22. Ternyata...

1.8K 99 0
                                    

Suara bel berbunyi berkali-kali. Vandra meloncat dari tempat duduknya, padahal ia sedang menikmati makan malamnya.

Vandra sudah hafal dengan semua hal yang dilakukan kekasihnya, seperti datang tiba-tiba ke rumahnya saat malam seperti ini. Biasanya Ettan hanya ingin makan malam bersamanya. Lebih tepatnya kekasihnya itu numpang makan malam di rumahnya.

"Biar aku aja" ucap Vandra sambil berlarian yang tidak ingin didahulukan oleh Bibinya.

Vandra berlari-lari kecil, karena ia sangat yakin yang datang adalah Ettan dengan wajah memelasnya meminta makan malam bersama. Seperti yang dilakukannya beberapa malam yang lalu, namun Vandra begitu senang karena hal itu.

"SAYANG!" pekik Vandra saat membuka pintu, ia mengangkat tangannya ke atas dan memasang wajah yang amat ceria.

Wajahnya berubah menjadi masam dan terlihat kesal saat ternyata yang dilihatnya bukanlah Ettan, melainkan Gerald. Seseorang yang sangat tidak ingin ditemuinya di dunia ini.

Gerald tersenyum senang saat melihat ekspresi Vandra yang begitu ceria, lalu berubah menatapnya dengan bingung ketika wajah itu kembali berubah.

"Aku tau kamu masih sayang sama aku" ucap Gerald dengan terkekeh.

Vandra mengerutkan alisnya.

"Aku harus terus berdiri di sini?"

Vandra masuk ke dalam tanpa mempersilakan Gerald masuk karena ia tau tanpa disuruh Gerald akan masuk ke dalam rumahnya tersebut.

Gerald duduk di sofa yang disediakan untuk tamu. Vandra melenggangkan kakinya ke dalam tanpa peduli Gerald berada di sana.

"Kamu gak mau nemenin aku?"

Vandra sedikit menoleh "Gak ada yang nyuruh kamu masuk, jadi di sini aja sendirian" ketus Vandra.

"Mei, kamu gak perlu lah ketus kayak gitu ke aku. Memangnya kalau jadi mantan harus jadi musuh?" ucap Gerald dengan santai.

"Mau apa sih datang ke sini?" tanya Vandra yang langsung pada intinya. Ia tidak mau berbelit-belit berurusan dengan Gerald.

"Aku kangen kamu, memangnya gak boleh lagi main ke sini? Apa harus pacar kamu doang yang boleh main ke sini? Soalnya di depan pagar rumah kamu, aku gak nemuin tulisan dilarang masuk"

"Besok-besok akan aku pajang besar-besar di depan pagar, kalau kamu gak boleh masuk rumahku!"

Vandra melangkahkan kakinya ke dalam rumah dan ternyata Gerald mengikutinya dari belakang.

"Aku gak mengerti, kenapa Mei ku ini sekarang menjadi galak sekali? Kamu baik-baik aja kan? Aku takut kamu jadi hipertensi"

Vandra membalikkan tubuhnya "Dengerin aku ya Gerald, hubungan kita udah selesai. Udah gak ada lagi antara aku dan kamu, tarik ucapan-ucapan kamu barusan. Aku udah gak sayang lagi sama kamu"

Gerald maju satu langkah ke arah Vandra namun dengan gerakan refleks, Vandra menjadi mundur satu langkah.

Gerald terkekeh "Aku masih sayang sama kamu"

"Aku udah engga dan perasaan itu udah mati dari lama" tegas Vandra tanpa berkedip melihat Gerald "Jadi gak ada yang perlu dibahas lagi"

Vandra menaiki tangga dengan begitu cepat, ia ingin segera memasuki kamar dan menguncinya rapat-rapat. Vandra juga tidak mendengar langkah kaki yang mengikutinya lagi, ia sedikit lega karena hal itu.

"Mei, dengerin aku dulu" ucap Gerald dengan suara yang putus asa.

Namun Vandra tidak peduli, ia tetap menaiki anak tangga tersebut.

Vandra & EttanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang