Akhirnya mereka sampai di komplek perumahan elit yang terlihat mewah dan asri. Mobil Reyhan memasuki halaman rumah Nadiya dan memarkirkan mobilnya yang diikuti oleh kedua sahabatnya dari belakang.
Sarah terus memperhatikan gerak-gerik Reyhan dengan senyum tertahan, sedangkan yang diperhatikan merasa risih namun Reyhan tak berniat untuk protes.
"Erm!"
Sarah yang mendengar dehaman Reyhan yang lumayan keras langsung menoleh ke arah lain. "Eh, udah sampai?"
"Iya, lo turun duluan."
Sarah pun langsung turun dari mobil Reyhan, setelah itu Reyhan turun dari mobil beserta cemilan yang tadi ia beli untuk Nadiya, Reyhan berjalan mendekati mereka yang sudah berkumpul dibawah pohon mangga.
"Yuk masuk," ajak Sarah.
"Iya. Kalian luan aja," ucap Reyhan. Sarah dan Laila mengangguk lalu pergi memasuki rumah Nadiya.
Ari merasa aneh dengan Dito yang hanya diam sambil melirik ke atas.
"Cing napa lo, kesambet kunti ya?" tanya Ari.
Dito yang mendengar pertanyaan Ari langsung melirik Ari. "Gak."
"Lah terus lo napa?" kini Reyhan yang bertanya. "Merasa terpanggil?"
"Bangke! Itu tu," tunjuk Dito ke arah pohon mangga.
Reyhan dan Ari langsung mendongakkan pandangan ke atas dan ternyata yang dimaksud Dito itu adalah buah mangga.
"Kenapa?" tanya mereka bersamaan.
"Gue mau. Kan mayan buat rujak di rumah hitung-hitung irit makanan," jelas Dito tanpa dosa.
"Dasar malu-maluin," maki Reyhan tertahan.
"Dasar cowok gak modal, pantas gak ada cewek yang suka sama lo," sambung Ari.
"Yaelah sekali-sekali kan bisa?" Mereka tak menyahuti Dito.
"Han!"
Reyhan tahu pasti Dito akan meminta bantuan buat minta mangga itu. "Apa?"
Dito menunjuk ke arah buah mangga yang terlihat sangat menggodanya, dan menyuruh Reyhan untuk meminta pada Nadiya. Reyhan menggeleng lalu pergi dari tempat itu bersama Ari.
Dasar Dito! Memang aneh tingkahnya, kan tujuan mereka mau jenguk Nadiya, sekalian silaturohim bukan malah minta mangga segala yang ada malu-maluin nantinya.
"Assalamu'alaikum." Reyhan dan Ari masuk dan disusul Dito dari belakang.
"Wa'alaikumsalam," jawab Ranti.
"Silahkan duduk dulu biar tante panggil Nadiya."
"Iya tan." Mereka berlima duduk di ruang tamu sambil menunggu Nadiya turun dari kamarnya.
*****
Tok tok tok
"Iya, siapa?"
"Ini Mama."
Pintu kamar Nadiya langsung terbuka.
"Kenapa, Ma?""Itu teman kamu Sarah sama Laila datang mau jenguk kamu."
"Em? Biasanya mereka langsung masuk kamar Nadiya, Ma. Ini kenapa nggak masuk?"
"Oh iya Mama lupa, ada tiga cowok juga yang datang. Mama gak tau deh nama mereka siapa, teman kamu kali?"
Nadiya menautkan kedua alisnya, kira-kira siapa tiga cowok itu. Apa mungkin teman sekelasnya? Tapi sepertinya tidak, karena kalau teman cowoknya datang kerumah selalu rombongan. Terus siapa ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanya Hati [END]
Teen Fiction"Mungkin seperti ini akan lebih baik untuk kita berdua, tak perlu ada hubungan spesial lagi, dan semua akan kembali seperti semula. Saat di mana aku dan hanya Tuhan yang tahu kalau hanya kamu yang ada dalam hatiku. Maka tidak ada lagi yang terluka k...