Egi POV
Karena insiden kedatangan Jennie ke kantor, gua diinterogasi sama gengges gua. Kali ini malah Bara ikutan. Entah kenapa Wendy mengizinkan corong gosip kantor itu ikut. Mana Januar juga ikutan diinterogasi disini sama Mark. Kita berdua berasa tersangka kasus kriminal sekarang.
"Kalian perlu ngasih kita penjelasan." Kata Nadya.
"Terus kok ada dia?" Tanya Januar.
"Bara gua ajakin biar bisa klarifikasi ke anak kantor. Lo tau sendiri kan kehidupan lo menarik perhatian." Jawab Wendy.
"Buruan cerita." Kata Mark.
"Iya jadi Jennie nyamper gua karena Kayla marah sama dia. Gua ngasih penjelasan ke dia gitu doang sih." Ujar Januar.
Ngeliat jawaban Januar yang tidak membeberkan semuanya gua jadi paham. Ga semua hal perlu gua kasih tau orang. Baiklah gua tau harus ngomong apa.
"Gua ikut biar tau juga problemnya kaya gimana. Sekalian belajar kenal Kayla. Kan kalau gua sama Jan... eh JB sampai nikah gua harus kenal sama Maminya Kayla. Tadi sekalian aja kenalan." Kata gua.
Januar terlihat puas dengan jawaban gua. Tapi tidak dengan gengges gua dan Mark. Bara sih kelihatan paham dengan alur kejadian yang gua jelaskan.
"Oh kaya gitu, tapi kenapa mantan istri lo kesini ?" Tanya Bara.
"Ya karena kalau pulang kantor nanti susah ketemu gua sama Egi langsung berdua gini. Egi pasti capek kerja, lagian kapan waktu gua pacaran berdua kalau ga pas pulang kantor. Paham lah gua kemana - mana seringnya sama Kayla." Jawab Januar.
Orang - orang langsung ketawa. Kali ini Bara terlihat puas. Dia langsung pamit keluar ruangan Wendy. Ya ruangan Wendy selalu jadi saksi bisu introgasi gua. Keempat temen gua dan Mark masih diam. Mereka menatap gua dan Januar penuh tanya.
"Kerja - kerja." Kata Mark.
Mereka akhirnya bubar tapi gua masih ditahan Wendy di ruangannya. Atasan sih bebas mau nahan nahan juga ga apa.
"Udah selesai nutup gosip di kantor, tapi gua butuh penjelasan kalian yang sejujur - jujurnya." Kata Wendy.
Jadilah gua menceritakan semuanya ke dia. Reaksi Wendy lucu, kadang matanya melotot kaya mau keluar, kadang dia ngumpat Jennie.
"Pokoknya ya Gi kalau dia macem - macem gua maju paling depan. Edan kali ya nyalahin lo karena anaknya ga mau sama dia. Bener emang Januar bilang harusnya dia ngaca. Mentang - mentang kaya sama terkenal mau menindas." Omel Wendy.
"Wenwen udahlah, toh dia juga udah mengakui. Walau gua ga yakin problemnya akan berhenti disini Wen."
"Kalau ada apa - apa cerita sama gua aja ya Gi. Gua siap bantu lo." Ujar Wendy.
"Gua balik kerja ya."
Sampai di kubikel, gua langsung buka handphone. Ada chat dari Mama, Nino mau interview di Jakarta. Gua senang dapet kabar gini. Berarti gua sama dia bisa tinggal bareng kalau lokasi kerjanya deketan. Kalau jauh sih masing - masing aja. Gua memutuslan buat telepon mama.
"Assalamualaikum Ma."
Waalaikumsalam Teh, Nino mau wawancara, mama suruh ke kos kamu dia ga mau. Katanya mau nginep di rumah Hilman.
"Ga apa Ma, kangen kali dia sama temen - temennya."
Mama liat IG kamu, kok ada foto Kayla ?
"Iya dia ajakin aku jalan Ma. Ya aku ga tega nolak anak kecil." Jawab gua sedikit boong.
Kirain kamu sama bapaknya dia sekarang Teh. Janganlah sama Duda ribet nantinya, apalagi pisahnya karena cerai hidup. Kalau cerai mati ga masalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pisang Jodoh ✔
ChickLitSelgiana perempuan cerdas dan mandiri. ia selalu berpikir rasional, sebelum ia terjebak dalam ketidakrasionalan pisang jodoh. book #1 from #PQRSTUproject Cover by bounjavenue #101 on chicklit (280318)