Part 18

593 133 37
                                    

“Tumben jemput gue?” Nadiya masih berdiri di depan pagar rumahnya.

Tidak biasanya mereka bertiga berangkat sekolah bareng, apalagi Sarah harus mutar-mutar menjemput Laila dan Nadiya. Nadiya menatap kedua sahabatnya yang sudah anteng di dalam mobil Sarah.

“Banyak tanya lo, ini udah mau telat Nadiya!” teriak Laila yang duduk di jok belakang.

“Ngapain jemput gue kalau nggak ikhlas?” Nadiya membuka bungkus permen tangkai yang ada di dalam sakunya lalu mengemutnya sambil menatap Sarah dan Laila bergantian.

“Udah kita tinggal aja Rah, paling nanti dia kena hukum.” Laila menutup kaca mobilnya sampai kandas.

Byeby—”

Bruk!

Nadiya langsung masuk ke dalam mobil Sarah dan duduk tepat di samping Sarah. “Berangkat!”

Ingin rasanya Laila menendang Nadiya ke planet Mars.

*****

“Good morning guys!” Dito menyapa teman sekelasnya yang sedang sibuk dengan ponsel masing-masing.

“Malam.”

Dito melemparkan tasnya ke tempat bangkunya, kemudian berdiri di depan kelas dan tidak lupa mengambil sapu ijuk yang berada di balik pintu. “Everybody single day!”

Tiba-tiba Reyhan datang bersama Ari.

“Teman-teman, kita satu kelas harus kompak dong. Oke mulai. Satu, dua, tiga. Siapa kita?”

“Reydi!”

“Apa tuh?” tanya Dito belagak tidak tahu padahal dia dalang dari rencana ini.

“Reyhan dan Ari!”

“Wowowo!” semua bersorak gembira sambil bertepuk tangan.

Reyhan tersenyum bangga melihat teman-temannya yang sangat kompak, sedangkan Ari sudah ikut bertepuk tangan.

“Gue sumpahin dah kalian berdua menang!” teriak Dina.

“Amin!”

“Jangan lupa makan-makan. Ya gak?” tanya Dito pada teman-temannya.

“Yoi!” semua berteriak heboh.

*****

Hari ini adalah hari dimana ketua OSIS tahun lalu melepas jabatanya, yang kemudian akan digantikan dengan calon OSIS baru.

Setelah mendengar pengumuman dari pembina OSIS agar semua murid segera berbaris di lapangan. Semua murid langsung berbodong-bondong mencari barisan terdepan, mereka ingin melihat lebih dekat calon ketos yang tampan dan rupawan.

Yang biasanya saat upacara bendera murid yang tinggi selalu berbaris paling depan, dan membuat murid yang tingginya hanya sepohon toge merasa senang karena terhindar dari teriknya panas matahari. Kini pasukan toge adu debat dengan tower.

“Laila, lo di belakang dong sekali-kali. Gue gak bisa lihat ini.”

Laila dan Nadiya sudah berada di barisan paling depan, sedangkan Sarah di belakang Nadiya.

“Apaan, giliran kaya gini lo langsung muncul. Ke mana aja lo selama ini, hah?” Laila jadi sewot di barisannya, karena dari tadi Dita merengek ingin baris di depan.

“Yaelah, pelit.” Dita kembali ke barisan belakang sambil ngomel-ngomel. Bagaimanapun Dita tidak ingin membuat masalah dengan tiga cewek itu.

“Nadiya gue di depan ya piss?” Zahra yang biasanya baris paling belakang saat upacara, kini meminta untuk di depan. Sungguh dahsyat sekali calon ketos ini.

Tanya Hati [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang