Egi POV
Hidup gua sekarang jauh lebih berwarna. Bangun tengah malam, bahkan sampai melek semalaman. Terus anak laki kan kuat banget menyusui. Bisa sampai pegel banget tangan gua. Januar juga ikut bangun. Kadang kalau Naufal nangis dia yang nina boboin.
"Kamu tidur aja Yah. Biar Naufal sama Bunda aja."
"Ga apa, kamu pasti capek seharian urusin Naufal sama Kayla. Belum kata Ibu kamu kekeh mau masak juga." Kata dia.
"Ya kan itu kewajiban aku sebagai istri kamu."
"Ini juga kewajiban aku sebagai Suami dan Ayah." Kekeh Januar.
"Kamu kan besok ada meeting pagi - pagi. Nanti susah aku banguninnya."
"Udah Bun, Naufal juga tidur kok ini." Katanya.
Baru Ayahnya bilang gitu. Anaknya nangis.
"Tuh kan, biar sama aku aja. Dia mau nya digendong sambil mimi." Kata gua.
Naufal sekarang dalam gendongan gua. Nangisnya berenti pas gua kasih mimi. Saking seringnya Naufal mimi. Kalau dia tidur gua selalu pompa ASI. Soalnya biar produksi ASI nya ga berkurang. Bahaya sih bisa - bisa anak gua mengamuk.
"Kamu ya Bang. Bisa banget diemnya. Pas Mimi sama Bunda. Kan kalau ga ada Ayah juga kamu ga ada." Katanya.
"Namanya juga Bayi Yah. Dia makin gede kenapa makin mirip kamu sih. Mana idungnya ketarik pipi tembemnya." Kata gua.
"Ga apa yang penting Abang Naufal ganteng kaya Ayah."
"Idiiih. Ayah tidur gih. Bentar lagi Bunda mau tidurin Naufal juga kok." Kata gua pas liat Naufal mulai merem.
"Aku nungguin kamu dulu. Kayaknya semenjak kamu lahiran kita ga bisa tenang ya Bun kalau berduaan." Katanya.
"Resiko punya anak bayi sama anak cewek yang kepo banget." Timpal gua.
"Pokoknya usia Naufal dua tahun kita second honeymoon ya." Katanya.
"Ya ampun Januar, anak kita aja baru lima minggu." Timpal gua.
"Abisnya aku kangen manja sama kamu." Kata dia.
"Bener kata Ibu bayi aku tiga"
"Tapi bayi ini paling gemesin kan Bun?"
"Mana gemesin. Ngeselin iya." Omel gua.
Baru saja gua menidurkan Naufal dan hendak berbaring. Pintu kamar terbuka. Kayla dengan boneka Little Pony nya masuk.
"Aku bobo sama Ayah, Bunda adik ya." Ujarnya. Dia langsung ambil posisi ditengah antara gua dan Januar. Ayahnya kecewa ga bisa meluk Bundanya.
"Bun, tadinya aku mikir kita punya anak dua lagi. Kalau gini udah deh dua aja cukup." Katanya.
Gua cuma senyum. Kalian gemesin banget sih.
👨👩👶👶
Pagi hari adalah waktu tersibuk gua. Setiap malam emang gua ga pernah bener - bener pules. Karena harus cek popok nya Naufal. Belum kalau dia lapar. Pagi harinya siapin baju sekolah Kayla sama baju kerja Ayahnya. Kalau Ibu lagi ke Rere atau Nina yang juga punya bayi, gua harus sambil gendong Naufal juga. Kalau ga gua siapin segala. Ayah jagain Naufal. Kaya pagi ini, gua super sibuk.
Pertama gua bangunin Ayah. Gua suruh mandi dulu. Abis itu Ayah jagain Naufal. Gua bangunin Kayla dan awasin dia mandi. Abis itu gua pakein dia baju. Gua langsung ke dapur. Masak nasi goreng telor ceplok aja. Cuma itu hidangan yang gua bisa buat cepet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pisang Jodoh ✔
ChickLitSelgiana perempuan cerdas dan mandiri. ia selalu berpikir rasional, sebelum ia terjebak dalam ketidakrasionalan pisang jodoh. book #1 from #PQRSTUproject Cover by bounjavenue #101 on chicklit (280318)