Egi POV
Badan gua rasanya lemes banget. Padahal setiap hari kerjaan gua biasa aja. Ga ada sesuatu yang berlebihan. Cuma bawaannya lemes. Puncaknya pagi ini malah menggigil. Padahal gua ga demam.
"Bun, ke dokter aja yuk. Ayah khawatir." Kata Januar.
"Ga apa kok, aku kalau meriang gini ditidurin lama juga sembuh." Ujar gua.
"Yaudah hari ini ga masuk kantor aja ya." Kata Januar.
"Iya Yah." Ujar gua.
Saat gua ga enak badan gini untungnya Januar sama Kayla ngerti. Mereka ga manja. Ibu juga baik banget sampai bikinin bubur sumsum buat gua.
"Ibu. Maaf Egi ngerjain." Kata gua.
"Ga apa Gi namanya juga kamu sakit." Ujar Ibu.
"Makasih ya Bu. Aku ngerasa ada Mamah disini." Kata gua.
"Ya kan Ibu juga Mamah kamu. Ibu suapin ya. Ini maksa." Kata Ibu.
Gua nurut aja, soalnya lemes banget juga. Mertua gua nyuapin lemah lembut banget. Berasa disuapin Ibu sendiri.
"Gi, kamu udah datang bulan belum?" Tanya Ibu.
"Belum Bu. Emang aku suka mundur gitu Bu. Kadang siklus ku 32 hari." Jawab gua.
"Dari semenjak nikah kamu belum beli pembalut ya ?" Tanya Ibu.
Gua menggeleng. Emang sih gua nikah pas masa subur. Hasil konsultasi dokter.
"Kayaknya aku ga enak badan karena mau mens deh." Jawab gua.
"Mendingan cek deh Gi. Siapa tahu udah jadi." Kata Ibu.
"Aku nya ga siap Bu. Takut."
"Jangan takut Gi. Anak itu rezeki kalau memang udah ada syukuri. Kalau belum berarti kamu sama Januar harus lebih berusaha." Kata Ibu.
"Besok pagi deh Bu aku coba tespack." Ujar gua.
Jadi kepikiran juga kalau gua lemes gini karena hamil. Kalau iya berarti Januar jago bener ya. Dapet Kayla cepet, sama gua sebulan nikah langsung jadi. Aduh Gi mikirin apa sih Lo.
Januar POV
Gua berangkat sendiri ke kantor. Setiap papasan sama orang mereka liatin gua. Mungkin segan mau nanya. Hari ini gua mampir ke ruangan Egi. Ngasih surat sakit ke Wendy.
"Wen, Egi sakit ini suratnya."
"Sakit apa?" Tanya Wendy.
"Dia lemes gitu." Jawab gua.
"ITU DIA HAMIL KALI JAAAAN." Kata Wendy heboh.
"Belum tentu Wen."
"Bisa jadi Mbak Egi itu mau halangan. Soalnya suka lemes gitu dia." Ujar Farra yang emang lagi ada di ruangan Wendy.
"Tuh kan. Jangan bikin gua seneng apa Wen." Ujar gua.
"Mending lo cek deh buat pastiin." Kata Wendy.
Gara - gara omongan Wendy gua jadi kepikiran. Tapi gua ga mau terkesan maksa Egi buat cepet hamil. Lagian kan urusan itu anugrah dari YME. Kalau gua inget masa lalu gua, sekali berbuat salah jadi anak. Giliran nikah beneran, nunggunya harus sabar emang.
Makan siang di kantor tanpa Egi rassnya sepi banget. Gua udah terbiasa sama dia terus. Padahal nikah juga baru sebulan. Akhirnya gua memutuskan gangguin Mark.
"Bini lo sakit terus ngajak gua makan bareng. Januar januar." Katanya.
"Ga apa Mark. Gua kan kangen lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pisang Jodoh ✔
ChickLitSelgiana perempuan cerdas dan mandiri. ia selalu berpikir rasional, sebelum ia terjebak dalam ketidakrasionalan pisang jodoh. book #1 from #PQRSTUproject Cover by bounjavenue #101 on chicklit (280318)