Januar POV
"Ayah dalimana?" Tanya Kayla saat gua sampai rumah. Padahal dia udah keliatan ngantuk.
"Ada perlu princess biasanya ga rewel." Jawab gua.
"Sama siapa? Kok aku ga diajak." Katanya seperti menyidang gua.
"Penting ini, anak - anak ga boleh ikut." Kata gua.
"Kay percaya tapi awas aja kalau pelgi sama Bunda ga ajakin aku. Aku marlah." Ujarnya.
"Bukan kok, besok main ke Bunda aja kamu. Ayah anter." Kata gua.
"Prlomise?"
"Yes "
Anak gua udah gede, dia udah bisa sidang gua. Mana lucu pake tolak pinggang segala. Mulutnya manyun - manyun. Matanya jutek juga. Ga kebayang gua kalau jauhan sama dia.
"Aku bobo sama ayah ya." Ujarnya.
Gua pun segera ke kamar. Merapikan kasur dan berganti baju tidur. Kayla sudah mengambil alih kasur gua.
"Yah, tadi Kayla sama Oma kan main ke rumah temen Oma. Ada adik bayi. Kayla bisa punya adik ga?" Tanyanya.
"Nanti kalau Ayah punya Bunda atau Mami punya Papi, Kay bakalan punya dedek bayi." Jawab gua.
"Kalau dedek bayi dali mami nanti ga tinggal disini. Ayah sama Bunda aja bikinin aku dedek bayi." Pintanya.
Gua jadi senyam senyum sendiri, permintaan anak gua ada - ada saja. Gimana bisa gua sama Egi ngasih bayi. Nikah aja belum. Eh kok belum ga tau gua sama dia jodoh atau ngga. Ah Kayla bisa aja bikin ayah mu berharap lebih.
"Ih kok ayah diem." Katanya.
"Ayo bobo udah malem Kay."
"Kok balusan ayah senyum." Ujarnya.
"Ayah seneng soalnya bobo sama Kay." Timpal gua.
Malam ini gua tidur dengan perasaan senang. Terima kasih Selgiana dan Mikayla. Hari - hari gua sangat berwarna karena kalian. Pagi hari ini gua dibangunin Kayla. Dia nyubitin pipi sambil sesekali nepokin keras banget.
"Kay sakit Kay." Kata gua.
"Bangun kata Oma, sekalang kan lamalan Om Danik sama Tante Nina." Ujar Kayla.
Gua langsung bangun, kebanyakan pacaran sama Egi bikin gua lupa hari ini lamaran Dani sama Nina. Jujur gua agak khawatir sama mereka. Apalagi setelah Dani curhat ke gua. Ah anak Ibu gua ada aja memang ujiannya.
"Januar, ajakin Egi ya." Kata Ibu.
"Iya kak ajakin Teteh." Ujar Rere.
"Aku lupa ngasih tau Bu." Kata gua jujur.
"Udah Rere chat kok. Makanya izinin Teh Egi masuk grup keluarga cemara kak." Kata Rere.
"Iya biar pas berenam. Ga cuma berlima." Ujar Dani.
"Eh yang mau lamaran ga degdegan?" Tanya gua.
"Ya degdegan lah Bang. Namanya juga mau bawa anak gadis orang." Jawab Dani.
"Ayo berangkat." Kata Ibu.
Acara lamaran Dani lancar jaya. Gua bersyukur mereka memutuskan nikah tiga bulan dari sekarang. Egi yang ikut hadir disana juga keliatan seneng. Ya kalau tiga bulan lagi berarti 2019 gua bisa ke pelaminan sama Selgiana. Kalau kita berjodoh. Pulangnya gua bertigaan sama Egi sama Kayla. Ibu ikut mobilnya Hilman sama Rere.
"Bunda." Kata Kayla.
"Iya sayang kenapa?" Tanya Egi.
"Semalam aku minta dedek bayi sama Ayah. Kata ayah cuma bisa kalau ada Bunda. Jadi kapan Ayah sama Bunda ngasih aku dede bayi?" Tanya Kayla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pisang Jodoh ✔
ChickLitSelgiana perempuan cerdas dan mandiri. ia selalu berpikir rasional, sebelum ia terjebak dalam ketidakrasionalan pisang jodoh. book #1 from #PQRSTUproject Cover by bounjavenue #101 on chicklit (280318)