14.2 Truth or Dare

2.1K 132 1
                                    

"Meski bibir ini tak berkata bukan berarti ku tak merasa ada yang berbeda diantara kita dan tak mungkin ku melewatkanmu hanya karena diriku tak mampu untuk bicara, bahwa aku ingin kan kau ada dihidupku"-Hivi, Siapkah Kau 'Tuk Jatuh Cinta Lagi

***

"ELANG KALI INI LO!" pekik Vandra dengan gembiranya saat ia tau bahwa ia bisa sedikit bernapas lega "So, truth or dare?" lanjutnya sambil menaik-naikkan alisnya.

"Gue jadi takut kalau milih dare..." Elang melirik ke arah Juna yang kini hanya diam dan tatapannya kosong "Kayaknya gue truth aja deh"

"Oke, pertanyaannya tiga" ujar Ettan dengan begitu bersemangat, lalu ia menoleh pada Vandra "Vandra, lo mau duluan?"

"Hmm... Lo duluan aja Tan, gak apa-apa" ucap Vandra mengalah.

Sebenarnya ia juga ingin tau, pertanyaan apa yang akan dilontarkan oleh Ettan yang akan membuat Elang menjadi skakmat. Karena Vandra merasa dari tiga bersaudara ini hanya Elang yang hidupnya paling tenang, paling ia hanya diganggu oleh fans-fans nya itu, selebihnya ia begitu tenang seperti air.

"Ahh Lang! Lo kenapa gak dare aja sih?" kini Ettan menjadi frustasi karena bingung ingin menanyakan hal apa untuk Ettan.

"Karena gue tau pasti kalian mau bawa-bawa orang yang selalu ngasih cokelat ke gue, kan?" Elang terkekeh karena ia bisa mengetahui pikiran sepupunya tersebut "Sayangnya tidak bisa. Gue udah tau akal busuk lo"

"Yaudah nih pertanyaan gue paling gampang" ujar Ettan dengen senyum-senyum "Kalau Dia...na..." ia terkekeh sebentar karena melihat ekspresi wajah Elang yang mulai berubah.

"Kenapa?" tanyanya dengan wajah yang datar.

Ettan berdehem sebentar "Kalau Diana minta balik ke lo gimana? Lo mau terima dia lagi?"

"Gak mungkin" Elang mendecak "Gak mungkin dia minta balikan" ujarnya kembali.

"Gak ada yang gak mungkin di dunia ini, Lang" ucap Vandra mengingatkannya "Apapun yang terasa jauh sekarang ini suatu saat akan terasa dekat dan sebaliknya"

"Betul tuh" ucap Ettan dengan bersemangat.

Mata Elang mendelik ke arah Ettan "Pengalaman pribadi ya?" lalu ia terkekeh sebentar "Mungkin apa yang lo bilang ada benernya Van, tapi kan semua keputusan berada sama orangnya"

"Dan...kalau lo milih gak mau balikan?" tanya Vandra memastikan.

Elang mengangguk "Kayaknya gue belajar banyak dari Ettan deh, karena kejadian dia sama Freya itu gue merasa...ya memang seharusnya masa lalu cukup disimpan di tempatnya"

Vandra menghela napasnya. Ia merasa juga telah melakukan hal yang sana namun bedanya tidak ada yang mengetahui hal ini, ia menyimpannya sendirian, untuk dirinya sendiri.

"Gak salah kan lo milih gue jadi panutan?" Ettan merasa penuh percaya diri.

"Mungkin suatu saat gue juga akan meniru Ettan jika Diana minta balikan" ujar Elang.

"Apa?" Vandra ingin sekali mendengarkan kelanjutannya, namun ia tersadar bahwa sekarang Ettan memperhatikannya sehingga ia membenarkan posisi duduknya.

Elang tertawa kecil, ia menertawakan Vandra yang terlihat antusias. Karena ia yakin bahwa ada 'sesuatu' diantara Vandra dengan sepupunya itu.

"Jatuh cinta sama orang lain" jawab Elang menatap Ettan lalu ia terkekeh "Bener gak, Tan?"

Ettan membuang pandangannya dan tidak bersuara apapun.

"Kalau ada sesuatu yang baru masuk dan lebih baik lalu kenapa harus mengungkit hal yang lama?" ujar Elang.

Vandra & EttanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang