CHAPTER 23 : PUNISHMENT.

3.2K 219 7
                                    


'Aku tidak pernah seyakin ini dalam mencintai seseorang. Sekalipun, dia hanya gadis biasa namun dengan caranya berjalan saja membuat jantungku berdebar...

Dia yang sangat manis, jujur dan terlalu baik membuatku sadar semua ini adalah hukuman Sang Pencipta karena aku telah dengan lancang merusak hatinya.

Jika aku masih berhak memohon. Ke manapun dia pergi, bisakah aku menjadi satu-satunya tempat untuk kembali?..'

Seperti pria kesepian pada umumnya. Kyuhyun menjadi sering membuat catatan-catatan yang berisi curahan isi hatinya ke dalam sebuah buku berwarna burgundy.

Kyuhyun hanya berani memohon dalam diam. Empat tahun bukanlah waktu yang sebentar untuknya. Segala cara sudah ia tempuh untuk sekadar mengetahui di mana keberadaan Yoora sebenarnya. Namun, takdir seperti sengaja menyembunyikannya.

Tidak ada yang tahu sampai kapan perasaan bersalah dan menyesal ini akan semakin menggerus hatinya.

• • • •

"Besok pagi-pagi sekali, kalian akan sampai di bandara Incheon. Aku akan menyusul karena masih banyak foto yang harus kuselesaikan."

Hwayeon mengangguk paham dan melirik Yoora yang memilih menyibukan diri dengan ponselnya.

"Kau sudah menyiapkan semuanya Yeon?."

Lagi, Hwayeon mengangguk. Ia sudah sering melakukan perjalanan ke sana kemari. Oleh karena itu, tidak terlalu sulit baginya untuk menyiapkan segala keperluan hari ini.

Yoora terlihat lebih biasa jika dilihat. Gadis itu sangat tenang.

Hati orang siapa yang tahu. Yoora memang hanya diam dan memainkan ponsel, akan tetapi jauh dalam hati ia khawatir.

Waktu sudah lama berlalu. Jika saja peristiwa hari itu tidak pernah terjadi, mungkin keadaan juga tidak akan sama. Kenangan indah yang menggunung menjadi ledakan mimpi buruk yang menimbulkan kebencian tanpa akhir.

Bilamana ia bisa, Yoora akan memilih menjadi gadis yang menerima semua dengan berbesar hati. Sayangnya, ia tidak sebaik itu.

"Aku ada urusan. Telepon aku jika kau sudah siap."

Yoora melangkah pergi meninggalkan apartemen yang ia tempati dengan Hwayeon.

"Aku tahu, kau sedang berupaya untuk bersembunyi."

Diikuti suara pintu yang tertutup, Hwayeon menatap kepergian Yoora dengan senyuman masam. Rasanya, empat tahun terlalu cepat.

• • • •

"Kyuhyun~ah."

Nayoung setengah berlari setelah melihat Kyuhyun baru saja keluar dari ruang pertemuan. Hari ini, perusahaan sedang membahas peluncuran produk cokelat terbaru gagasan Kyuhyun. Pria itu memang lebih terlihat sibuk sepekan ini.

Dari balik punggung Kyuhyun, Nayoung bisa melihat Sehun dan Daehyun yang berjalan beriringan. Kedua pemuda yang sangat enggan berdekatan dengannya. Nayoung saja bisa melihat hanya dari cara mereka menunjukan reaksi kecil yang mungkin orang lain tidak menyadari hal tersebut.

"Sepertinya kau sangat sibuk."

Memilih untuk menghindari tatapan mengejek dari Sehun dan Daehyun, Nayoung tiba-tiba berjalan mendekati Kyuhyun.

"Pertemuan kali ini lebih rumit dari biasanya. Apa kau tidak punya pekerjaan sampai harus kemari setiap hari?."

Nayoung menggembungkan pipi mendengar sindiran Kyuhyun. Pria itu terkekeh melihat reaksi Nayoung yang kekanakan.

"Aku bosan hanya merancang busana. Aku butuh teman makan. Jadi, apa tuan sibuk ini bisa menjadi teman makan siangku?."

Kyuhyun terdiam sebentar. Belakangan memang dia menjadi kembali dekat dengan Nayoung. Wanita itu seperti sihir yang tiba-tiba muncul. Kadang ketika Kyuhyun merasa jenuh, Nayoung selalu datang dengan suara cerianya dan membuat pria itu sedikit terhibur.

Perasaannya memang membaik. Tetapi hatinya tidak dapat lagi berubah. Nayoung pernah menempati sisi kosong dalam hati Kyuhyun sampai pria itu nekat meyakinkan diri jika Yoora akan menjadi pengganti baginya.

Lalu sebuah takdir menggubah segalanya. Yoora menutup keseluruhan pintu yang pernah Kyuhyun buka untuk Nayoung. Sampai akhirnya, pintu itu tidak akan bisa terbuka lagi sekalipun Nayoung mencobanya.

Karena kunci pintu itu, telah Yoora bawa pergi beserta segunung perasaan yang pernah Kyuhyun simpan.

"Aku ingin makan hotdog." ujar Kyuhyun sambil tersenyum.

"Eum, sepertinya tidak buruk. Kajja!!."

*

Sehun dan Daehyun duduk di dalam mobil sambil meminum kopi yang mereka beli dari sebuah kafe. Kedua pemuda itu sebenarnya berniat duduk sebentar di dalam sana, namun melihat Kyuhyun dan Nayoung sudah berada di sana, Sehun memilih untuk keluar kafe.

Bukan berlebihan apalagi ikut campur urusan orang lain. Begitu banyak kesalahan yang sudah mereka perbuat pada Yoora. Hal ini menjadi sebuah jarak yang harus Sehun dan Daehyun pertimbangkan.

"Ah, aku masih bertanya-tanya bagaimana kabar Yoora.."

Daehyun menyesap minuman di tangannya sambil menatap lurus ke jalanan.

"Kita bahkan tidak bisa melacaknya. Mustahil sekali." keluh Daehyun lagi.

"Biarkan saja. Kita tidak pantas mengkhawatirkan hal itu. Lagipula, kita juga bertanggungjawab atas semua ini."

Sehun masih ingat dengan jelas seorang gadis sederhana yang pernah menjadi adik kelasnya. Pria itu tidak menyangka jika gadis yang pernah mencuri perhatiannya dulu, bisa memikat hati Kyuhyun.

"Ah, kau benar. Aku merasa sangat menyesal karena membuat gadis itu kehilangan pekerjaan yang sangat dia impikan."

Bayangan beberapa tahun lalu ketika Daehyun membobol email dan membuat Yoora tidak bisa keluar dari Korea membuatnya begitu merasa bersalah.

"Kenapa wajah menyesalmu begitu konyol sekali."

• • • •

Proyek besar untuk peluncuran produk cokelat dari Cho Corporation, hari ini resmi digelar.

Kyuhyun harus hadir dalam pergelaran besar itu. Apalagi, dia harus memilih sendiri siapa saja subjek yang akan ikut bekerja sama  untuk peluncuran produk yang memang ia buat sendiri kali ini.

Sehun berjalan dari arah berlawanan bersama seorang pemuda yang memiliki tinggi kurang lebih sama sepertinya. Jika Kyuhyun perkirakan, pemuda itu sebaya dengan Sehun.

"Dia yang akan menjadi model iklan kita, dia temanku. Park Chanyeol."

Pemuda bernama Chanyeol itu tersenyum manis sambil membungkuk sopan.

"Kudengar rekan bisnis kita akan mengirim modelnya kemari. Salah satu dari mereka akan menjadi pasangan Chanyeol."

Kyuhyun hanya mengangguk samar. Sebetulnya, dia tidak memahami soal periklanan produk miliknya. Selama ini Kyuhyun hanya menaruh kepercayaan pada pekerjanya.

"Kita bisa masuk sekarang. Proyek kali ini, kau bilang ingin menanganinya sendiri."

Sehun melirik Kyuhyun yang berdiri dengan sebelah tangan di dalam saku celananya.

"Eum, kita bisa mulai sekarang."

Mereka bertiga memasuki ruang pertemuan yang menjadi ruang paling luas di kantor Kyuhyun. Sudah banyak pegawai dari berbagai divisi penting duduk di sana.

"Sajangnim, model wanita yang sudah Tuan Lee janjikan belum hadir."

Jaebum mendekati Kyuhyun kemudian berbicara dengan setengah berbisik. Kyuhyun melirik jam tangannya sebentar. Ah, ia paling tidak senang jika seseorang menyepelekan waktu apalagi berkaitan dengan dirinya.

"Jika dalam lima menit dia belum datang, cari saja model lain." ucap Kyuhyun tak acuh.

• • • •

Babang Evil masih arogan aja.
Semoga part ini gak mengecewakan ya..
Jangan lupa Like & Koment. 😘😘

BROKEN : Replacement Woman (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang