Egi POV
Hari ini ada meeting sama orang supply chain. Berarti gua harus ketemu sama Januar lagi. Setelah ga sengaja ketemu di wisudaan Nino kemarin dan acara gua nebeng ke Jakartanya pasti gua kalau ketemu dia ga akan sama lagi. Mana partner gua Farra lagi. Bisa - bisa rumor itu semakin berkembang.
"Mbak cakep banget abis cuti. Apa karena mau meeting sama ekhem." Kata Farra.
"Serah Farra aja. Kemarin ga ada keluhan soal implementasi kan?" Tanya gua. Tujuannya sih alihin perhatian.
"Aman aja Mbak, tau ga Kak Wendy ngira kakak cuti jalan sama Ekhem. Soalnya barengan gitu." Ujar Farra.
Gua ga niat menanggapi, pasti bakalan jadi berabe. Kalau saja kemarin tidak ada Meeting diantara Manager, pasti Wendy ga akan tahu kalau Januar juga izin.
"Gua kan kemarin ke wisudaan Nino."
"Tau kok, tapi lucu aja kalau godain lo sama ekhem." Kata Farra.
Farra mengganti sebutan Duren dengan Ekhem. Alasannya sih Duren sudah jadi nickname Januar dari seluruh secret admirernya. Biar beda dan spesial katanya.
"Selamat siang." Kata gua.
"Siang, ga nyangka ya Gi ketemu lagi" Ujar Januar dengan akrab saat liat wajah gua.
Farra yang disebelah gua melongo, pasti setelah ini anak itu menuntut penjelasan.
"Iya kan sekantor Jan. Kayla ga rewel kan?" Tanya gua. Soalnya gua kemarin nyampe pas Kayla masih tidur.
"Ngga kok Gi, dia cuma kesel dikit karena ga bisa dadah - dadah ke lo. Semalam dia juga cerita katanya dia pernah ketemu sama Lo sebelumnya makanya ga takut buat ikut sama Lo pas kesesat. Lo ketemu dimana emangnya?" Tanya Januar kepo. Gua lirik si Farra masih mesem - mesem.
"Oh itu pas dia pulang les piano tiga hari lalu. Gua ketemu di cafe minum teh."
Gua melirik Farra lagi kali ini senyam senyum lebar. Wajah liciknya terlihat banget. Pasti abis ini gua akan habis dia sidang.
"Aduh Mbak Egi abis ini masih harus ke departemen lain nih. Tukeran nomor handphone aja kalau mau ngobrol." Kata Farra polos.
Gua dan Januar liatin Farra setengah bengong. Berani juga dia bilang gitu, sebagai yang bawa dia gua malu sih. Suasana jadi mendadak awkward. Januar kikuk gua nya juga.
"Egi." Kata Januar.
Senyum Farra makin mengembang. Pengen gua ulek rasanya anak ini.
"Kita mulai aja sesi konsulnya Jan." Kata Gua.
"Dikantor gua dipanggil JB." Dia mengingatkan.
"Ya Pak JB."
Gua bisa melihat Farradilla menahan tawa.
Sesi konsultasi selesai setelah dua puluh menit. Gua mau langsung pamit sama Farra, tapi hal ga diduga terjadi. Walau gua masih bisa merasakan awkward moment diantara kita, gua akui dia cukup berusaha membuat suasana terlihat akrab dengan meminta kontak personal gua.
"Gi, karena Kayla ngomongin lo terus. Boleh ga gua minta kontak lo. Kali aja Kayla pengen ketemu Onty Egi."
Farra kayaknya ga bisa nahan ketawa.
"Gua duluan ya kebelet." Katanya. Kabur.
"Boleh, ini kartu nama gua."
"Thanks ya Gi."
Keluar ruangan gua ngeliat Farra ngakak sambil jongkok. Dia ga malu diliatin staff lain. Mungkin untuk memenuhi kepuasan pribadinya, ngetawain gua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pisang Jodoh ✔
ChickLitSelgiana perempuan cerdas dan mandiri. ia selalu berpikir rasional, sebelum ia terjebak dalam ketidakrasionalan pisang jodoh. book #1 from #PQRSTUproject Cover by bounjavenue #101 on chicklit (280318)