Mereka telah keluar dari gedung futsal setelah beberapa jam yang lalu mereka berada di dalamnya dan Vandra lagi-lagu ikut mereka. Entah kenapa Vandra tidak dapat menolak permintaan mereka, sehingga Vandra harus membututi mereka.
Berteman dengan mereka memang tidak ada salahnya, bahkan sekarang Vandra merasa memiliki 3 bodyguard sekaligus karena mereka selalu melindungi Vandra. Meskipun baru seminggu yang lalu mereka berkenalan, namun mereka sudah akrab seperti orang yang lama tidak berjumpa.
Bagi semua orang, Vandra adalah termasuk yang beruntung karena bisa berteman dengan mereka. Banyak sekali perempuan-perempuan yang ingin dekat dengan mereka, tetapi mereka lagi-lagi hanya mengacuhkannya. Sehingga banyak sekali siswi-siswi yang cemburu melihat Vandra, tak heran jika banyak mata yang memandang tak suka ke arahnya. Tapi Vandra tidak peduli, toh ia tidak suka dengan ketiga laki-laki ini.
"Van, bareng gue aja" tawar Ettan.
Vandra seperti berpikir sejenak.
"Ya Tuhan, pake mikir segala lagi. Rumah aja deketan" timpal Ettan.
"Temenin gue dulu dong Tan, ke toko buku. Ada yang mau gue beli" ujar Vandra "Itu juga kalau lo gak keberatan sih" lanjut Vandra dengan ringan.
"Tapi gue mau pulang dulu ya, mau mandi. Gak enak banget badan gue" ucap Ettan.
"Kelamaan!!" protes Vandra.
"Lo mah enak gak ngeluarin keringet" desis Ettan dengan pelan.
Tangan Vandra bersidekap "Yaudah kalau begitu gue juga balik dulu mau ganti baju"
"Itu namanya bolak-balik Van!" ucap Ettan yang sudah bete.
Vandra memutar bola matanya "Trus gue harus nunggu lo mandi di rumah lo gitu?" Vandra mendecak "Gak usah sekalian"
"Berantem mulu sih, heran" Juna ikut menimpali "Ke rumah gue aja, kan lebih deket tuh mallnya kalau dari rumah gue. Lo mandinya di rumah gue Tan"
"CAKEP!!" seru Ettan lalu ia memandang Vandra "Gimana mau gak?"
"Yaudah deh iya" Vandra pasrah jika sudah dengan mereka bertiga.
"Mau ikut Lang?" tawar Juna "Vanya dan Venya katanya juga pulang ke rumah gue dulu kan ikut Bryan dan Bryna?"
"Tujuan gue habis dari sini emang ke rumah lo, jemput mereka" ucap Elang
***
Mereka berempat keliling toko buku selama satu jam lebih, Vandra sejak tadi membolak-balikkan novel-novel romance, sedangkan ketiga laki-laki yang sejak tadi membututinya hanya bergidik ngeri ketika Vandra mengangkat novel itu tinggi-tinggi. Mereka tidak menyukai buku, sama sekali tidak.
Juna hanya melihat-lihat komik dari kartun kesukaannya, tetapi ia tidak ada niat untuk membelinya. Lebih baik ia menonton serial kartunnya selama berjam-jam daripada harus membaca, lebih repot dan ia tidak suka.
Ettan sejak tadi juga hanya membututi Vandra dan memberi komentar-komentar jika Vandra menginginkan saran darinya. Namun apalah boleh buat, Ettan sama sekali tidak tau mengenai novel-novel yang Vandra sukai. Dirinya bukan pemuja novel seperti Vandra, Ettan lebih baik memilih bermain game dan berlama-lama di depan komputer daripada harus melihat kertas-kertas yang disatukan itu.
Elang berbeda lagi, ia malah ke tempat alat musik yang kebetulan dijual di toko buku tersebut. Ia meraih satu gitar dan mencobanya. Tidak hanya itu, Elang juga mencoba piano. Toko buku memang menjadi tempat favoritnya, bukan karena buku tapi karema alat musik. Alat musik apapun yang baru keluar dengan spesifik yang bagus dan memuaskan pasti akan ia coba, jika ia tertarik pasti ia akan membelinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vandra & Ettan
Novela JuvenilCERITA SUDAH LENGKAP DAN TIDAK DI PRIVATE YAA! FREE FOR READ! Ettan Orlando Janes: Ettan Orlando Janes adalah siswa laki-laki yang takut akan Tuhan, taat pada agama, sayang dengan keluarganya, dan pengamal pancasila yang baik. Kehidupannya berjalan...