Waktu terus berputar. Seperti halnya roda yang terus berputar mengikuti detik jarum jam. Cerita kehidupan pasti terus berjalan.Empat tahun sudah berlalu. Kyuhyun masih menjadi seorang CEO yang mempesona sekalipun usianya sudah menginjak angka tiga. Pria itu terlihat lebih baik, apalagi dengan didampingi Nayoung di sisinya.
Beberapa wartawan menanyakan seputar hubungan mereka. Namun, Kyuhyun hanya mengatakan mereka sekadar teman baik.
"Kyuhyun~ah, aku membawakanmu sandwich tanpa sayur. Kau terlihat lebih kurus sekarang."
Nayoung meletakkan sebuah benda kotak berisi roti isi itu tepat di depan Kyuhyun. Akhir-akhir ini pria itu tidak baik dalam mengatur pola makannya. Nayoung paling tahu hal itu, setidaknya ia sudah lama mengenal Kyuhyun lebih baik dari siapapun.
"Aku akan memakannya setelah menyelesaikan ini."
Nayoung berdecak, pria itu senang sekali menunda waktu hanya untuk makan sepotong roti saja.
"Aish, kau ini." Nayoung dengan tidak sabar membuka kotak tersebut dan mengambil sepotong roti itu. "Buka mulutmu Kyu."
"Aku bisa melakukannya sendiri Young~ah. Letakkan saja di sana."
Penolakan Kyuhyun sepertinya tidak memiliki pengaruh banyak untuk Nayoung. Buktinya, wanita itu masih bersikeras menyodorkan sandwich beberapa mili dari mulut Kyuhyun.
"Baiklah."
Kyuhyun mengalah dan memilih menerima suapan dari tangan Nayoung.
Saat tangan Nayoung menyuapkan roti tersebut, tanpa sengaja Kyuhyun memegang pergelangan tangan Nayoung. Situasi tiba-tiba menjadi begitu canggung.
Hingga pintu berderit, keduanya bahkan tetap berada pada posisinya.
Sehun memasuki ruangan Kyuhyun dan mendapati kakak sepupunya itu sedang memegang tangan Nayoung. Sepertinya, mereka sudah sangat bahagia sekarang.
"Aku hanya ingin memberikan ini."
Sehun meletakkan sebuah dokumen di meja Kyuhyun. Ia melirik Nayoung sebentar dan membuat wanita itu sedikit risih.
"Kau bisa membacanya nanti."
Sehun melangkahkan kaki dan hampir menyentuh gagang pintu.
"Sehun~ah, ini tidak seperti yang kau pikirkan." sahut Nayoung cepat.
Kyuhyun melirik reaksi Sehun yang hanya diam di depan pintu kantornya.
"Aku tidak peduli. Bagiku, dia hanya sekedar atasanku."
Sehun berbalik sebentar dan menatap Kyuhyun. Pria itu tidak lebih dari atasan di kantornya.
"Dan untuk itu, aku tidak merasa harus peduli."
Sehun akhirnya menghilang di balik pintu. Kyuhyun tergugu. Sudah tidak ada lagi yang berpihak padanya kecuali Nayoung. Kedua adiknya bahkan telah mengibarkan bendera permusuhan.
• • • •
Los Angeles, Amerika Serikat.
Sebuah studio dengan berbagai kamera dan lampu blits saling bersahutan. Di pojok ruangan seorang gadis berambut hitam kebiruan sedang bermain ponsel sambil mengacungkan ibu jarinya setelah gadis lainnya selesai melakukan sesi pemotretan.
Di sisi lain, gadis berambut cokelat terang itu melirik malas temannya dan malah kembali ke meja rias untuk membenahi beberapa make up di wajahnya.
"Nice job, girls."
Pria yang merupakan photographer itu tersenyum puas mendapati hasil kerjanya.
"You know, Yeon. Aku akan menyesal jika waktu itu Shin menolak tawaranku." Dia Aiden, dengan jeli memeriksa satu-persatu hasil foto dari modelnya.
"She's so amazing and beautiful. Kenapa kau tidak menjadi model sejak dulu?."
"Ssstt.. shut up, Aiden." Gadis berambut hitam kebiruan itu mendelik sebal melihat Aiden lagi-lagi membahas tentang masalah itu lagi.
"Mianhae Hwayeon~ah."
Hwayeon berdecak kemudian menghela nafas panjang. Gadis itu mendekati Shin yang hanya diam menatap dirinya di balik pantulan cermin rias.
Hwayeon memegangi kedua pundak Shin dari belakang. Menatap gadis itu dari pantulan cermin.
"Jangan pikirkan apapun lagi Ra~ya. Kau sudah memilih untuk berubah. Ingat saja tentang hal itu."
Aiden melihat persahabatan kedua modelnya. Sejak awal, mereka seperti kesatuan yang tidak terpisahkan. Hwayeon yang lebih ceria dan periang. Gadis itu lebih dulu terjun menjadi model, sehingga ia lebih sanggup mengatasi Shin.
Lalu, bagaimana dengan Shin?. Aiden bertemu gadis itu beberapa tahun lalu saat mengikuti Hwayeon untuk pemotretan sebuah majalah di Manhattan.
Awalnya, Aiden hanya mengira Shin gadis biasa saja. Tetapi, mendengar salah seorang rekannya mengajukan ide saat mereka membutuhkan seorang model di waktu mendesak. Aiden mati-matian meminta gadis itu menjadi modelnya.
Sampai hasilnya, Shin sekarang menjadi gadis yang paling dicari untuk setiap sesi pemotretan. Shin yang pendiam, gadis yang terlihat begitu tenang dengan tatapan dinginnya.
Dan yang Aiden tahu adalah gadis yang tidak ingin menggunakan nama aslinya lagi.
"Eum, aku mendapat tawaran baru. Tetapi kali ini bukan di Amerika." Aiden tampak ragu ketika Shin menatapnya datar menunggunya menuntaskan kata-katanya.
"Katakan, Aiden."desak Hwayeon.
"Ehm.." Aiden berdeham sebentar kemudian memandang keduanya bergantian. "Pemotretan kali ini, kalian akan menjadi brand ambassador sebuah produk cokelat."
"Dan itu akan dilakukan di Seoul."
Hwayeon mendelik sebal saat Aiden menyebut negara keramat itu di depan Shin. Aiden dan Hwayeon yang paling tahu kenapa Shin tidak pernah mau melakukan sesi pemotretan atau bahkan membintangi sebuah iklan sekalipun jika itu di Seoul.
"Aku hanya mendapat tawaran Yeon, belum menyetujuinya.."
Hwayeon bisa bernafas lega sekarang karena Aiden tidak seceroboh yang ia kira.
"Syukurlah.."
"Kapan?." sahut Shin. Gadis itu sudah berdiri sambil membenarkan letak jam tangannya.
"Ra~ya, kau tidak bermaksud untuk menyetujuinya, bukan?." Hwayeon tampak was-was melihat reaksi rekannya yang biasa saja.
"I think, I miss my parent. To four years is more than enough. Shall we come back?."
• • • •
So, Do you know who is Shin.?.
Yeah, she is.Nayoung enak sama Kyuhyun bisa suap-suapan. Bisa berduaan. Auew.. So romantic. 😘😘
Jangan lupa Like & Comment ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN : Replacement Woman (COMPLETED)
FanfictionShin Yoora tidak pernah tahu jika hidupnya akan hancur dalam kurun waktu yang singkat. Kenyataan jika ia harus berhadapan dengan Cho Kyuhyun membuat semua yang ia bangun selama ini menjadi sia-sia. Shin Yoora menjadi model, untuk menghancurkan Cho...