Egi POV
"Bunda kok aku disini?" Tanya Kayla pas bangun.
"Malem kan mendadak pulang kita. Kamu nginep di kamar Bunda." Jawab gua.
"Kok Ayah ga ikut bobo sini Bun?" Tanyanya.
"Kay lupa ya Bunda sama Ayah kan masih belum boleh sekamar nak." Jawab gua.
"Oh iya Bun. Mam apa pagi ini aku lapalr?" Tanya Kayla.
"Bunda belum belanja. Gimana kita ke pasar? Kay pernah ke pasar ngga?"
"Pelrnah bun, sama Oma udah lama banget." Jawab Kayla.
Dia sangat bersemangat gua ajak ke pasar tradisional. Dia tidak merasa risih saat melalui jalanan yang becek. Ia pun tak berhenti bertanya jenis - jenis buah - sayur yang dilihatnya. Dengan senang hati gua menjelaskannya. Gua yakin kelak Kayla akan sukses karena ia cerdas.
Kembali ke kamar kost gua, kita memasak berdua. Kayla mendapat tugas untuk mencuci sayuran. Gua pasti ngasih tugas mudah buat dia. Ga mungkin kan Kayla pegang pisau. Bisa ke gores - gores anak orang. Gagal deh gua jadi Bundanya kalau hal buruk gitu sampai kejadian.
"Bunda aku seneng banget seharian sama Bunda." Ujar dia. Setelah kita makan dan beres - beres lagi.
"Bunda juga seneng ada temen Kayla."
"Bun, kok Ayah ga kesini ya?" Tanyanya khawatir.
"Ayah lagi istirahat di rumah. Nanti juga Kay dijemput. Oh iya mau ga kita menggambar sambil nungguin Ayah." Jawab gua. Sebisa mungkin gua harus membuat Kayla ga merasa bosan. Soalnya gua baru dikasih tahu kalau Kayla dititip sampai nanti malam. Oke baiklah bukan masalah sih dititipin Kayla, nurut juga anaknya.
👪
Malamnya Januar ke kosan, Kayla udah tidur jadilah kita ngobrol dulu. Kali ini dia keliatan lebih seger ga muram kaya pas pulang dari Tanjung Lesung. Gua seneng kalau liat Januar begini, bikin gua pengen senyum terus kalau lihat dia.
"Kayaknya ada kabar baik nih." Kata gua.
"Ada kabar baik sama buruk sih, mau diceritain yang mana dulu?" Tanyanya.
"Yang buruk dulu deh, biar aku udah kesel langsung netral karena kabar baiknya."
"Dani sana Nina batal nikah Gi." Kata Januar.
"Hah? Seriusan? Ya ampun."
"Makanya pas aku balik di rumah pada nangis - nangis. Aku baru liat mereka nangis berjamaah setelah Ayah meninggal." Jawab Januar.
"Jan kamu mah orang sedih dibilang nangis berjamaah. Terus gimana sekarang?" Tanya gua. Denger Dani sama Nina yang keliatan akur aja gagal nikah bikin gua takut. Apalagi Januar kan punya mantan istri. Gimana kalau akhirnya Januar malah rujuk. Ya Allah maapin Egi, doain mereka ga rujuk.
"Panik gitu nadanya Gi, yaudah Nina nya ga bisa dihubungin dan batal. Sebenernya ada opsi tanggal 30 nanti kita aja yang nikah. Tapi Ibu bilang itu kan hajatan Mama kamu. Ga mungkin juga dadakan persiapan kurang dari dua bulan." Kata dia.
"Seriusan tadinta kita yang disuruh nikah? Ya ampun Ibu."
"Seneng ya mau nikah sama aku, sayangnga kita harus bersabar Gi, karena Ibu tetep ke rencana awal, nikahin kita awal 2019. Malah tahun ini gantiin Dani, Rere sama Hilman yang bakalan nikah." Kata Januar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pisang Jodoh ✔
ChickLitSelgiana perempuan cerdas dan mandiri. ia selalu berpikir rasional, sebelum ia terjebak dalam ketidakrasionalan pisang jodoh. book #1 from #PQRSTUproject Cover by bounjavenue #101 on chicklit (280318)