Semenjak resign kerja dan fokus mengurusi buah hatinya. Egi mengalami fase perubahan besar dalam hidupnya. Tidak ada lagi deadline berkas. Tidak asa lagi audit internal. Aktivitas hariannya hanya untuk keluarganya. Kayla yang sudah masuk TK B dan Naufal yang sudah memasuki usia lima bulan sangat menyita perhatiannya. Belum lagi mengurusi suaminya. Egi lebih lelah tapi ia lebih bahagia.
"Bun. Fokus banget liatin hp." Kata Januar.
"Aku lagi baca - baca resep MP -ASI buat Naufal." Timpal Egi.
"Bulan depan ya dia mulai makan." Kata Januar.
"Iya Yah. Makanya aku harus persiapan."
"Hebat ya Naufal punya Bunda kamu. Sampai MP ASI bulan depan aja kamu siapin dari sekarang."
"Ya aku pengen yang terbaik Yah. Katanya kan fase ini penting buat perkebangan motorik dia. Mana kan Naufal bulet banget, tengkurep aja dia kaya susah. Tapi tetep ga bisa diem." Curhat Egi.
"Lucu tau Bun. Naufal tuh kalau ikut kompetisi bayi sehat pasti menang. Kaya aku waktu bayi." Timpal Januar.
Egi tahu dari Ibu kalau Januar dulunya memenangkan kompetisi bayi sehat di acara peringan 17 agustus. Ibu juga bilang kalau Naufal itu Januar banget, ctrl c + ctrl v. Egi percaya sih karena emang Naufal anaknya Januar. Masa miripnya sama Song Jongki.
"Gi." Panggil Januar. Istrinya itu asik dengan kegiatannya mencari menu MP- ASI. Bahkan Janusr lihat dia sampai membaca jurnal soal bahan - bahan yang akan digunakan untuk menu makanan pertama Naufal nanti.
Egi hanya berdehem menyahuti Januar.
"Kamu sampai baca jurnal buat MP - ASI?" Tanya Januar.
"Ya kan harus tahu bener bener Yah. Masa emaknya gelar Sarjana Teknologi Pertanian yang lulus susah payah selama 4 tahun menghadapi perilmuan makanan ga diterapin." Jawab Egi.
"Ah iya juga. Bun udah dong baca - baca nya. Aku kangen." Kata Januar memeluk Egi.
"Masa kangen kan tiap malem juga kamu pelukin aku ya." Kata Egi.
Januar mulai dusel - dusel, menggangu kegiatan Egi. Reaksi Egi hanya tersenyum dan mengusap rambut suaminya.
"Gi, period kamu udah selesai kan?" Tanya Januar.
"Pantesan ya Ayah gini. Minta jatah toh." Jawab Egi.
"Ya kan kangen sayangku." Kata Januar.
Saat keduanya mulai bermesraan. Suara benda jatuh depan pintu mereka menghentikan kegiatan mereka. Tak lama kemudian pintu diketuk. Egi bangun dan membukanya.
"BUNDAAAAA AKU TAKUT BOBO SENDIRLI. BOBO SAMA AYAH BUNDA YA." Kata Kayla semangat.
Dia melesak masuk ke kamar dan tidur disebelah Januar. Egi menahan senyum melihat Januar menunjukan wajah kecewa.
"Iya Kay. Bobo sama Bunda aja." Timpal Egi dengan muka meledek suaminya.
Kayla kemudian tidur, memang dia pasukan pelor. Menyisakan Januar yang kecewa.
"Bun." Rengek Januar.
"Sabar ya Ayah. Gimana pun anak kita itu dua. Kalau ga Naufal nangis ya Kayla gangguin." Ujar Egi.
"Susah bener pengen berduaan sama kamu." Runtuk Januar.
"Ya resiko. Udah ah aku tidur ya sayang." Kata Egi dengan nada meledek.
Januar
Kadang gua sedih anak - anak gua sabotase Bunda mereka pagi siang sore malam. Kaya sekarang gua mau berduaan aja ga bisa. Padahal Naufal udah tidur pules eh penghuni kamar sebelah dateng. Gagal deh quality time gua sama Egi. Mana cuma gua yang keliatan kecewa, Egi malah ngeledekin.
"Kayla Kayla besok jangan pindah kamar lagi ya Nak." Kata gua sambil mencium keningnya.
"Giliran Naufak yang rewel." Timpal Egi.
"Bun ih."
"Ayah lucu deh kalau gitu." Katanya.
"Seneng ya Bun kamu diganggu anak - anak."
"Senenglah, mereka udah sd aja pasti mulai ga mau Yah bobo sama kita gini." Ujarnya.
"Iya sih mulai ada rasa gengsi." Timpal gua.
"Makanya waktu kota buat quality time nanti bakalan banyak. Sekarang sabar aja anak masih perlu perhatian ekstra." Ujarnya.
Gua hanya tersenyum sambil mengusap kepalanya. Ingin menciumnya namun apa daya. Kayla tidur ditengah - tengah. Inilah malam - malam seorang Ayah beranak dua yang susah banget berduaan sama istri. Namun gua bersyukur karena Egi selalu punya pandangan positif yang bikin gua menyadari hal lain. Benar, Egi adalah anugrah terindah yang gua miliki.
Ga banyak ya aku giung soalnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Pisang Jodoh ✔
ChickLitSelgiana perempuan cerdas dan mandiri. ia selalu berpikir rasional, sebelum ia terjebak dalam ketidakrasionalan pisang jodoh. book #1 from #PQRSTUproject Cover by bounjavenue #101 on chicklit (280318)