Mengandung konten 17+
Egi POV
Hal yang paling gua syukuri saat ini adalah Nino keterima kerja. Lokasi kantor dia emang jauh dari tempat gua. Setidaknya ada adik di kota yang sama bikin gua lega. Mudik tahun ini gua berdua Nino. Biarlah dia yang bawa - bawa tas atau desek - desekan berburu bus di kampung rambutan atau lebak bulus. Gua hanya terima beres. Namun, gua juga jadi takut karena pasti Mama bakalan sering ke Jakarta dan nginepnya di gua. Gua belum siap buat ngasih tahu soal hubungan gua sama Januar. Lebih tepatnya gua takut reaksi Mama.
"Di Kuningan ya kantor lo?"
"Iya Teh. Kost daerah mana coba gua?" Tanyanya.
"Gaya bener anak elit. Daerah tebet aja kost nya. Tinggal lurus."
"Lo pikir tinggal lurusnya daerah kuningan kaya di Tasik. Ngga kali. Ah gua pusing." Keluh Nino.
"Gua lebih pusing No. Kalau lo disini mama pasti sering kesini. Gua takut." Curhat gua.
"Bener juga Teh. Gimana atuh?" Tanya Nino.
"Teteh mah takut Mama ga restuin teteh." Jawab gua.
"Papa juga kalau mama henteu (bhs sunda - tidak) ya henteu juga." Kata Nino.
"Gimana atuh No? Teteh tuh terlanjur sayang Kayla sama Ayahnya."
"Duka atuh, Nino ga tau. Lagian teteh mah ada - ada aja. Dari brondong gelo terus sama Duda, keren sih. Hanjakal (sayangnya) pernah kawin."
"Nikah bukan kawin." Proted gua.
"Ya kalau ga kawin Kayla ga akan brojol." Timpal Nino.
"Jangan bahas itu gua jadi bayangin dulu dia sama mantannya gimana gimanaan."
"Nah, sebenernya itu juga yang gua khawatirin. Urusan ranjang dia kan udah pengalaman sedangkan lo kan bego urusan gituan. Kondom aja lo kira balon." Kata Nino.
"Noooo jangan bikin galau apa."
"Maaf ya Teh, gua kaya orang plin - plan. Gua cuma berbicara kenyataan. Gimana kalau udah nikah terus dia masih mikirin seranjang sama istri lamanya terus..."
Gua bekep mulut Nino. Diluar perasaan yang mulai bersemi, gua ga mikirin urusan itu. Omongan adik kampret gua itu bener sih. Kok gua jadi takut gini. Kan belum tentu gua nikah sama Januar. Kenapa gua harus kepikiran soal perajangan ? Emang kampret Nino.
"Napa gua dibekep sih Teh." Protes Nino.
"Jangan ngomongin gitu. Gua cemburu." Jujur gua.
Nino ngakak - ngakak sampai tiduran. Hari ini dia nginep di kamar gua. Bermodal bawa photocopy kartu kerluaga dan ktp dia diizinin nginep disini. Kost gua sebenernya campur cewek - cowok tapi pemiliknya ketat. Wajar sih sekarang kan banyak yang ekstrim - ekstrim.
"Beneran ieu mah kasmaran." Komentar Nino. Gua langsung lemparin dia boneka spongebob gua satu - satunya.
Januar POV
Malam ini Nino menang banyak, dia nginep di kamar Egi. Aduh Januar dia tuh adiknya Egi. Napa lo cemburuin. Coba ya gua bisa kaya Nino? Ya Tuhan kenapa lo mikir gitu sih Januar. Halal dulu baru mikir gitu. Jangan sampai gelar duda kelebihan hormon yang dikasih Egi itu bener.
"Re." Panggil gua.
"Napa?" Tanya Rere.
"Nino tuh adik kandung Egi kan?" Tanya gua.
"Pertanyaan macam apa itu? Ya adik kandung lah walau muka mereka beda banget. Lo kenapa randon amat?" Jawab Rere.
"Kan Nino lagi nginep di tempat Egi." Jawab gua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pisang Jodoh ✔
ChickLitSelgiana perempuan cerdas dan mandiri. ia selalu berpikir rasional, sebelum ia terjebak dalam ketidakrasionalan pisang jodoh. book #1 from #PQRSTUproject Cover by bounjavenue #101 on chicklit (280318)