru semakin terbayang. Cintanya sudah mendarah daging. Sarah terlalu mencintainya lebih dari dirinya sendiri, sampai lupa kalau hidup tak selalu berpusat tentang cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanya Hati [END]
Teen Fiction"Mungkin seperti ini akan lebih baik untuk kita berdua, tak perlu ada hubungan spesial lagi, dan semua akan kembali seperti semula. Saat di mana aku dan hanya Tuhan yang tahu kalau hanya kamu yang ada dalam hatiku. Maka tidak ada lagi yang terluka k...