Gadis cantik baru saja keluar dari kamarnya menuju ruang makan, seragam sekolah sudah melekat di tubuhnya yang langsing, rambut panjangnya ia kucir kuda. Matanya berbinar saat melihat makanan kesukaannya yaitu nasi goreng dan ayam kalasan buatan Mama tersayang.
“Nadiya sini makan, malah berdiri di situ?”
“Iya Ma.” Nadiya menarik bangku tepat di hadapan Mamanya. Saat nasi goreng sudah terletak di piringnya ia langsung melahap sarapannya begitu saja.
“Ma, Kak Aldi sama Papa kenapa belum makan? Dari tadi Nadiya gak lihat.”
“Oh iya, tadi subuh kakak kamu sama Papa, berangkat ke Singapur,” ucap Ranti sambil mendekatkan segelas susu kepada putrinya.
“Kok gak pamit sama Nadiya sih Mah?” tanya Nadiya kecewa.
“Tadi kamu masih tidur jadi, Papa nggak mau ganggu kamu yang selalu kebo. Papa juga titip pesan sama kamu, belajar yang raji, di sekolah dan jangan pernah buat onar.”
“Iya deh Ma, Nadiya mau pergi sekolah dulu nanti terlambat lagi.” Nadiya bergegas lalu memegang lembut punggung tangan kanan Ranti dan menciumnya. Ranti membalas dengan mengelus lembut rambut halus putrinya.
*****
Nadiya keluar dari taxi, berjalan menuju gerbang sekolah yang masih terbuka lebar. Saat melewati lorong kelas X Nadiya melihat Reyhan yang baru keluar dari parkiran bersama teman-temannya. Nadiya gelagapan saat cowok itu melihatnya, Nadiya mengambil langkah besar menaiki anak tangga.
“Nah, ini dia putri salju sudah datang!”
“Apaan sih? Lebay lo Rapunzel!” balas Nadiya kepada Sarah. Nadiya duduk di bangkunya yang berada di nomor dua dari depan. Laila duduk di depannya dan Sarah berada di belakangnya. Di sekolah mereka menggunakan sistem satu meja untuk satu murid. Laila dan Sarah membawa bangku mereka mendekat ke meja Nadiya. Nadiya sangat hapal apa yang akan mereka katakan selanjutnya.
“Nad, mana tugas lo? Lihat dong gue mau lihat jawaban kita sama atau beda.” Sarah memasang senyum pepsoden. Nadiya mengambil buku tugasnya dari tas lalu meletakkannya di atas meja.
“Nah gitu dong Nad, makasih ya?” Sarah langsung bahagia.
Laila yang hanya memperhatikan dari tadi tingkah sahabatnya itu, ia pun berinisiatif langsung merampas buku yang diberikan Nadiya. Sarah sempat kaget kemudian menoleh ke arah sumber tangan yang mengambil buku itu secara tiba-tiba.
“Mau apa lo?” tanya Laila.
“Y–ya itu bukunya!” ucap Sarah sambil menatap tajam Laila.
“Lihat dulu tugas lo, lo bilang hanya lihat jawabannya sama atau gak!” Laila mulai curiga karena dia tahu tabiat sahabtnya yang satu itu, suka banget copy paste tugas orang. Kalau dibiarin yang ada Sarah semakin keenakan dan yang pasti dia akan menjadi malas mengerjakan tugas sekolah.
“Wah, lo gak percaya banget sama gue ya Lai? Dasar alay!” teriak Sarah kesal.
“Sekarang gue mau tanya sama lo Rah, lo hanya jawab udah atau belum. Lo sebenarnya udah siap gak sih?”
Nadiya sudah muak menyaksikan drama yang sering terjadi kepada sahabatnya itu, kepalanya hampir pecah. Kapan sih episode drama mereka selesai?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanya Hati [END]
Teen Fiction"Mungkin seperti ini akan lebih baik untuk kita berdua, tak perlu ada hubungan spesial lagi, dan semua akan kembali seperti semula. Saat di mana aku dan hanya Tuhan yang tahu kalau hanya kamu yang ada dalam hatiku. Maka tidak ada lagi yang terluka k...