Di sudut meja itu terlihat foto keluarga yang terpampang jelas di mata Vandra. Ayah dari Elang, Davie, memang begitu gagah dan tampan, lalu ada Ibu nya Elang, Cara, yang begitu cantik dan terlihat ceria, serta anak-anak perempuan mereka mewarisi Ibu nya berpose dengan ceria, sedangkan Elang berpose dingin hanya menunjukkan sedikit senyumnya. Sekarang Vandra mengerti darimana sifat pendiam Elang tersebut.
"Maaf, kamu sudah menunggu lama ya?"
Suara tersebut membuat Vandra menoleh, Davie datang dengan mengulas senyum tipisnya.
Davie duduk di sofa warna hitam dan mengarahkan Vandra agar ikut duduk di sana.
"Sini saja, kita berbicara dengan santai tidak perlu formal" ucap Davie.
Vandra mengangguk serta menundukkan kepalanya sambil berjalan ke arah sofa tersebut.
"Kamu dan Gerald adalah anak yang pemberani, Om salut sama kalian" ujar Davie tanpa basa-basi "Hanya saja yang kalian hadapi terlalu bahaya untuk anak seumuran kalian, untung saja penembak itu hanya menembak Ettan bukan kalian bertiga"
"Maaf Om..." lirih Vandra sambil menundukkan kepalanya.
Vandra sekarang merasa takut berhadapan dengan Davie, ia berhadapan dengan seorang jenderal polisi bukan sebagai ayah dari temannya.
"Gerald telah menceritakan semuanya, Om mengerti dengan sikapnya yang cerdas dalam mengambil keputusan karena ini menyangkut masalah keluarganya. Pelakunya juga sudah ditangkap, jadi kamu tak perlu cemas dan khawatir"
Vandra menganggukkan kepalanya.
"Sekarang tidak ada lagi yang harus kamu pikirkan. Masalah keluarga Gerald, Om tidak mau ikut campur terlalu dalam. Hanya saja... apa benar semua yang dikatakan oleh Gerald?"
"Maksudnya Om?" Vandra sedikit mengangkat wajahnya.
"Tentang istri dari Tommy Irawan, memang sudah lama ia tidak menampakkan dirinya. Semua orang menduga bahwa ia menetap di luar negeri. Namun Gerald mengatakan..."
"Iya Om, apa yang dikatakan Gerald semuanya benar. Aku dan Gerald sudah menemui Ibu Vio di rumah sakit juga bersama Helda, anaknya yang kebetulan teman dekat Gerald"
Davie berdiri dan mengambil sebuah buku di salah satu rak yang berada di sampingnya.
"Tommy Irawan adalah salah satu orang yang paling berbahaya di kalangan pemerintahan dan juga bisnis. Om tidak pernah menangkapnya karena tidak pernah mendapatkan bukti yang jelas. Ia juga begitu licik. Ini catatan kriminalnya"
Davie menyerahkan buku kecil tersebut yang sudah terpampang jelas nama yang sejak tadi mereka bicarakan.
"Kakak Gerald, bukan satu-satunya korbannya. Sudah ada beberapa keluarga yang melaporkan kejadian ini, namun entah kenapa tiba-tiba beberapa dari mereka mencabut laporan tersebut lalu juga ada yang mengalami keguguran. Namun Om sedikit bersyukur karena kakaknya Gerald jauh dari jangkauan Tommy"
"Jika kasus ini dibuka di depan umum, apa tidak membuat malu keluarga kedua belah pihak? Maksudku, keluarga Gerald dan juga Helda akan menanggung rasa malunya..."
"Itu dia yang sedang Om bicarakan dengan Gerald. Om sedang memanggil Helda kesini. Karena penangkapan ayahnya tersebut pasti sebentar lagi akan tercium oleh media"
Vandra menjadi gusar. Ini tentang dua keluarga yang akan menjadi sorotan massa. Bagaimana nanti Helda akan menanggung malu semuanya? Termasuk dengan keadaan ibunya?
"Kasian Helda... tapi perbuatan ayahnya tidak bisa ditoleransi lagi..."
Suara pintu terketuk dari luar membuat mereka mengarah padanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Vandra & Ettan
Fiksi RemajaCERITA SUDAH LENGKAP DAN TIDAK DI PRIVATE YAA! FREE FOR READ! Ettan Orlando Janes: Ettan Orlando Janes adalah siswa laki-laki yang takut akan Tuhan, taat pada agama, sayang dengan keluarganya, dan pengamal pancasila yang baik. Kehidupannya berjalan...