"Selamat."Yoora mematung bersama ponsel yang masih menempel di telinganya. Suara husky ini, setelah sepekan akhirnya dia lega bisa mendengarnya.
"Mianhae. Aku terlalu pengecut untuk datang ke pernikahanmu."
Terdengar berat. Yoora menyesal, seharusnya sejak awal ia tidak melibatkan pria sebaik dia.
"Gwaenchana dongi~ya. Aku lebih bersalah atas perasaanmu."
Suara kedua tertahan. Yoora hanya menatap hamparan bangunan di luar sana dari balik jendelanya. Di sisi lain, Donghyuk sedang duduk kaku di dalam studio agensinya.
"Kau harus bahagia. Kali ini jangan pernah ada luka lagi. Noona."
Shin Yoora mengulum senyum.
"Sampaikan hal itu juga pada dirimu. Donghyuk~ah, kau juga harus menemukannya. Berbahagialah."
•
Dalam sebuah kisah roman, biasanya pernikahan akan menjadi gambaran akhir yang bahagia. Setelah melalui kisah yang sulit dan perjalanan yang panjang, pernikahan menjadi bagian penting dalam hasil puncak cerita tersebut.
Yoora mencebik, kutipan yang baru saja ia baca membuatnya ingin segera meminum habis segelas penuh air mineral yang ada di atas mejanya.
"God, kenapa dulu aku bisa punya mimpi dan profesi sebagai editor."
Untuk kesekian kalinya ia mengeluh. Laptop di pangkuannya kini sudah beralih lagi ke atas meja dengan layar yang masih menyala.
"Hai noona, kau sedang sibuk?."
Yoora menoleh dan mendapati Daehyun datang dengan paperbag yang sepertinya berisi beberapa makanan manis kesukaannya.
"Kau bawa apa?."
Daehyun meletakan paperbag tepat di sebelah laptop Yoora dan mencuri pandang isi benda menyala tersebut.
"Kau sedang berusaha membangun idemu lagi?."
Terdengar helaan nafas panjang Yoora. Wanita itu menyenderan kepalanya pada sandaran sofa sambil mengurut pangkal hidungnya.
"Sudah lebih dari lima tahun aku tidak pernah bersentuhan dengan alat itu. Dan kau tahu, kakak iparmu yang menyebalkan itu melarangku terjun lagi ke dunia model dan malah memintaku kembali menulis. Sungguh Cho Kyuhyun yang maha luar biasa."
Daehyun tertawa jenaka, lelaki itu menikmati kopi instan kaleng yang baru ia beli tadi dan fokus mendengarkan ocehan Yoora.
"Kalau difikir-fikir bekerja menjadi model itu lebih menyenangkan."
"Tentu saja, noona. Kau tidak perlu repot berfikir untuk mencari ide imajinasi. Lagipula, menjadi model itu terlihat lebih keren."
Yoora mengangguk setuju sambil menjentikan jarinya. Entahlah, mungkin karena semakin bertambahnya usia, Yoora menjadi malas untuk berfikir yang merepotkan.
"Jangan memanipulasi pikiran istriku, Dae."
Keduanya menoleh cepat dan mendapati Kyuhyun dengan wajah datar sedang berdiri mengawasi mereka.
"Ah, kau sudah pulang hyung."
"Aku tidak akan pernah setuju jika kau menjadi model lagi Yoo. Tidak akan."
Yoora berasap. Biasanya, ia akan mengabaikan ucapan Kyuhyun. Tetapi hari ini melihat suaminya itu tiba-tiba membuatnya begitu kesal.
Tanpa banyak bicara, Yoora menutup layar laptopnya kasar. Wanita itu berlalu meninggalkan Daehyun yang menganga menatapnya bingung dan juga Kyuhyun yang masih terdiam kaku di tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN : Replacement Woman (COMPLETED)
FanfictionShin Yoora tidak pernah tahu jika hidupnya akan hancur dalam kurun waktu yang singkat. Kenyataan jika ia harus berhadapan dengan Cho Kyuhyun membuat semua yang ia bangun selama ini menjadi sia-sia. Shin Yoora menjadi model, untuk menghancurkan Cho...