Egi POV
Pagi ini gua sarapan bareng keluarga Januar. Mereka bener - bener open sama kehadiran gua. Apalagi Ibu, beliau bahkan membuat brownis kukus khusus buat gua. Jujur ini jadi bikin gua inget Mama. Hari hari Sabtu, sebenarnya kantor libur tapi gua dan beberapa staff termasuk Januar harus masuk.
"Ibu aku ngerepotin banget sampai dibekelin brownis segala."
"Kan katanya kamu suka yang manis sama kaya Kayla. Kebetulan aja ibu buat sekalian buat Kayla juga." Kata Ibu Januar.
"Aku ga suka brlonis Oma." Sahut Kayla.
Gua, Januar, Dani, dan Rere tertawa. Ibu keliatan malu.
"Tapi Egi suka kok Bu. Tenang aja." Kata gua mencoba menghibur ibu.
Sarapan pagi ini Kayla makan pudding sama bubur beras merah buatan gua. Ala kadarnya sih, tapi dia excited banget. Gua jadi seneng liatnya.
"Semoga Kay cepet sehat ya. Aku pulang dulu ya."
"Bunda mau perlgi ya. Malam ini Kayla bobo sendilian dong." Ujarnya.
"Kan ada Onty Rere sama Oma. Jangan manja sama Onty Egi nya Kay." Kata Januar.
"Iya aku ga akan manja. Tapi boleh ga aku digendong dulu sama Bunda." Kata Kayla memohon.
"Ayo." Kata gua.
Sekarang Kayla ada gendong gua. Sekalian gua jalan ke depan. Pas banget gua sampai teras ada mobil bmw keluaran terbaru berhenti. Gua sampai melongo liatin kinclongnya tuh mobil sampai Kayla teriak Mami. Gua perhatiin pas Jennie turun dari mobil, anggun banget. Belum dress gucci yang dia pake pas banget. Gua merasa bagai remahan renginang berdiri disitu. Mana Jennie berdiri tepat depan gua, dan ia memperhatikan gua bagai mesin scanner ujung kaki sampai ujung kepala.
"Mami kesini juga mau jenguk aku kan?" Tanya Kayla ceria. Anak itu masih digendongan gua. Beda banget sama ekspresi Ibu yang keliatan kesel, Rere sama Dani sih kaya ngeblank, kalau Januar panik, mungkin takut Ibu meledak.
"Iya, Mami mau jengukin kamu sayang. Sini gendong sama Mami." Kata Jennie.
"Bentarl, aku mau sama Bunda dulu. Ini lih Mi, Bunda yang selametin aku." Timpal Kayla.
"Kay, kan aku mau pulang, kamu sama Mami kamu ya." Kata gua.
"Bunda mau pulang ya? Padahal aku pengen ajakin Bunda main sama Mami juga." Ujarnya kecewa.
"Sekarang kamu dijagain Mami. Masa Maminya udah kesini kamu masih aku yang gendong."
"Kiss dulu." Katanya
Akhirnya gua cium pipi kanan dan kiri Kayla. Lalu anak itu berpindah ke gendongan Ibu kandungnya. Suasana masih awkward, gua sampai ga nyadar kalau Ibunya Januar udah masuk rumah. Tinggal ada Januar, Dani, sama Rere disana.
"Gua pamit dulu ya. Soalnya takut telat ke kantornya. Jan, lo ga usah masuk aja. Biar quality time sama Kayla dulu." Kata gua.
"Biar gua anter lo Teh." Kata Rere.
"Ngga Re, gua aja. Lo mendingan temenin Jennie dulu." Kata Januar.
"Gua aja deh, lo sama Kayla Bang. Re temuin Ibu dulu gih. Yuk Kak." Ajak Dani.
"Eh gua bisa kok naik taksi online. Beneran deh." Tolak gua.
"Ngga apa, kebetulan gua juga sekalian mau jemput Nina. " kata Dani.
Kerasa banget awkwardnya saudara - saudara Januar pas ada Jennie. Gua paham sih mereka pasti ikut kecewa sama tragedi itu. Tapi mau ga mau mereka harus biasa aja, karena Kayla akan selalu membutuhkan Jennie, ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pisang Jodoh ✔
ChickLitSelgiana perempuan cerdas dan mandiri. ia selalu berpikir rasional, sebelum ia terjebak dalam ketidakrasionalan pisang jodoh. book #1 from #PQRSTUproject Cover by bounjavenue #101 on chicklit (280318)