Januar POV
Senin terbahagia karena gua udah resmi ngelamar Egi. Sebentar lagi gua akan melepas masa Duda. Masa yang lebih berat secara moril daripada bujangan. Apalagi gua udah punya anak. Belum pandangan orang akan status yang gua emban di usia muda. Akhirnya perjalanan ini akan segera berakhir.
"Pak JB. Ini ada surat dari pengadilan." Ujar Alya.
Gua mengerutkan kening. Pengadilan ngasih gua surat ada apa? Perasaan gua ga ditilang dalam waktu dekat. Gua juga ga melakukan tindakan kriminal. Gua makin kaget itu dari Pengadilan Agama, segera gua membuka surat itu. Betapa kaget ya gua isinya surat banding hak asuh Kayla. Disini Jennie sebagai penggugat dan gua sebagai tergugat. Mood gua langsung hancur. Emosi gua langsung meluap. Segera gua keluar ruangan. Gua harus ngomong sama Jennie empat mata.
"Al, kalau ada yang cari saya bilang ada urusan penting."
Gua segera memacu mobil gua ke apartemen Jennie. Apa maksudnya dia menuntut Hak Asuh atas Kayla? Apa selama ini gua kurang memberikan waktu dia sama Kayla? Jen, kenapa lo selalu bikin kepala gua migrain? Bahkan setelah kita bercerai dan punya kehidupan sendiri.
Gua memencet bel, ga lama dia buka pintunya.
"Udah nerima surat panggilannya?" Tanya dia.
Gua mengepalkan tangan gua. Jangan sampai gua berbuat kasar. Apalagi dia perempuan yang melahirkan anak gua. Gua menarik nafas untuk menetralkan emosi gua.
"Maksudnya ini?" Tanya gua.
"Iya Jan." Katanya.
Segera gua sobek surat itu tepat depan mukanya. Dia kelihatan takut dengan reaksi gua.
"Jen, mau lo apa sih? Selama ini gua ngasih keleluasaan buat lo ketemu Kayla. Bahkan pas lebaran kemarin gua izinin lo bawa dia sama keluarga lo kan. Walau pada akhirnya dia tantrum dan lo nelepon gua."
"Kamu kan mau nikah lagi Jan. Aku cuma mau mastiin anak aku tetap dapet kasih sayang yang berlimpah. Tanpa merasa diduakan." Kata nya.
"HAHAHAHAHA bagus pikiran kamu Jennie Permata. Harusnya aku yang bilang gitu ke kamu."
"Jan, kamu bisa dapet hak asuh Kayla karena kamu bisa prove aku belum mampu mengurus dia. Nyatanya, perceraian dengan anak dibawah 12 tahun hak asuhnya di ibu. Kamu mencuri Kayla dari aku."
"Mencuri kamu bilang? Jennie sadar, apa lo tahu makanan kesukaan anak lo? Apa lo tahu hal yang dia ga suka itu apa? Apa lo tahu anak lo sering nangis karena kangen lo dan lo ga bisa ada? JEN! MIKIR LO!."
Selama gua menikah sama Jennie. Ga pernah sekalipun gua bentak dia. Bahkan pas kejadian itu pun gua ga semarah ini. Urusan soal Kayla bikin emosi gua ga terkendali.
"LO YANG HARUS MIKIR JANUAR !!!! LO AKAN PUNYA ANAK LAGI SAMA ISTRI BARU LO NANTI. GUA CUMA PENGEN MEMBAHAGIAKAN ANAK GUA!! SALAH SEORANG IBU BERSIKAP BEGINI!!" Dia membentak gua balik.
"Jen, lo ga tahu definisi kebahagaian anak lo sendiri. Gua ga akan pernah ngelepasin Kayla ke lo." Kata gua sebelum pergi.
"Sampai ketemu di pengadilan Januar. Saat Kayla sama gua jangan harap lo bisa liat anak lo lagi."
Gua ga takut ancaman lo Jen. Karena gua yakin Kayla pasti ga betah sama cara asuh lo. Kita liat aja nanti. Balik ke kantor, udah ada Egi di ruangan gua.
"Kok kamu disini?" Tanya gua.
Egi POV
Alya nelepon gua, katanya Januar dapet surat dari pengadilan terus langsung pergi. Mana dia bilang dari mukanya marah banget. Gua jadi panik kan. Gua hubungin, handphonenya ditinggal di ruangan. Pas dia dateng, gua lega. Calon suami gua ga kenapa - kenapa.
"Aku panik pas Alya cerita kamu pergi sambil marah - marah." Jawab gua.
"Aku pusing Gi." Katanya.
"Mau aku bikinin teh manis?" Tanya gua.
"Bukan itu. Jennie banding soal hak asuh Kayla. Barusan aku samperin dia dan cekcok." Jawabnya.
"Aku tuh capek, kenapa Jennie ga bisa biarin aku bahagia. Setelah dia rusak keluarga kecil yang aku punya, dia mau ambil malaikat kecil aku Gi." Ujarnya.
"Pasti karena dia tahu kamu mau nikah lagi kan?" Tanya gua hati - hati.
"Salah satu alasan dia. Kamu jangan jadi ga mau nikah sama aku ya Gi." Jawabnya.
"Nggalah Jan. Terus Kayla gimana?" Tanya gua.
"Bisa kita usahain, masih tahap awal kok. Akan ada mediasi sebelum sidang dan lain lain. Mungkin aku harus nyari lawyer segera." Jawabnya.
"Jan, maaf ya karena .."
"Eitssss jangan mikir karena kamu. Ini emang mantan istri aku aja yang anomali. Bukan salah kamu." Kata Januar.
Setelah denger cerita Januar, akhirnya gua tahu kenapa perasaan ga enak menghampiri gua kemarin. Ini soal Kayla ternyata. Gua ga bisa bayangin kalau memang Kayla harus sama Jennie. Gimana sedihnya Ibu. Gimana hampanya hidup Januar. Dan gua juga ga bisa bayangin kalau ga ketemu Kayla.
"Gi, jangan sedih ya. Kita berdua harus tetep urusin nikahan. Kamu fokus ke acara kita. Maaf kalau aku konsentrasinta kebagi." Kata Januar.
"Kamu seriusan tetep mau jalanin rencana nikah kita?" Tanya gua.
"Seriusan Gi. Jennie bakalan kesenengan kalau aku ubah rencana. Pokoknya semua harus terus jalan Gi." Jawab Januar.
"Jan, apa Jennie kaya gini karena dia pengen balik ke kamu?" Tanya gua polos. Itulah pertanyaan yang muncul dipikiran gua begitu denger Jennie banding soal hak asuh.
"Aku yang ga mau balik ke dia Gi. Balik ke masa lalu kaya baca novel berkali kali, udah tahu bakalan kaya gimana akhirnya. Aku ga mau gitu. Aku udah yakin sama kamu Gi. Tolong jauhin mikir kaya gitu." Ujar Januar.
"Tapi Jan.."
"Kalau alasan kamu keluarga utuh buat Kayla. Kamu Bunda dia sekarang." Kata Januar.
"Aku merasa ga berhak apapun atas Kayla Jan."
"Selgiana, untuk saat ini aku minta kamu disisi aku. Kita tetap jalankan segala rencana hidup kita. Berhenti berpikir negatif itu bener - bener bantu aku sayang." Katanya.
"Aku usahakan." Kata gua.
"Aku pengennya kamu janji." Kata Januar.
"Iya aku Janji."
"Jangan mikir negatifnya." Katanya lagi.
Siang ini, gua sama Januar makan berdua. Tapi ga banyak omongan, kita sama - sama banyak ngelamun. Rasanya baru kemarin gua bahagia. Kenapa sekarang cobaan berat langsung menghadang?
Januar POV
Kepala gua berat banget rasanya. Mikirin Kayla sama Egi. Jujur gua takut Egi malah menyerah sama gua karena masalah ini. Gua yakin dia pasti menyalahkan dirinya sendiri. Gua pun pusing mikirin anak gua. Ga bisa gua bayangin susah ketemu dia. Sehari ga ketemu Kayla aja gua kangen berat. Belum gua bilang ke Ibu. Gua ga mau bikin darah tinggi Ibu kambuh. Cukup kejadian soal Dani kemarin bikin Ibu sedih lagi.
Gua lagi coba hubungin Julian. Tapi nomornya ga aktif. Kemana lagi itu orang saat gua butuhin gini. Jujur gua stress banget sekarang. Jen kenapa lo bikin gua merasa frustasi terus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pisang Jodoh ✔
ChickLitSelgiana perempuan cerdas dan mandiri. ia selalu berpikir rasional, sebelum ia terjebak dalam ketidakrasionalan pisang jodoh. book #1 from #PQRSTUproject Cover by bounjavenue #101 on chicklit (280318)