Part 15

623 151 39
                                    

Setelah bel istirahat berbunyi Sarah tidak bersama kedua sahabatnya, karena ia harus membawa buku tugas mereka ke ruang guru. Jadi Nadiya dan Laila pergi terlebih dahulu ke perpustakaan mencari buku Fisika.

Sarah keluar dari ruang guru, ia berjalan melewati lorong kelas X. Namun langkahnya jadi memelan saat mendengar pembicaraan yang menarik baginya dari adik kelas bersama lawan bicaranya.

“Hei! Kalian tau kan yang nyalon jadi OSIS siapa?” tanya Rahel dengan gaya sombongnya kepada murid yang tidak ia kenal.

“Tau, Kak Reyhan dan Kak Jeri,” jawab siswi itu kalem yang sedang duduk di depan kelas bersama satu temannya.

“Bagus deh,” ucap Cinta, temannya Rahel yang berdiri bersandar di tembok.

“Jangan lupa lo harus pilih Kak Reyhan, sama wakilnya Kak Ari!” perintah Rahel tegas.

“Ii–iya.” Siswi itu jadi agak takut dengan Rahel anak dari pemilik sekolah.

“Awas ya kalau enggak?! Sekalian lo bilangin sama temen lo juga, pilih Kak Reyhan.” Rahel dan Cinta pun pergi begitu saja.

Sarah yang mendengar percakapan singkat itu, menjadi curiga sekaligus kepo.

Apa Reyhan main curang? Tapi gue tau pasti Reyhan bukan orang yang kaya gitu, batin Sarah.

Rasa penasarannya tidak tertahan lagi Sarah mengikuti Rahel dari belakang dengan hati-hati.

“Rahel. Lo beneran suka?”

“Lo gak lihat yang gue lakuin tadi? Itu baru awalnya aja. Nanti gue buktiin yang lebih lagi, kalau gue itu beneran cinta.” Rahel tersenyum membayangkan jika semua itu benar-benar terjadi dan bisa memiliki Reyhan seutuhnya.

“Iya sih. Tapi ya? kalau gue denger dari anak yang lain, Kak Reyhan itu udah suka sama kakak kelas yang cantik itu.”

Rasanya Sarah ingin memusnahkan bocah satu itu dari Reyhan. Sebelum mencari tahu tentang cewek yang disukai Reyhan, Sarah harus mengusir jauh-jauh yang namanya Rahel dari Reyhan. Dasar ular.

Rahel jadi cemberut. “Bodo amat! Gue enggak peduli. Pokoknya gue harus jadian sama Kak Reyhan. Gue juga enggak kalah cantik sama dia? Gue juga pintar.”

“Iya deh, terserah lo aja. tapi awas aja kalau cinta lo ditolak. Siap-siap patah hati.”

“Lo kok gitu sih, bukannya dukung gue malah buat gue pengen mundur,” ucapnya cemberut kemudian menatap Cinta serius. “Lo harus bantu gue sampai jadian titik.” Rahel melipat tangannya di depan dada.

“Oke, tap–”

“Gue turuti apa yang lo minta, asal Kak Reyhan bisa jadian sama gue.” Rahel tersenyum lebar, membayangkan dirinya jadian dengan Reyhan sudah sebahagia ini. Apa lagi kalau itu terjadi.

“Cari tau semua tentang Kak Reyhan.”

“Oke, gue bantu dengan senang hati. Lo memang teman terbaik, hahaha.” Cinta memeluk Rahel sekilas, kemudian mereka berbalik ke arah kantin.

Sarah memutar langkahnya menuju perpustakaan dengan rasa kesal. Bocah itu lebih dari ular.

“Sarah!”

Sarah memberhentikan langkahnya, menoleh kebelakang dan menemukan Valdo. “Eh. Kenapa kak?”

“Yang lain mana?”

“Nadiya sama Laila di perpus. Kenapa kak?”

“Kalian langsung latihan aja ke ruang musik. Tadi gue juga udah permisi sama wakil kepsek,” ucap Valdo dengan suara beratnya.

Tanya Hati [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang