Part 24

547 105 20
                                    

Reyhan menatap Sarah terkejut. Perkataan Sarah sangat jelas, namun sangat sulit bagi Reyhan untuk mencerna maksud dari perkataan Sarah barusan.

Gue suka cowok yang ada di hadapan gue sekarang. Gue suka sama Reyhan Anggara.

Kata-kata itu terus berputar dalam kepala Reyhan. Rasanya seperti lelucon yang tidak lucu sama sekali. Sarah adalah teman lamanya sejak dari SD sampai sekarang. Reyhan hanya menganggap Sarah sebagai teman. Tidak lebih dari itu. Tapi apa? Ternyata Sarah memiliki perasaan lebih padanya.

Saat ini Sarah telah mengakui perasaannya. Apa yang Sarah rasakan dan sukai dari cowok seperti Reyhan?

Bahkan Reyhan tidak pernah memberi perhatian lebih untuk Sarah, sampai Sarah harus membiarkan perasaannya tumbuh menjadi sebuah perasaan cinta. Reyhan juga bukan cowok yang suka tebar pesona, walau begitu tetap banyak yang terpikat padanya.

"Rah ... gue enggak tau apa yang lo maksud. Tap–"

"Han dengerin gue. Gue juga enggak tau kenapa gue jadi seberani ini buat ungkapin perasaan gue sama lo. Tapi yang harus lo tau, kalau gue beneran suka sama lo, Han."

Sarah menatapnya sendu. "Bahkan gue udah sayang banget sama lo," jelas Sarah yang tiba-tiba saja bergetar.

Reyhan diam masih bingung antara nyata atau tidak kalau Sarah sudah seberani ini mengungkapkan perasaannya duluan kepada cowok. Reyhan akui kalau dulu dia pernah suka dengan Sarah. Setelah mereka tidak pernah bertemu lagi, perasaan sukanya menghilang.

"Gue udah lama suka sama lo, dan gue baru sekarang berani ngungkapin perasaan gue."

"Rah."

"Gue tau lo suka sama cewek lain, tapi ini belum terlambat kan? Sekarang gue butuh jawaban dari lo." Sarah melihat raut wajah Reyhan yang tidak tenang. Bahkan Reyhan menghela napas beberapa kali.

"Rah gue bingung. Gue masih gak percaya." Reyhan memalingkan pandangannya dari wajah Sarah. Reyhan melihat Nadiya yang masih bernyanyi di atas sana bersama Valdo. Tidak diduga tatapan mereka bertemu, Nadiya tersenyum kepadanya. Namun Reyhan tidak membalasnya karena situasi yang dirasakan Reyhan saat ini. Sehingga sangat sulit untuk berekspresi. Sarah menggenggam tangan kiri Reyhan, menatapnya dalam meminta jawaban.

Senyum Nadiya memudar. Apa yang terjadi kepada Reyhan, kenapa senyumnya tidak dibalas. Apa ada yang salah dengannya? Nadiya kembali menatap Reyhan dari kejauhan, Nadiya menautkan alisnya melihat cewek yang berdiri disamping Reyhan sambil berpegangan tangan.

Sarah?

Nadiya tahu itu sarah dari gaun yang dikenakan cewek itu. Nadiya memperhatikan dua insan itu. Hingga Nadiya tersadar dari lamunannya saat tepuk tangan meriah dari penonton. Nadiya langsung turun ke pinggir panggung.

"Rah gue enggak bisa jawab," ucap Reyhan dengan suara parau. "Tapi lo harus tau gue udah pun–"

Sarah tidak ingin mendengar sekarang penolakan dari Reyhan, jadi Sarah memotong ucapan Reyhan. "Baiklah. Gue akan tagih jawaban dari lo. Nanti, besok, atau lusa. Gue tetap akan tungguin."

Sarah melepaskan genggamannya. Sebuah senyum tulus terukir di bibir Sarah. Sarah tidak tahu apakah dia bisa menunggu jawaban dari Reyhan atau tidak. Yang terpenting Sarah sudah melangkah lebih depan, tidak memendam perasaannya sendiri.

"Gue pergi."

"Rah, gue emang gak bisa jawab. Tapi, gue mau bilang sama lo kalau gue udah punya pacar."

Sarah tidak bisa mendengarnya, cewek itu sudah berlari sambil menghapus air matanya.

"Argh!" Reyhan memegang kepalanya frustasi.

Tanya Hati [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang